Sukses

Ketum Badko HMI Jabodetabeka-Banten Sebut Boikot Produk Israel di Seluruh Dunia Bentuk Perlawanan

Seruan untuk boikot produk pro Israel tengah menggema di jagat maya. Terkait hal itu, Ketua Umum Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Adhiya Muzakki, melihat hal ini sebagai bentuk perlawanan.

Liputan6.com, Jakarta Seruan untuk boikot produk pro Israel tengah menggema di jagat maya. Terkait hal itu, Ketua Umum Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Adhiya Muzakki, melihat hal ini sebagai bentuk perlawanan.

"Serangan Israel ke Palestina sudah tidak bisa dimaafkan. Kita harus mengecam Israel, dan salah satu caranya adalah dengan melakukan pemboikotan seperti yang dilakukan oleh seluruh warga negara di dunia," kata dia dalam keterangannya, Kamis (2/11/2023).

Dia menuturkan, mengatakan bahwa ajakan boikot itu, selain untuk melawan Israel, juga bisa berdampak positif untuk memperkuat industri dalam negeri.

"Berbagai produksi dalam negeri bisa lebih diminati oleh masyarakat Indonesia, dan dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh pasar domestik," ungkap Adhiya.

Adhiya juga berharap pemerintah Indonesia tidak membuka kembali hubungan diplomatik dengan Israel.

"Pemerintah jangan lagi bernegosiasi. Sudah cukup kita lihat kekejaman mereka. Kita harus mengecamnya," kata dia.

Seruan untuk boikot produk pro Israel tengah menggema di jagat maya. Di media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dan TikTok banyak pengguna yang menggunakan tagar "BDSMovement".

Dikutip dari Vox, Rabu (1/11/2023), ini merupakan orang-orang yang menyebut merek-merek yang memiliki hubungan dengan Israel dan menyerukan boikot. McDonald's menjadi sasaran setelah sebuah lokasi di Israel menawarkan makanan gratis untuk militer Israel.

Begitu pula jaringan makanan cepat saji global lainnya seperti Domino's Pizza dan Burger King. Beberapa di antaranya memboikot Starbucks setelah perusahaan tersebut menggugat serikat pekerjanya pada Oktober 2023 atas akun media sosial serikat pekerja yang mengunggah dukungan untuk warga Palestina.

 

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Gerakan Demonstrasi

Sementara itu, demonstrasi yang diselenggarakan oleh kelompok lokal yang berafiliasi dengan BDS sedang terjadi di seluruh dunia. Secara sederhana, Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) Movement adalah gerakan protes non-kekerasan global.

Gerakan ini berupaya menggunakan boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, divestasi keuangan dari negara, dan sanksi pemerintah untuk menekan pemerintah Israel agar mematuhi hukum internasional dan mengakhiri kebijakan kontroversialnya terhadap Palestina. Kebijakan yang kini digambarkan oleh beberapa pakar hak asasi manusia dan pakar hukum sebagai apartheid.

BDS adalah sebuah taktik, bukan sebuah organisasi, sehingga kelompok-kelompok yang berbeda berkampanye sendiri yang mungkin berfokus pada serangkaian target yang sedikit berbeda, meskipun semuanya memiliki landasan moral dan taktik perlawanan yang damai. BDS mengambil inspirasi langsung dari perjuangan anti-apartheid di Afrika Selatan dan gerakan hak-hak sipil AS, yang keduanya secara efektif menggunakan boikot.

 

3 dari 3 halaman

3 Tuntutan

Aktivis anti-apartheid di Afrika Selatan, Uskup Agung Desmond Tutu, adalah pembela gerakan BDS yang bersemangat, dan menyebut persamaan antara apartheid di Afrika Selatan dan Israel "sangat mencolok." Salah satu arahan BDS adalah untuk menggoyahkan dukungan Barat terhadap pemerintah Israel.

Mereka menganjurkan "pergeseran narasi mengenai persoalan Palestina, yang akan fokus pada hak-hak warga Palestina," kata juru bicara Komite Nasional BDS, yang mewakili kelompok masyarakat sipil Palestina yang mendirikan BDS, kepada Vox.

Situs BDS mengidentifikasi tujuh kelompok advokasi AS yang bersekutu dengan BDS, termasuk Jewish Voice for Peace, Democratic Socialists of America, dan US Campaign for Palestinian Rights. Tokoh masyarakat yang menyatakan dukungannya terhadap BDS, yakni Rep. Cori Bush (D-MO), musisi Lauryn Hill, dan penulis Sally Rooney, Naomi Klein, dan Arundhati Roy.

Yang menyatukan kelompok-kelompok dan individu-individu ini adalah tiga tuntutan utama, yakni:

  1. Agar Israel mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur;
  2. Memberikan hak penuh kepada warga Palestina terhadap Israel;
  3. Mengizinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka.

Â