Sukses

Marak Game Online, Ide Mahasiswa Ini Buka Bisnis Top Up Berhasil Raih Omzet Ratusan Juta Rupiah

Seiring banyaknya masyarakat yang bermain game online, seorang mahasiswa bernama Nurdin Hakim Usman pun menangkap peluang bisnis top up. Omzet yang dimiliki Nurdin disebut mencapai Rp150 juta per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring banyaknya masyarakat yang bermain game online, seorang mahasiswa bernama Nurdin Hakim Usman pun menangkap peluang bisnis top up. Omzet yang dimiliki Nurdin disebut mencapai Rp150 juta per tahun.

Dia menceritakan bagaimana dirinya membuka bisnis top up tersebut. Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung itu mengatakan, pada mulanya dirinya yang juga pemain game online atau gamer, kerap mencari provider atau platform yang menjual money atau item game murah.

Dari situ, ia melihat peluang bisnis untuk berjualan top up game online saat menemukan platform penjualan item game yang murah. Lantas, Nurdin mulai berjualan top up game online bermodalkan laptop sembari tetap melaksanakan aktivitas kuliahnya.

"Saya kadang tidak pulang dari kampus agar saya dapat menggunakan Wifi dari kampus saya untuk meneruskan transaksi dari klien saya," cerita Nurdin yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Rabu (3/1/2024).

Sebagai orang yang senang mencari kesempatan berbisnis, Nurdin mengaku juga kerap mencari tambahan penghasilan dengan menjadi freelancer dalam sejumlah event-event besar.

Tak jarang, ia menawarkan top up game dagangannya di event tersebut. Nurdin pun mengaku ekonominya membaik setelah bisnis jualan top up game online. Bahkan, kata dia, omzet dari bisnisnya sekitar Rp150 juta per tahun.

"Saya dalam setahun menghasilkan omzet sebesar Rp150 juta hanya bermodalkan laptop yang juga saya gunakan untuk membuat skripsi. Alhamdulillah beli rumah sama bantu-bantu ngasih ke ortu juga," ucap pemuda asal Cianjur, Jawa Barat itu.

 

2 dari 2 halaman

Akui Pernah Jatuh

Meski begitu, Nurdin mengaku bisnis tersebut tidak melulu berjalan lancar alias pernah jatuh. Sebab, kata dia, ada potensi kerugian dalam menjalankan setiap bisnis jika tidak berhati-hati.

"Salah satunya saya pernah terkena musibah yaitu tertipu sama vendor pemasok top up game hingga saya harus mengganti rugi sekitar Rp50 juta. Dan juga banyak pembeli top up game yang sudah bilang transfer, tapi ternyata bukti transfernya cuma editan," tutup Nurdin.