Sukses

Kemenag Buka Universitas Islam Siber, Permudah Guru di Pelosok Berkuliah

Ahmad menjelaskan, saat ini Universitas Islam Siber telah dibangun di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat. Kampus siber dibangun, salah satunya berdasarkan hasil benchmark kepada Universitas Hankuk di Seoul, Korea Selatan yang menjadi salah satu kampus bergengsi dalam perkuliahan metode daring.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) membuat terobosan digital dengan membuka Universitas Islam Siber (Cyber Islamic University).

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, tujuan dari kampus digital ini adalah untuk membantu para guru di berbagai daerah yang selama ini kesulitan mengakses sistem perkuliahan tatap muka.

“Melalui program ini, guru madrasah di manapun berada bisa tetap melanjutkan ke perguruan tinggi karena perkuliahan sepenuhnya dilakukan berbasis digital,” kata Ahmad melalui siaran pers diterima, Jumat (17/11/2023).

Ahmad menjelaskan, saat ini Universitas Islam Siber telah dibangun di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat. Kampus siber dibangun, salah satunya, berdasarkan hasil benchmark kepada Universitas Hankuk di Seoul, Korea Selatan yang menjadi salah satu kampus bergengsi dalam perkuliahan metode daring.

“Kampus ini menyediakan perkuliahan berbasis digital yang bisa diakses sivitas akademikanya di mana saja mereka berada. Bahkan, seluruh pelayanan di kampus ini diprogram khusus, sejak pendaftaran hingga tuntas lulus dilakukan secara digital,” jelas pria karib disapa Inung ini.

Inung meyakini, ribuan guru madrasah di mana pun mereka berada sangat membutuhkan afirmasi pendidikan lanjutan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Tidak terkecuali bagi mereka yang berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

“Mereka kesulitan berkuliah lantaran terkendala jarak geografis, akses hingga biaya. Padahal, mereka umumnya telah mengabdi di madrasah atau pesantren selama bertahun-tahun,” tutur Inung.

 

2 dari 3 halaman

Beri Akses Pekerja Migran

Selain menjangkau guru-guru di pelosok negeri, lanjut Inung, ke depan pendirian Universitas Islam Siber ini juga bertujuan memberikan akses kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkeinginan untuk berkuliah dalam bidang agama.

"Banyak sekali ingin kuliah. Kalau misalkan ingin kuliah di perguruan tinggi keagamaan Islam, kan harus kita siapkan. Nah ini kita siapkan. Melalui perkuliahan jarak jauh, kampus ini bisa memberikan kuliah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah namun kualitas tetap terkontrol," ujar pria yang juga menjabat sebagai Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya itu.

Inung merinci, total ada sembilan studio di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan perangkat teknologi yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh. Untuk memastikan program ini berjalan baik, beberapa profesor dari Universitas Hankuk juga sudah melakukan kunjungannya ke IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

“Kampus yang akan bernama Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) ini telah berjalan sejak 2 tahun lalu dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ditargetkan pada pertengahan 2024 seluruh layanannya serba digital,” bangga dia.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Program Prioritas Kemenag

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama Diktis Kemenag Thobib Al-Asyhar menambahkan, pendirian kampus siber menjadi salah satu program prioritas Kemenag. Sebab, kampus didesain secara khusus untuk program pelayanan, pengelolaan, dan perkuliahan yang keseluruhannya dilakukan jarak jauh berbasis digital.

“Kemenag ingin menunjukkan kepada masyarkaat bahwa di lingkungan PTKI itu ada proses pendidikannya murni dilaksanakan secara digital. Transformasi digital benar-benar terwujud dan memberi kemanfaatan kepada masyarakat," kata Thobib.

Thobib menjelaskan, pada 2021, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas secara resmi meluncurkan program studi siber Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Seluruh mahasiswa pada prodi tersebut berkuliah secara daring.

Sebagai informasi, pemilihan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai pilot project didasari perkembangan pesat di kampus ini. Tercatat, dalam 12 tahun terakhir setelah perubahan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) ke IAIN, kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon sudah memiliki 27 prodi dan lebih dari 17.000 mahasiswa dan Prodi PAI kampus ini juga telah mendapatkan akreditasi unggul.