Sukses

Hujan Deras dan Angin Kencang, Pohon Tumbang Timpa Mobil di Bogor

Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Selasa sore ini memicu pohon tumbang di Jalan Raya Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat. Insiden pohon tumbang ini menimpa satu unit mobil dan memicu kemacetan di sekitar lokasi.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pohon berukuran besar tumbang dan menimpa satu unit mobil yang tengah melintas di Jalan Raya Tajur, Kota Bogor, Selasa (24/10/2023) sore. Pohon tumbang tersebut menutup seluruh akses jalan ini.

Hujan deras yang terjadi sejak pukul 17.00 WIB di Kota Bogor menyebabkan pohon tersebut tumbang. Akses kendaraan di Jalan Raya Tajur tidak dapat dilintasi sementara waktu.

"Kendaraan enggak bisa melintas dari dua arah, tertutup pohon tumbang," ujar Rusdy warga sekitar.

Diana (42) saksi mata menuturkan detik-detik pohon tumbang. Saat kejadian dirinya hendak melintas menggunakan sepeda motor. Saat itu kondisi hujan deras disertai angin kencang.

"Saya punya feeling enggak bagus, lalu saya menepi di pinggir jalan, karena takut ada apa-apa. 5 detik kemudian pohon tumbang," ucap Diana yang hendap berangkat bekerja.

Hujan deras dan angin kencang di Kota Bogor, Jawa Barat pada Selasa (24/10/2023) sore memicu pohon tumbang hingga menimpa mobil di Jalan Raya Tajur. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Menurutnya, satu unit mobil warna hitam yang sedang melintas dari arah Kota Bogor menuju Ciawi tertimpa pohon tumbang.

Akibat kejadian ini, lalu lintas macet total dari kedua arah. Beberapa kendaraan diantaranya memilih putar arah mencari jalan alternatif.

Pantauan di lapangan pukul 17.00 WIB, di lokasi masih diguyur hujan deras disertai petir. Belum tampak petugas yang melakukan penanganan pohon tumbang.

Sementara beberapa warga terlihat sibuk mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan panjang.

2 dari 4 halaman

10 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan Akhir Oktober

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi 10 persen wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan pada akhir Oktober 2023.

Berdasarkan laman resmi BMKG, curah hujan pada Dasarian II Oktober 2023 umumnya berada pada kriteria rendah dan menengah (0-150 mm/dasarian).

Adapun wilayah yang sedang mengalami musim hujan, meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, Bengkulu, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah bagian tengah, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian kecil Papua bagian utara.

Prakirawan BMKG Hasalika Nurjanah mengatakan, sejumlah kota besar di Indonesia berpeluang diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada hari ini.

Diawali dari Sumatera, hujan dengan intensitas ringan terjadi di Banda Aceh, Medan, dan Pekanbaru. Hujan di Tanjungpinang berintensitas sedang dan Padang berpotensi terjadi hujan lebat.

"Wilayah Jambi dan Bengkulu berpeluang diguyur hujan dengan intensitas ringan. Waspadai hujan disertai dengan kilat maupun petir di Palembang," katanya. Dilansir dari Antara.

 

3 dari 4 halaman

Penjelasan BMKG Soal Fenomena El Nino

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa puncak El Nino masih akan bertahan hingga akhir Oktober. Menurut dia, transisi dari kemarau ke musim hujan akan terjadi pada bulan November.

Sehingga, dia menargetkan hujan sudah mulai turun pada bulan November. Dwikorita menyampaikan El Nino diprediksi moderat hingga akhir tahun, melemah di Februari-Maret, dan berakhir di bulan Maret.

"Namun, alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk ini mulai November, jadi kita akan insyaallah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Dengan kondisi ini, dia berharap kemarau kering yang terjadi di Indonesia dapat berakhir. Dwikorita menyebut kemarau kering di beberapa daerah akan berakhir pada sebelum November, namun ada yang lebih lama lagi.

"Artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan sehingga diharapkan kemarau kering itu insyaallah berakhir secara bertahap, ada yang sebelum November tapi sebagian besar mulai November, ada yang lebih mundur lagi," katanya. 

4 dari 4 halaman

Masyarakat Diminta Tak Lakukan Aktivitas Pemicu Kebakaran

Dia pun meminta masyarakat tak melakukan aktivitas yang dapat memicu nyala api sepanjang bulan Oktober. Sebab, akan sangat sulit melakukan pemadaman apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan di kondisi kering seperti saat ini.

"Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar," tutur dia.

"Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan," sambung Dwikorita.