Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden Prabowo Subianto mengungkapkan ada menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yang berpaham neoliberalisme atau neolib. Hal itu diungkapkan Prabowo saat paparan di dalam pidatonya saat Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2023, Selasa (7/11/2023).
Mulanya, Prabowo sedang memaparkan slide berkaitan dengan Jokowinomics: Aplikasi Nyata Ekonomi Pancasila oleh Presiden Jokowi. Menurutnya, hal itu berhasil membela rakyat Indonesia.
Baca Juga
"Kalau melihat data ini, ya sudahlah, harus diakui bahwa Presiden Jokowi dan pemerintahan yang beliau pimpin, ya berhasil membela rakyat Indonesia," kata Prabowo memaparkan slide dilihat di kanal YouTube LDII TV.
Advertisement
Prabowo lantas menceritakan bagaimana jalannya sidang kabinet. Menurut Prabowo, Jokowi selalu memikirkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
"Saya rival yang dikalahkan, begitu saya masuk kabinet saya lihat, kan saya hadir sidang kabinet. Saya lihat kebijakan-kebijakan selalu memikirkan bagaimana rakyat kecil, bagaimana orang miskin. Itu selalu fokus beliau," kata Prabowo.
Namun, di luar kebijakan Jokowi yang pro rakyat kecil itu, ada menteri-menteri yang neolib. Prabowo enggan mengungkapkan siapa menteri-menteri yang dimaksud.
"Ada juga menteri-menteri yang neolib itu, gue enggak sebut siapa namanya. Enggak boleh dong, enggak etis karena kan kita harus kompak, tapi neolib gimana?" kata Prabowo disambut tawa.
Prabowo lalu mencontohkan saat menteri-menteri neolib tersebut berkomunikasi dengan Presiden. Salah satunya saat membahas utang negara.
"Selalu aku lihat kadang-kadang coba-coba 'uh bapak presiden' intinya enggak usah, enggak, harus. Nanti utang kita terlalu banyak, utang kita salah satu terendah di dunia sekarang," kata Prabowo.
Di Depan Prabowo, Jokowi Sebut Indonesia Butuh Pemimpin Kuat
Hadir juga Presiden Jokowi dalam Rakernas LDII 2023 di Grand Ballroom Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur. Saat menyampaikan sambutan, Jokowi menyebut, dengan tantangan global yang akan dihadapi di masa depan, Indonesia membutuhkan pemimpin kuat.
Tak hanya itu, kata Jokowi, Indonesia juga membutuhkan pemimpin yang memiliki karakter mau merangkul, kompak, dan solid untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
"Sekali lagi, dibutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat. Kepemimpinan nasional yang mempersatukan, kepemimpinan nasional yang mau merangkul semuanya untuk kekompakkan, kesolidan, untuk persatuan negara ini dalam mencapai sebuah cita-cita besar. Indonesia Emas 2045," ujar Jokowi.
Usai acara, Jokowi tak menjawab dengan lugas saat ditanya oleh awak media, apakah pemimpin kuat tersebut merujuk ke Prabowo Subianto. Dia hanya mengatakan, tantangan yang dihadapi Indonesia semakin sulit sehingga dibutuhkan kepemimpinan kuat.
"Karena yang kita hadapi tantangan-tantangan yang berat, tantangan-tantangan eksternal yang sulit diprediksi, tantangan-tantangan yang sulit dihitung," ujar Jokowi usai acara.
"Kadang-kadang munculnya tiba-tiba, munculnya tanpa diprediksi sehingga sekali lagi, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, leadership yang kuat dibutuhkan," sambung dia.
Advertisement
Banyak Tantangan yang Bakal Dihadapi Indonesia
Dalam sambutannya di Rakernas LDII, Jokowi mengatakan tantangan yang dihadapi ke depan tidaklah mudah. Salah satunya, ketidakpastian ekonomi global yang sulit diprediksi dan dikalkulasi. Kedua, tantangan perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan di hampir semua negara.
"Dulu kita kalau ada perubahan iklim, ya hanya dalam kata-kata sekarang sudah nyata. Kekeringan hampir di semua negara sekarang terjadi. Panas bumi yang naik, gelombang panas kita ada 7 provinsi kemarin kekeringan sehingga produksi beras kita menurun," jelas Jokowi.
Selain itu, Jokowi menyampaikan perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia dan Gaza membuat tantangan global semakin sulit. Dia menuturkan perang-perang tersebut berdampak terhadap Indonesia.
"Itulah tantangan yang ke depan semakin tidak mudah. Tapi sekali lagi, dengan karakter yang kita bangun, sektor SDM yang kita bangun kita yakini insyaallah kita bisa mencapainya," tutur Jokowi.
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com