Â
Liputan6.com, Jakarta - Warga yang terdampak kebakaran TPA Rawa Kucing, di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, sudah empat hari menjadi pengungsi di Aula Kecamatan Neglasari dan GOR Neglasari. Para pengungsi menyampaikan terima kasih dan merasa tercukupi dengan bantuan yang diberikan selama di pengungsian.
Bahkan, para pengungsi mengaku salut dengan kesigapan seluruh petugas. Baik, petugas di pengungsian maupun petugas pemadam yang hingga saat ini tak henti-hentinya berjuang.
Advertisement
Seperti yang diungkapkan, Melda (34), warga RT 03/RW 07, Kelurahan Neglasari, yang mengungsi dengan tiga anaknya, dimana satu di antaranya masih balita. Dia mengaku, segala kebutuhannya tercukupi selama di pengungsian, mulai dari pakaian, makanan berat dan ringan, susu kemasan untuk anak, susu formula untuk balita, pampers bahkan hingga pelayanan kesehatan yang standby 24 jam dokter dan obat-obatannya.
"Kalau saya mah merasa sudah cukup dan bersyukur banget dengan apa yang ada di pengungsian. Apa yang kurang? Saya rasa nggak ada, apa-apa semua ada disini. Sampai ke mainan anak saya aja disediakan," ungkap Melda, Rabu (25/10/2023).
Dia pun menyatakan, ini adalah sebuah musibah yang tak diinginkan siapa pun.
"Di sini nggak ada yang kurang, semua ada, apa lagi yang saya mau tuntut. Saya yakin, pemerintah juga nggak mau ini terjadi, orang mereka juga di sini kecapean. Jadi ya udah, semoga ini cepat selesai, saya nggak ada kepikiran nagih apa-apa ke pemerintah, ini musibah," tutur Melda.
Hal senada juga diungkapkan, Ika (52), warga RT 03, RW 06, Kelurahan Neglasari yang mengaku tercukupi kebutuhan dirinya sebagai lansia, selama di pengungsian. Bahkan, kata Ika makanan yang disediakan tergolong banyak, empat kali sehari ditambah camilan dengan berbagai menu bernutrisi.
"Saya di sini, disiapin selimut, pakaian, makanan nggak ada abisnya di sini. Ini mah bencana, nggak ada yang mau kejadian begini. Kalau kata cucu saya, pemadam itu superhero. Semoga mereka sehat, kita disini alhamdulillah terpenuhi segala hal, semoga cepat kembali normal," harapnya.
Sementara itu, Rini (34) yang mengungsi dengan suami dan dua anaknya, di mana satu diantaranya bayi mengaku terlayani dengan baik hingga segala perlengkapan bayi, yang tak ada kurangnya.
"Saya makan disini kapan aja ada aja. Bayi saya apalagi, mulai dari sabun bayi, telon, bedak bayi, pampers, susu, alat mandi bayi, sampai ruang menyusui juga ada disini,"katanya.
Penanganan Kebakaran di TPA Rawa Kucing Tergolong Cepat
Kemenko Maritim dan Investasi Republik Indonesia mengapresiasi upaya penanganan kebakaran di TPA Rawa Kucing di Kecamatan Neglasari Kota Tangerang. Dengan luas TPA Rawa Kucing yang hampir 35 hektare dan 80 persen lahannya terbakar, sampai hari ke 5 api sudah tidak terlihat dan hanya menyisakan gumpalan asap.
Ratusan petugas gabungan telah diterjunkan sejak hari pertama kebarakan atau pada Jumat, 20 Oktober lalu. Kemudian tim KLHK yang tergabung dalam Manggala Agni juga telibat pemadaman di hari ke 4, termasuk penerjunan helikopter water bombing yang dilakukan oleh BNPB. Sehingga upaya penanganan kebakaran di TPA Rawa Kucing tersebut dinilai relatif cepat.
Skenario yang dilakukan untuk tidak menghentikan layanan pengangkutan sampah, meskipun TPA terbakar juga mendapat apresiasi. Seperti disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Nani Hendiarti.
"Iya ini termasuknya cepat ya karena kalau dilihat dari daerah lain itu biasanya lebih memakan waktu, bahkan ada yang luasnya lebih kecil dari di sini juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk penanganannya," tutur Nani saat meninjau kondisi TPA Rawa Kucing yang didampingi Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, Selasa, (24/10/2023).
Lebih lanjut, Deputi menyampaikan, pihaknya bersama Kemenko Marves siap memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar proses penanganan kebakaran dapat semakin optimal.
"Ya agenda kita di sini adalah untuk meninjau sekaligus mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang sekiranya diperlukan untuk membantu penanganan kebakaran." imbuh Deputi.
Advertisement
Urgensi Penerapan PSEL
Menanggapi hal tersebut, Arief menyampaikan usulan kepada deputi tentang urgensi penerapan PSEL sebagai salah satu langkah untuk mengatasi kebakaran yang terjadi di sejumlah TPA di Indonesia.
"Iya karena tidak hanya di sini tetapi juga di 20 TPA lain yang ada di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Makanya perlu segera direalisasikan,"ujar Arief.
Usai menerima kunjungan Deputi, Arief melanjutkan peninjauannya untuk meninjau lokasi di sisi selatan TPA yang rencananya akan dijadikan sebagai tempat penampungan air tambahan untuk menambah suplai air bagi kendaraan pemadam kebakaran.
"Tolong camat koordinasikan dengan pihak yang berwenang agar PU bisa segera mengeruk dan bisa segera diisi air. Agar kita punya tandon air tambahan selain di pintu 2 sehingga jika muncul api lagi proses pemadaman bisa lebih cepat,"ujar Arief.Â