Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menegaskan relawannya akan tetap stay atau tinggal di Gaza untuk membantu misi kemanusiaan.
Meski Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), mengimbau untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di Gaza segera keluar melihat kondisi perang Hamas vs Israel semakin memanas.
"Maka dalam hal ini MER-C menegaskan bahwa relawan kita tetap stay di Gaza. Ini adalah wakil dari rakyat Indonesia, mata telinga rakyat Indonesia. Dan anak-anak Indonesia ingin mengetahui secara persis persoalan-persoalan keadaan kondisi yang ada di Gaza," ujar Kepala Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di Kantor Pusat MER-C, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2023).
Advertisement
"Oleh sebab itu, MER-C memutuskan untuk relawan tetap stay di Gaza untuk membantu korban-korban dampak perang di Gaza," sambung dia.
Sarbini menyebut, MER-C selalu hadir di tempat yang berbahaya dan berisiko. Menurut dia, relawan dikirim sudah dibekali apa saja yang harus dilakukan ketika kondisi tertentu.
"MER-C ini kan emergency ya, kita selalu ada hadir dan ada itu tempat-tempat yang memang berbahaya dan beresiko, relawan kita sudah kita bekali apa yang harus dilakukan mereka ketika kondisi seperti ini," papar Sarbini.
Dia mengatakan, basement Rumah Sakit atau RS Indonesia dapat digunakan untuk relawan tinggal, beraktivitas, dan dapat memberikan yang terbaik untuk para korban. Apalagi, kata Sarbini, jika kondisi disana semakin memburuk.
"Kalau kondisi semakin memburuk, kita menganjurkan mereka untuk tinggal di basement rumah sakit, karena segi Undang-undang bahwa rumah sakit dilindungi," terang dia.
Akan tetapi, lanjut Sarbini, menetap yang dilakukan relawan dengan catatan seperti mampu menjaga diri dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mencelakakan diri.
"Kita juga meminta sangat kepada mereka untuk tidak mendekati daerah pertempuran, tidak ikut-ikutan itu dilarang terkait ini," ucap dia.
Sarbini mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan orang tua para relawan dan sudah mendapatkan lampu hijau atau izin untuk dikirimkan ke Gaza.
Â
Bergandengan dengan Relawan Lokal
Sarbini menyebut, saat ini terdapat tiga relawan yang saat ini di Gaza.
"Kalau WNI-nya ada 5, kalau anak-anak WNI lain lagi, 3 relawan MERC, 2 eks relawan MERC," kata dia.
Pihak MER-C mengungkapkan akan bergandengan dengan relawan lokal di Gaza. Menurut Sarbini, banyak juga relawan lokal yang membantu MER-C dalam pelaksanaannya.
"Relawan lokal ya yg wafat Abu Ramzi itu memang mendampingi kita sejak kita masuk ke Gaza. Dari mulai Land Clearing sampai sekarang," kata dia.
Sarbini mengatakan, pelaksanaan bantuan yang dilakukan seperti ketika bulan ramadhan dan idul adha atau waktu-waktu tertentu untuk menyalurkan kiriman bantuan yang dibutuhkan warga Gaza.
"Jadi tetap kita akan lakukan kerjasama dengan relawan lokal," tegas Sarbini.
Sementara itu, Ketua Tim Relawan MER-C Faried Thalib menyebut, pihaknya akan mengirimkan lima orang relawan dari Indonesia, di antaranya ada spesialis orthopedi dan anestesi.
"Saya ulang, tim yg berangkat ada 5 orang. Ada dokter, dokter anestesi, orthopedi, dan 2 orang adalah engineer, 1 pembantu engineer untuk stay di dalam gaza," kata Farried.
Â
Advertisement
Kondisi Perang Hamas Vs Israel Masih Memanas, MER-C Akan Koordinasi dengan Kemlu dan KBRI Kirim Bantuan
Sebelumnya, beberapa hari belakang situasi di Gaza, Palestina semakin tegang karena saling serang antara Hamas Vs Israel. Rumah Sakit Indonesia pun terkena bom dari serangan pihak Israel.
Kondisi tersebut seperti diungkap Organisasi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Kepala Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad menyebut, Rumah Sakit Indonesia di Gaza juga terkena dampak dari serangan Israel.
Meski begitu, kata Sarbini, Rumah Sakit atau RS Indonesia di Gaza masih menerima gelombang pasien korban serangan.
"Pada hari ini RS INA di Gaza mengalami kesulitan untuk melakukan pengobatan, melakukan tindakan-tindakan operasi. Oleh sebab itu, apa yang terjadi saudara-saudara sekalian di Gaza, bahwa obat-obat bius, obat-obat yg menyangkut tentang bedah, alat-alat atau instrumen bedah semakin lama semakin menipis," ujar Sarbini saat konferensi pers pada Selasa (10/10/2023).
Sebab, lanjut dia, perang Hamas Vs Israel menimbulkan banyak korban sipil. Israel pun juga melakukan serangan balik ke wilayah Gaza dengan cukup brutal, hingga terkena masyarakat sipil.
"Dan kita juga melihat bahwa Israel melakukan serangan-serangan brutal terhadap sasaran-sasaran sipil yang ada di Gaza dg alasan markas Hamas," kata Sarbini.
Maka, dengan melihat kondisi seperti ini, MER-C pun akan mengirimkan tim bedah dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Oleh sebab itu, dalam waktu yang sangat singkat kami akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Kairo untuk bisa memfasilitasi Tim Medis dan Tim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza," ucap Sarbini.
Tim relawan akan dipimpin oleh orang yang berpengalaman di Gaza yakni Ir Faried Thalib. MER-C tidak hanya memberi bantuan kemanusiaan, tetapi juga mempersiapkan pembangunan poliklinik di samping rumah sakit.
Â
Kondisi Rumah Sakit Indonesia
Sarbini menyebut, Rumah Sakit Indonesia menjadi salah satu dampak dari serangan Israel. RS Indonesia terkena bom dari Israel.
"Kondisi rumah sakit terkena di selang pipa distributor daripada oksigen konsentrat. Jadi ada pusat oksigen konsentrat, ada pipa distribusinya itu terkena serangan bom. Namun demikian dalam proses perbaikan ya, dan sampai sejauh ini operasional rumah sakit relatif masih bisa berproses dengan cukup baik," beber Sarbini.
Dia menegaskan, RS Indonesia di Gaza sangat bermanfaat bagi warga Gaza khususnya yang menjdi korban perang dengan Israel.
"Rumah sakit itu berjarak 3 kilometer dari perbatasan jadi korban-korban langsung dievakuasi ke rumah sakit kita jadi nama Indonesia sangat dikenang," ucap dia.
Sarbini mengungkapkan, ketika kondisi semakin memburuk, relawan-relawan yang ada untuk tinggal di basement RS serta mengimbau para relawan untuk tidak mendekati daerah pertempuran.
"Karena segi Undang-Undang bahwa rumah sakit dilindungi, dan yang kedua kita juga meminta sangat kepada mereka untuk tidak mendekati daerah pertempuran," jelas Sarbini.
Advertisement