Sukses

Tim Gabungan Kesulitan Evakuasi Dua Bangkai Pesawat TNI AU di Pasuruan

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto, mengatakan pihaknya bersama tim gabungan TNI-Polri dan Basarnas kesulitan mengevakuasi dua bangkai pesawat milik TNI AU yang jatuh di dataran tinggi Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto, mengatakan pihaknya bersama tim gabungan TNI-Polri dan Basarnas kesulitan mengevakuasi dua bangkai pesawat milik TNI AU yang jatuh di dataran tinggi Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan.

"Jadi, sementara baru bisa mengevakuasi korban dalam pesawat. Sedangkan badan pesawat masih belum, karena menuju lokasi sangat terjal," ujar Gatot, Kamis (16/11/2023).

Gatot menyampaikan, kedua pesawat itu jatuh di dua lokasi berbeda di Kabupaten Pasuruan. Satu pesawat jatuh di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.

Sementara itu, satu pesawat lagi jatuh di kawasan Gunung Kundi, Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan. Ini adalah wilayah perbatasan antara Pasuruan dengan Probolinggo.

"Kami juga belum bisa membawa alat berat ke lokasi, karena lokasi yang terjal, jurang, dan akses memang susah untuk dijangkau," kata Gatot.

Evakuasi 4 Jasad Korban

Gatot sebelumnya mengungkapkan, pihaknya bersama tim gabungan TNI-Polri dan Basarnas telah mengevakuasi empat orang korban jatuhnya dua pesawat TNI AU di sekitaran dataran tinggi Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan,

"Total ada empat orang dalam dua pesawat yang jatuh itu. Jadi, satu pesawat masing-masing ada dua orang, pilot dan copilot pesawat tersebut," ujar Gatot, Kamis (16/11/2023).

Gatot mengatakan bahwa empat orang korban pesawat jatuh itu ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Kondisi tubuh juga diketahui dalam keadaan utuh.

"Jenazah sudah dievakuasi dan sudah kita serahkan ke pihak TNI AU," ucap Gatot.

Gatot menyebut, kedua pesawat TNI AU itu jatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, namun lokasi berjauhan. Satu pesawat jatuh di sekitaran area Perhutani blok watugedek, masuk Kecamatan Lumbang.

"Untuk pesawat satunya jatuh di area Taman Nasional Bromo Tenggenger Semeru (TNBTS) di sekitaran Gunung Kundi, perbatasan Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo," ujar Gatot.

2 dari 4 halaman

Jasad Korban Dilakukan Pemeriksaan DVI

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati menjelaskan jenazah yang telah ditemukan yakni, Kolonel Penerbang Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor Pnb Yuda A. Seta.

Sementara untuk satu lainnya yakni Letkol Pnb Sandhra Chevron" Gunawan (Komandan Skadron Udara 21) masih dalam pencarian.

Dua jenazah almarhum atas nama Subhan dan Yuda A. Seta sudah dilakukan evakuasi untuk dibawa ke Lanud Abd Saleh Malang.

"Dua jenazah sudah diangkat oleh SAR dan akan dibawa menggunakan ambulans menuju Lanud Abd Saleh," kata Agung, dikutip dari Antara.

Jenazah korban pesawat jatuh tersebut akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. TNI Angkatan Udara juga mendapatkan bantuan dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari kepolisian.

"Jenazah akan dibawa ke Lanud dan akan diperiksa terlebih dahulu, akan diperiksa kondisinya. Kami mendapatkan bantuan dari DVI. Kita akan periksa. Setelah itu disemayamkan di hanggar skadron dan akan dimakamkan di lokasi yang diminta keluarga," kata Agung.

 

3 dari 4 halaman

Sebelum Jatuh, Dua Pesawat TNI AU Hilang Kontak

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati menjelaskan lokasi kecelakaan dua pesawat dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 berada pada dua tempat yang berbeda. Namun titik lokasi kecelakaan tersebut keduanya berada di sebelah utara wilayah pegunungan.

"Dua pesawat itu jatuh di tempat berbeda, satu di sebelah utara, dan satu lainnya agak ke selatan. Namun keduanya berada di sebelah utara wilayah pegunungan," kata Agung.

Pesawat Hilang Kontak Pukul 11.18 WIB

Agung menyatakan pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano yang jatuh di Desa Keduwung, Puspo, Pasuruan, hilang kontak Sejak Kamis (16/11/2023) pukul 11.18 WIB.

Pada waktu itulah, pesawat tersebut diperkirakan mengalami kecelakaan dan jatuh di areal perkebunan warga.

Agung menyatakan, kedua pesawat sebagaimana hasil pengecekan awal tim Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh dinyatakan layak terbang. Pesawat TNI AU itu pun hendak melakukan latihan penerbangan rutin.

Di mana, kedua pesawat tempur dengan nomor ekor TT 13111 diawaki Letkol Pnb, Sandra Gunawan dan Co-Pilot Kolonel Adm Widiono. Lalu, pesawat TT-3103 diawaki Mayor Pnb Yuda A Seta dan Co-Pilot Kolonel Pnb Subhan.

"Kedua pesawat sedang melakukan latihan formasi secara rutin dan diketahui bahwa kedua pesawat ini pada saat terbang dalam kondisi baik tidak ada masalah," kata Agung.

 

4 dari 4 halaman

DPR Minta Panglima Investigasi Jatuhnya Dua Pesawat TNI AU di Jawa Timur

Anggota Komisi I DPR RI Syarief Hasan meminta Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk melakukan investigasi terhadap jatuhnya pesawat TNI AU di wilayah Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).

"Mungkin salah satu ada dua hal kualitas daripada pesawatnya, atau memang kecelakaan alami. Atau kan memang unsur manusia. Ada tiga hal kan harus diselidiki oleh Panglima," katanya di DPR, Jakarta, Kamis (16/11/2023).

Syarif mengatakan, alutsista memang menjadi perhatian Komisi I DPR. Apalagi sebelumnya dalam uji kelayakan dan kepatutan kepada calon Panglima TNI hal ini juga ditekankan. Perlu diperhatikan umur alutsista TNI termasuk pesawat.

"Waktu fit and proper test bahwa pengembangan alutsista ke depan itu juga memang harus menjadi perhatian apakah umur pesawat itu kan harus menjadi salah satu ukuran sehingga peningkatan alutsista itu bisa betul-betul kualitasnya lebih bisa dipertanggungjawabkan," kata politikus Demokrat ini.