Liputan6.com, Jakarta - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) TB Hasanuddin mengaku tersinggung dengan pencopotan baliho bendera PDI Perjuangan dan baliho capres - cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Kabupaten Gianyar, Bali.
Pencopotan baliho tersebut dilakukan di sepanjang jalan menuju tiga lokasi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Batu Bulan, Kabupaten Gianyar serta di daerah Kota Denpasar, Bali.
Baca Juga
"Sebagai kader PDI Perjuangan saya merasa tersinggung dengan pencabutan baliho Pak Ganjar dan Pak Mahfud dan bendera yang merupakan lambang kebanggaan kami hanya karena ada kunjungan Presiden ke Bali untuk meninjau harga. Aneh kan?," kata Hasanuddin dalam keterangannya, Rabu (1/11/2023).
Advertisement
TB Hasanuddin juga mempertanyakan apakah ada aturan yang dilanggar sehingga baliho dan bendera PDI Perjuangan dicabuti.
"Perlu juga diingat selama ini Pulau Bali merupakan basis massa PDI Perjuangan jadi wajar-wajar saja bila baliho dan bendera PDI Perjuangan banyak dipasang di sana," tegasnya.
TB Hasanuddin menegaskan pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait pencabutan baliho dan bendera PDI Perjuangan.
"Yang jelas kami akan selidiki lebih lanjut, apakah pencopotan ini merupakan satu upaya provokasi atau apa. Tentu kami tak akan diam saja," tegasnya.
Jangan Ganggu Banteng
Sebelumnya, Petugas Satpol PP Bali mencabut bendera PDI Perjuangan dan baliho paslon Ganjar Pranowo - Mahfud Md, jelang kunjungan kerja Presiden Jokowi di Gianyar, Selasa (31/10/2023).
Menanggapi pencopotan tersebut, Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun mengingatkan bahwa Bali adalah kandang Banteng.
“Kita tau Bali sarangnya banteng, kandangnya banteng. Jadi kalau sampai ada yang berani melakukan tindakan begitu itu mereka harus segera melakukan investigasi ke bawah. Saya bisa melihat ke bawah sebagai sebuah provokator masa kadang orang bisa berani sekeras itu,” kata Komar di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (31/10/2023).
Komarudin mengingatkan apabila pihaknya diganggu maka bisa membalas secara brutal. “Banteng jangan diganggu, banteng kalau diam jangan diganggu, karena kalau dia bangun dia brutal itu banteng. Jadi banteng gak ada itu cengeng-cengeng. Iru banteng itu cuma kalau diam jangan diganggu itu berbahaya,” kata dia.
Menurut Komarudin, urusan pribadi atau kelompok seharusnya dibatasi dalam pemilu agar pesta demokrasi berjalan lancar.
“Kita harus berdoa supaya semua proses semua kepentingan semua urusan pribadi kelompok di batasi supaya pemilih ini berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Advertisement
Baliho Ganjar-Mahfud Dicabut Jelang Kedatangan Jokowi
Sebelumnya, Petugas Satpol PP Bali mencabut bendera PDI Perjuangan dan baliho calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo - Mahfud Md jelang kunjungan kerja Presiden Jokowi di Balai Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Selasa (31/10/2023).
Petugas Satpol PP awalnya mencopot sejumlah bendera Partai PDI Perjuangan yang banyak dipasang di area pagar tembok Balai Desa Batu Bulan.
Mereka juga mencopot sebuah baliho Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang tepat berada di seberang jalan atau di depan Balai Desa Batu Bulan.
Presiden Jokowi dalam jadwal kunjungan kerjanya akan mengunjungi Balai Desa Batu Bulan dan acaranya bertema"Peninjauan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah untuk Bantuan Pangan Beras".
Rombongan Kepala Negara dijadwalkan tiba sekitar pukul 12.00 Wita. Sementara warga desa sudah banyak mendatangi tempat acara untuk menunggu kedatangan Presiden Jokowi.
Terkait hal itu, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali I Gusti Ngurah Jaya Negara mengaku tidak mengetahui pencopotan bendera PDIP dan baliho Ganjar-Mahfud.
Dia meminta agar awak media menanyakannya kepada Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali Wayan.
"Saya belum tahu. Ini saya lagi di Jakarta mohon maaf dan konfirmasi ke Bapak Koster yah. Saya pas di Jakarta saya tidak tahu mohon maaf. Kalau saya belum tahu, baru saya dengar saya cek ini, pencabutan saya tidak tahu," kata Ngurah Jaya.
Kasat Pol PP Kabupaten Gianyar I Made Watha yang coba dikonfirmasi juga mengatakan agar awak media bertanya pada Kepala Satpol PP Bali.
"Maaf minta konfirmasi ke Satpol-PP Provinsi Bali, karena yang bersangkutan menurunkan. Satpol PP Kabupaten Gianyar tidak ada yang menurunkan," ujar dia.