Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat memastikan partainya akan mengawal pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin hingga Oktober 2024.
Djarot menyebut, pihaknya bukanlah partai yang baperan sehingga pindah menjadi oposisi usai Jokowi dan keluarga melakukan manuver politik.
Baca Juga
"Iya dong (kawal). PDI Perjuangan itu bukan partai baperan. Sangat tidak baperan. Biasa. Saya bangga loh banyak kader kami itu diambil partai lain. Bahkan sudah dipecat pun diambil," kata Djarot di kawasan Matraman, Senin (30/10/2023).
Advertisement
Menurut dia, paslon Ganjar Pranowo-Mahfud Md justru akan menyukseskan dan melanjutkan program kerja Jokowi. Dia mengingatkan PDIP adalah pengusung utama Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
"Pak Ganjar dan Pak Mahfud akan lebih mempercepat lagi supaya Indonesia itu bisa unggul, mempercepat untuk Indonesia emas. Jadi kita punya kepentingan untuk bisa menjaga, mengamankan, mengawal, menyukseskan, ya kan," kata Djarot.
"Karena apa? Karena PDI Perjuangan adalah pengusung utama Pak Jokowi," pungkas dia.
Sebelumnya, Djarot menyebutkan alasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih Ganjar Pranowo sebagai capres.
Menurut dia, keputusan Megawati itu lantaran Mega tidak memikirkan keluarganya saja. Diketahui, sebelum keputusan capres PDIP, nama Puan Maharani juga santer menjadi calon kuat bakal capres PDIP.
"Kenapa harus Ganjar? Ibu Mega sudah melewati satu masa, satu fase beliau tidak mementingkan dirinya sendiri dan keluarganya. Beliau sudah selesai dengan dirinya sendiri. Yang dipentingkan adalah bagaimana masa depan bangsa kita ini," kata Djarot Saiful Hidayat di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2023).
Analisis Panjang
Menurut Djarot, Megawati melakukan analisis panjang sebelum memutuskan nama Ganjar. Ia juga menyebutkan, Ganjar dipilih bukan secara karbitan atau secara instan.
"Ganjar Pranowo itu merintis dari sangat bawah, beliau juga ikut pertama kali di dalam membangun membentuk dan mengisi sekolah partai. Kaderisasi. Kemudian ditugaskan di DPR, ini semua penugasan itu dievaluasi terus menerus," kata dia.
PDIP Bersedih
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo berkomentar terkait pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengaku sedih karena ditinggalkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan mencalonkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Ganjar pun mengakui bahwa pihaknya sempat mengalami kesedihan. Meski demikian, ia tak mau lama-lama terpuruk dan langsung bangkit bergerak.
"Kesedihan itu pasti ada tapi kita enggak akan cengeng. Banteng enggak cengeng, banteng ketaton (terluka) itu langsung bergerak," ujar Ganjar di Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2023).
Advertisement
Masih Hormati Jokowi dan Gibran
Ganjar pun menyinggung Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli). Menurutnya, peristiwa itu juga membuat PDIP sedih tetapi pihaknya bisa melewati kesedihan tersebut.
"Jadi kita tidak dalam romantisme kesedihan tapi kita harus berjuang. PDIP waktu PDI dihajar habis-habisan bahkan ada yang mati. Jangan lupa dengan Kudatuli lho ya," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Maka dari itu, Ganjar Pranowo pun menegaskan ia masih menghormati Jokowi dan Gibran karena hal itu merupakan pilihan politik masing-masing.
"Kita coba fight terus, kita enggak cengeng dengan segala apa yang terjadi dan sampai detik ini saat ini saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran sebagai suatu pilihan-pilihan politik," kata Politikus PDIP ini.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan kondisi terkini di tubuh partai berlambang banteng moncong putih itu.
Dia turut menyinggung keterlibatan sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam situasi tersebut.
“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini. Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” tutur Hasto dalam keterangannya, Minggu (29/10/2023).