Sukses

Kemendikbudristek Minta Budaya Indonesia Dijaga: Jangan Ketika Diklaim Negara Lain Baru Teriak

Selain itu, Kemendikbudristek juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya asli daerahnya masing-masing.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Perlindungan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Judi Wahjudin mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjaga budaya sejak awal dan tidak hanya bersuara (teriak) saat diklaim oleh negara lain.

"Jaga budaya, jangan sampai nanti ketika diklaim negara lain baru teriak-teriak," katanya pada acara Sosialisasi Kemajuan Pembudayaan sebagai Haluan Pembangunan Nasional di Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Selasa.

Judi mengatakan ketahanan budaya seperti jati diri, ilmu pengetahuan dan teknologi tradisional, dan karakter bangsa merupakan aset utama Bangsa Indonesia yang menjadi ciri khas.

Dia menegaskan sejumlah kasus budaya Indonesia yang diklaim negara tetangga tidak sepatutnya terjadi, jika seluruh komponen negara secara bersama-sama terus melindungi budaya Indonesia.

Karena itu, Kemendikbudristek memberikan akses seluas-luasnya kepada para pelaku seni dan budaya untuk melestarikan budaya Indonesia, sekaligus mengembangkan kompetensinya melalui sejumlah program yang telah disediakan seperti Dana Indonesiana.

Selain itu, Judi Wahjudin juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya asli daerahnya masing-masing. Tak terkecuali kepada Pemerintah Daerah yang telah diberikan kewenangan untuk menjaga aset budaya asli daerahnya.

Dia menjelaskan, saat ini Kemendikbudristek tengah menjalankan Program Penetapan Cagar Budaya serta Warisan Budaya Takbenda secara nasional, yang dimulai dari Pemerintah Daerah disertai dengan pendampingan selama tiga tahun.

"Setelah tiga tahun, pendampingan akan dievaluasi. Jika tidak lolos kriteria, maka status sebagai Cagar Budaya atau Warisan Budaya Takbenda Nasional akan dicabut," katanya yang dilansir dar Antara.

Judi menjelaskan berbagai program tersebut merupakan upaya Pemerintah dalam menjalankan amanah Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Dia berharap seluruh pemangku kepentingan terkait dapat meningkatkan upaya yang telah dilakukan, serta memanfaatkan peluang tersebut sebaik-baiknya untuk membangun negara melalui pemajuan kebudayaan.

2 dari 4 halaman

Bandara Harus Jadi Etalase Budaya Indonesia

Sambut Hari Kemerdekaan ke -78 Republik Indonesia, suasana meriah semarak kebudayaan terlihat di area keberangkatan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Selasa (16/8/2023). 

Bahkan, panggung bernuansa Presiden Pertama Soekarno dan Mohammad Hatta tengah membacakan proklamasi, terpampang megah di bagian Island C keberangkatan. Lalu, seluruh jajaran direksi PT Angkasa Pura II mengenakan pakaian adat tradisional juga memeriahkan acara.

Kegiatan dimulai dengan membentangkan bendera Merah Putih yang diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya menggunakan alat musik Angklung, yang dibawakan oleh grop Muhibah Angklung asal Bandung - Jawa Barat. 

Bukan hanya Indonesia Raya, Muhibah Angklung yang terdiri dari anak-anak muda itu juga membawakan berbagai musik. Mulai dari Li Biamo Ne Lieti Calici dari Opera La Traviatta dari Giuseppe Verdi, Yamko Rambe Yamko dan ditutup dengan menari bersama diiringi lagu Jali-Jali.

 

3 dari 4 halaman

Festival Kebudayaan Digelar

Semua direksi APII, berbaur bersama para penumpang yang menunggu penerbangan. Tak terkecuali dengan Menteri BUMN Erick Tohir yang juga ikut sibuk mendokumentasikan penampilan Muhibah Angklung.

"Ini sejak awal ketika saat itu saya menginisiasi saya ingin menjadikan airport ini sebagai etalase kebudayaan. Itu sudah berjalan sebenarnya, di bandara Jogja, Jakarta, Bali, eh Covid, akhirnya sempat berhenti,"tutur Erick Tohir.

Lalu, melihat peningkatan penumpang dan penerbangan naik kembali. Bahkan di Bandara Soekarno Hatta kembali menjadi bandara tersibuk di Asia, festival kebudayaan yang menjadikan bandara sebagai etalase kebudayaan ini, kembali digelar.

Menurutnya, festival ini diadakan kembali, selain untuk mengenalkan kebudayaan ke turis asing yang ada di bandara, juga untuk ingatkan kembali kepada generasi muda Indonesia, untuk cinta kebudayaan Indonesia. 

"Mereka masa depan kota, nasionalisme harus jadi pijakan. Seperti orkestra angklung ini adalah diorama kebangsaan, tiap-tiap angklung berbeda nada, tapi kalau disatuin indah banget. Nah, itulah Indonesia,"ujar Erick Tohir.

4 dari 4 halaman

Ada 2 Ribu Penumpang

Bahkan, dirinya sempat ngobrol dengan dua orang turis asal Italia yang mengenalinya. Sebab, kedua turis itu mengetahui bila Erick Tohir sempat menjabat sebagai Presiden Intermilan. 

"Tadi ada turis Italia, kebetulan Interisti juga. Dia habis liburan 3 minggu di sini. Jadi tadi, Kementerian BUMN akan terus berusaha menaikan traffic kunjungan wisata Indonesia,"katanya.

Sementara, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menungkapkan, bila pada saat parade budaya ini diadakan pada saat traffic penerbangan dan penumpang tengah padat. Tercatat, total ada 32 penerbangan di satu hingga dua jam sore hari.

"Jadi kurang lebih, ada 14 domestik dan 18 internasional. Jadi selama 1 jam parade ini, ada sekitar 2 ribu penumpang di area keberangkatan Terminal 3, jadi sangat pas untuk memperkenalkan kembali budaya Indonesia," ujarnya.