Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di wilayah Ibu Kota untuk memastikan penyaluran bantuan sosial (bansos) tepat sasaran. Perbaikan dilakukan melalui verifikasi dan validasi (verivali) data.
Adapun kewenangan untuk melakukan verifikasi mengacu pada Peraturan Menteri Sosial Nomor 3 Tahun 2021. Verival terhadap data penerima bantuan sosial diperlukan karena data yang bersifat dinamis.
"Kita ketahui bahwa data bersifat dinamis, sehingga penting dilakukan evaluasi kelayakan bagi warga yang sudah terdaftar dalam DTKS (inclusion error)," kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Premi Lasari dalam keterangan tertulis, diterima Rabu (11/9/2023).
Advertisement
Bagi warga DKI Jakarta yang ingin mengecek status DTKS-nya diterima atau tidak, dapat mengakses website atau situs resmi siladu.jakarta.go.id.
"Melalui website dan aplikasi tersebut, warga Jakarta juga bisa mengirimkan saran ataupun pengaduan terkait DTKS. Aduan dari warga pun akan segera ditindaklanjuti," kata Premi.
Premi menjelaskan, proses verivali bakal terus dilakukan Dinsos DKI Jakarta setiap tahunnya secara berkelanjutan. Pasalnya, kata dia keakuratan data akan digunakan sebagai acuan pemberian bansos di Ibu Kota.
"Bagaimanapun bansos ini juga menggunakan uang rakyat, sehingga harus kami pastikan ini tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan," ujar dia.
Â
Â
Pemutakhiran Terhadap 5 Juta Lebih Warga
Lebih lanjut, Premi berujar bahwa Dinsos DKI telah melakukan pemutakhiran DTKS terhadap 5.327.074 warga yang terdaftar di DTKS. Tepatnya, pada perbaikan DTKS penetapan Februari 2022 yang dilakukan melalui musyawarah kelurahan pada Juni 2022.
Hasilnya, dari DTKS Februari 2022 itu tercatat sebanyak 4.497.724 didapati tidak layak DTKS sebanyak 1.143.639. Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan perbaikan data penerima bansos yang bersumber pada APBN, seperti PKH, BPNT dan penerima PBI JKN.
Selain itu, menurut Premi evaluasi juga telah dilakukan terhadap penerima bansos yang bersumber dari APBD pada Juli 2023. Dari penerima Kartu Lansia Jakarta (KLJ) total ada 206.695 orang, sebanyak 6.107 orang dikeluarkan dari data.
Advertisement
Rincian Warga yang Telah Dikeluarkan dari Data Penerima Bansos
Rinciannya meninggal dunia sebanyak 2.516 orang, 37 orang pindah ke luar Jakarta, memiliki mobil sebanyak 2.453 orang, memiliki NJOP di atas Rp 1 miliar sebanyak 1.059 orang, serta memiliki mobil sekaligus memiliki NJOP di atas 1 miliar sebanyak 42 orang.
"Selanjutnya, untuk penerima Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) dari 21.172 orang, ada 282 orang yang dikeluarkan dengan rincian, meninggal dunia sebanyak 214 orang, pindah luar Jakarta sebanyak dua orang, memiliki mobil sebanyak 41 orang, dan memiliki NJOP di atas Rp 1 miliar sebanyak 25 orang," kata Premi.
Ada pula penerima Kartu Anak Jakarta (KAJ) dari total 15.355 orang, ada tiga orang yang dikeluarkan dengan rincian meninggal sebanyak dua orang dan pindah luar Jakarta sebanyak satu orang.
"Sedangkan, Kartu Peduli Anak dan Remaja Jakarta (KPARJ) dari 2.527, yang dikeluarkan karena memiliki mobil sebanyak tiga orang," ucapnya.