Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak mahasiswa Stanford University untuk study tour ke Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur. Jokowi bahkan siap menjadi pemandu untuk memperkenalkan konsep dan progress pembangunan IKN.
"Saya kira mungkin akan menjadi sebuah ide yang baik, ide yang seru jika mahasiswa Stanford University melakukan study tour ke Nusantara untuk melihat lebih dekat proses dan progressnya," kata Jokowi saat menjadi pembicara dalam Kuliah Umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat, sebagaimana dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (16/11/2023).
Baca Juga
"Saya ini lulusan kehutanan. Jadi jika nanti dibutuhkan, saya bisa menjadi guidenya (pemandu)," sambung dia.
Advertisement
Menurut dia, banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa Stanford University di IKN. Misalnta, melakukan riset kilat tentang IKN dan belajar soal sisi keberlanjutan dalam membangun sebuah green city atau kota hijau.
"Kalau ada yang tertarik (ke IKN), silakan tunjuk jari karena saya memang sudah mendengar bahwa Stanford University akan membangun kemitraan dengan Otorita Ibu Kota Nusantara," ujar Jokowi.
Di sisi lain, dia menyampaikan IKN akan menjadi ibu kota Indonesia baru yang berbasis smart forest city atau kota pintar berbasis hutan. Sehingga, 70 persen area IKN Nusantara akan berisi pohon-pohon dan area hutan.
"Dan kita nanti akan menggunakan juga energi hijau dari matahari dan dari hidro," tuturnya.
Selain itu, Jokowi mengatakan pemerintah telah membangun pusat persemaian atau nursery center serta botanical center berkapasitas 15 juta bibit pohon per tahun. Nantinya, jutaan bibit pohon itu akan di tanam di IKN dan Pulau Kalimantan setiap tahunnya.
"15 juta bibit pohon per tahunnya yang itu nanti kita tanam setiap tahun di Ibu Kota Nusantara dan di Pulau Kalimantan. Ini lah showcase transformasi Indonesia," pungkas Jokowi.
Jokowi Bahas soal Dana Transisi Energi Berupa Utang
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengkritik soal pendanaan untuk transisi energi yang diberikan kepada negara berkembang namun dalam bentuk pinjaman atau hutang. Hal ini, kata Jokowi, menambah beban negara-negara berkembang dan miskin yang berusaha melakukan transisi energi.
Jokowi mengatakan bahwa pendanaan dan transfer teknologi menjadi kendala bagi Indonesia dan negara berkembang untuk melakukan transisi energi. Menurut dia, pendanaan kepada negara berkembang seharusnya bersifat membangun.
"Ini menjadi selalu menjadi tantangan besar karena memang kita butuh investasi yang sangat besar serta transfer teknologi dan kolaborasi. Ini lah yang menjadi tantangan dan sering menyulitkan negara-negara berkembang," kata Jokowi Jokowi saat menjadi pembicara dalam Kuliah Umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat, sebagaimana dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (16/11/2023).
"Sampai saat ini yang namanya pendanaan iklim masih business as usual, masih seperti commercial banks. Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang," sambungnya.
Jokowi menjelaskan perubahan iklim dan transisi energi saat ini merupakan hal yang sangat mendesak sebab kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja. Namun untuk melakukan perubahan iklim serta transisi energi dibutuhkan kerja sama dari semua negara.
"Kita tahu dunia ini tengah sakit, perubahan iklim transisi energi adalah isu yang sangat-sangat mendesak," ucapnya.
Advertisement
HUT RI pada 2024 Tetap Digelar di IKN
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI pada 17 Agustus 2024 akan tetap dirayakan di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur. Jokowi memastikan rencana ini akan tetap direalisasikan, meski pembangunan IKN belum rampung pada 2024.
Menurut dia, perayaan HUT ke-79 RI di IKN ini sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah memiliki ibu kota baru. Jokowi sendiri menargetkan seluruh pembangunan IKN baru selesai 20 tahun mendatang.
"Tahun depan Indonesia berencana akan merayakan hari kemerdekaan di Nusantara untuk menunjukkan bahwa kita telah memiliki ibu kota baru meskipun mungkin selesainya ibu kota ini baru 15 atau 20 tahun yang akan datang," kata Jokowi saat menjadi pembicara dalam Kuliah Umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat, sebagaimana dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (16/11/2023).
Â