Sukses

32 Siswa SD di Cilegon Diduga Keracunan Usai Makan Kue Pie dari Pria Tak Dikenal

32 siswa di SD Negeri Kependilan, Kota Cilegon, diduga keracunan usai memakan kue pie yang diberikan oleh seorang pria tak dikenal.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 32 siswa di SD Negeri Kependilan, Kota Cilegon, Banten mengeluh mual, sakit perut, hingga muntah-muntah pada Kamis 12 Oktober 2023 kemarin. Mereka diduga keracunan usai memakan kue pie yang diberikan oleh seorang pria misterius.

Peristiwa ini bermula ketika para siswa mendapat kue pie dari seorang pria tak dikenal saat jam istirahat sekolah, tepatnya pukul 10.00 WIB. Kue pie itu dibagikan di luar sekolah.

Ada 36 siswa yang mendapat kue pie tersebut. Namun, 32 siswa mual dan muntah-muntah setelah menyantap camilan tersebut. Bahkan tiga siswa di antaranya pingsan dan harus dibawa ke puskesmas.

"Berdasarkan informasi dari kepala sekolahnya, kejadiannya saat jam istirahat ada seseorang yang datang ke sini, membagikan makanan ringan, dan ketika anak istirahatnya selesai, ada yang mual, muntah-muntah, ada yang pingsan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon, Heni Anita Susila dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Jumat (13/10/2023).

Heni menambahkan, kondisi puluhan siswa yang diduga keracunan itu kini sudah membaik, termasuk tiga siswa yang sempat menjalani perawatan di puskemas. Mereka sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

"Kondisinya sudah membaik," ucap Heni.

Sementara, Heni mengimbau kepada semua sekolah di Kota Cilegon untuk mewaspadai pemberian makanan dari orang yang tidak dikenal, sehingga peristiwa serupa tak terulang.

"Kami berharap kejadian ini menjadi pembelajaran, jangan sampai menerima makanan apapun dari orang enggak dikenal," tambah Heni.

2 dari 2 halaman

2 Orang Meninggal Dunia Akibat Keracunan Jajanan Sate Jebred di Garut

Sejumlah warga di di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jabar, harus mendapat perawatan medis setelah mengalami keracunan usai menyantap jajanan sate jebred. Bahkan dua orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Dinkes Kabupaten Garut sampai saat ini masih melakukan penelusuran untuk mencari tahu penyebab keracunan.

"Masih ditelusuri, sumbernya dari mana, dugaan dari makanan jelas, keracunan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman, dikutip Antara, selasa (10/10/2023).

Asep menuturkan, tim dari Dinkes Kabupaten Garut sudah turun ke lapangan setelah mendapatkan banyak warga dirawat di puskesmas dan klinik, Senin (9/10/2023) karena keracunan setelah menyantap makanan.

Terkait jenis makanan yang dicurigai, kata dia, masih dalam penelusuran dengan memintai keterangan sejumlah korban yang dirawat kemudian dilakukan penelusuran awal makanan yang dikonsumsi warga.

"Kami masih di lapangan melakukan investigasi," katanya.

Ia mengatakan, terkait jumlah warga yang menjadi korban keracunan masih terus didata, karena hingga Selasa siang jumlahnya masih bertambah.

Korban keracunan itu, kata dia, tidak hanya warga Kecamatan Cilawu saja, tapi tersebar di beberapa daerah, ada juga luar kota, yakni warga dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.

"Lagi di-'update' datanya, karena nambah lagi," katanya.

Camat Cilawu Anas Aolia Malik mengatakan dalam kejadian itu tercatat sementara sebanyak 17 orang keracunan dirawat di Puskesmas Cilawu dan Klinik Cihideung, selain yang dirawat ada juga dua warga meninggal dunia.

Ia mengatakan kejadian itu bermula ketika ada laporan di Puskesmas Cilawu penuh oleh pasien korban keracunan makanan, kemudian dilakukan pemeriksaan identitas yang ternyata bukan hanya warga Garut, melainkan ada warga luar Kabupaten Tasikmalaya yang daerahnya berbatasan dengan Garut.

Informasi yang berkembang di masyarakat maupun pasien, kata dia, bahwa korban yang dirawat dan meninggal dunia karena sebelumnya mengkonsumsi makanan jenis satai kulit atau sering disebut dengan nama sate jebred.