Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Jokow Widodo (Jokowi) menyampaikan empat hal yang dinilai sebagai cara konkret, demi menghentikan kejahatan kemanusiaan Israel atas Palestina. Menurut Jokowi, cara tersebut bisa digunakan untk menciptakan two state solution Israel-Palestina.
“Pertama, gencatan senjata harus dapat segera dilakukan, tanpa gencatan senjata situasi tak akan membaik,” kata Jokowi di KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Riyadh, Arab Saudi, Minggu (12/11/2023).
Baca Juga
Jokowi mencatat, Israel telah menggunakan narasi self defense dan terus melakukan pembunuhan rakyat sipil. Hal itu menurut Jokowi adalah kolektif punishment dilakukan Israel terhadap invasinya.
Advertisement
“Kita semua harus mencari jalan agar Israel segera melakukan gencatan senjata,” tegas Jokowi.
Kedua, lanjut Jokowi, bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperluas jangkauannya. Selain itu, harus mengusulkan diusulkan mekanisme bantuan yang lebih predictable dan sustainable. Dia mencontohkan, Indonesia telah mengirim bantuan kemanusiaan dan kedepan akan menambahkan lagi bantuannya.
“Di sisi lain situasi kemanusiaan juga sangat memprihatinkan, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara terus menjadi sasaran serangan Israel dan sudah kehabisan bahan bakar, untuk itu Indonesia meminta semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional,” tutur Jokowi.
Ketiga, sambung Jokowi, OKI harus menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang telah dilakukan, dengan mendesak diberikannya akses pada independent internasional comission of Inquary of the occupied Palestenian teritory yang dibentuk Dewan HAM PBB.
“Hal ini demi melaksanakan mandat dan terus mendukung proses advisory opinion di Mahkamah Internasional,” yakin Jokowi.
Keempat, Jokowi meminta OKI bisa mendesak agar perundingan damai dimulai kembali segera. Hal ini demi terwujudnya two state solution dan menolak pemikiran one state solution karena pasti Palestina yang dikorbankan.
“Jika memang mekanisme kuartet sudah tidak dapat diandalkan, maka OKI harus mendorong proses negosiasi damai dengan format baru,” Jokowi memungkasi.
Bertemu Raja Yordania
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Yordania, Abdullah II bin Al-Hussein. Pertemuan itu terjadi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023).
Pada pertemuan itu, Jokowi tegas mendukung kepemimpinan Raja Abdullah II bin Al-Hussein dalam upayanya mewujudkan perdamaian menuju Palestina yang merdeka.
"Mendukung upaya King Abdullah mendorong perlunya terobosan politik bagi dimulainya proses perdamaian menuju kemerdekaan Palestina," ujar Jokowi di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, seperti dikutip Minggu (12/11/2023).
Jokowi menyebut, Indonesia dan Yordania memiliki cara senada untuk Palestina dan Israel yakni two states solution atau solusi dua negara. Maka dari itu, pemindahpaksaan warga Palestina harus ditolak. Akses bantuan kemanusiaan harus dipastikan aman
“Predictable, sustainable dan menjangkau seluruh warga," tegas Jokowi.
Advertisement
Pentingnya Persatuan di OKI
Kepada Raja Yordania, Jokowi juga menekankan pentingnya OKI bersatu jadi bagian dari solusi dan menghasilkan langkah konkret agar situasi di Gaza membaik. Gencatan senjata harus segera dilakukan dan koridor kemanusiaan harus diwujudkan segera.
Menjawab hal itu, Presiden Yordania mengatakan Indonesia merupakan salah satu co-sponsor Resolusi Majelis Umum PBB yang disahkan 27 Oktober lalu di New York dan custodian situs suci agama Islam dan Kristen di Yerusalem.