Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) genap berusia 64 tahun. Organisasi yang didirikan 30 November 1959 ini, merayakan miladnya dengan menggelar Pawai Akbar Nasional dari Istana Maimun menuju Makhtab Islam Tapanuli (MIT) atau Museum Al Washliyah di samping Masjid Lama Gang Bengkok, Kesawan, Medan.
Pawai yang diikuti hampir 5 (lima) ribuan kader ini merupakan rangkaian peringatan hari jadi HIMMAH untuk mengenang sejarah napak tilas perjuangan para pendiri Al Jami’yatul Washliyah.
“Napak tilas ini dilakukan sebagai wujud mengingat cita-cita luhur para pendiri Al Jami’yatul Washliyah yang tetap mencerminkan semangat nasionalisme. Tentunya mengacu kepada Shibghah, Wijhah, dan Khittah Al Washliyah yang implementasinya bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan dan amal sosial,” ucap Ketua Umum Pimpinan Pusat HIMMAH Abdul Razak Nasution didampingi Sekretaris Jenderal Saibal Putra, Rabu (22/11/2023).
Advertisement
Menurut Razak, napak tilas juga mereflesikan perjuangan para pendiri Al-Washliyah dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Dimana pada saat itu penjajah Belanda melakukan adu domba (Devide Et Impera) terhadap kelompok-kelompok masyarakat Indonesia. Al Washliyah berhasil menyatukan ummat atau kelompok-kelompok masyarakat menjadi satu kekuatan yang berhasil mengusir penjajah. Bukan hanya berjuang dengan tetesan darah dan air mata saja, para ulama pendiri Al Washliyah turut menyumbang pemikiran dalam memajukan dunia pendidikan tanah air.
“Melalui Debating Club Maktab Al-Islamiyah Tapanuli (MIT) yang didirikan Mei 1918, para ulama dan pelajar MIT sepakat mendirikan Al Jami’yatul Washliyah pada 30 November 1930. Kemudian dunia pendidikan Al Jami’yatul Washliyah mengalami perkembangan pesat hingga akhirnya dilahirkanlah Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) pada 30 November 1959. Sejarah ini merupakan bahagian dari refleksi napak tilas HIMMAH ke-64 tahun dengan esensi untuk menghayati bagaimana semangat perjuangan para pendiri Al-Washliyah di masa-masa sulit 93 tahun lalu,” jelasnya.
Pendiri
Dalam kesempatan itu, Razak menyebut nama-nama para ulama pendiri Al Washliyah. Antara lain Tuan Guru Syeh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis, Syeh H Abdurrahman Syihab, Syeh H Ismail Banda, Syeh H Yusuf Ahmad Lubis, Syeh H Adnan Nur Lubis, Syeh H Syamsuddin, Syeh H Sulaiman dan lain-lainnya. “Mereka ini pejuang kemerdekaan dan pejuang pendidikan di tanah air. Mereka menanamkan semangat nasionalis religius dalam bingkai organisasi Al Jami’yatul Washliyah. Karena itulah, kami dari Himpunan Mahasiswa Al Washliyah, akan terus memperjuangkan hasil perjuangan para ulama hingga Al-Washliyah jaya zaman berzaman,” paparnya.
Lanjut Razak, HIMMAH sendiri dalam perjalanan bangsa Indonesia yang telah merdeka yang terus diuji diantaranya di rongrong oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). bahwa HIMMAH (1962-1966) bersama organisasi mahasiswa dan pemuda lainnya pernah mendukung pembentukan Badan Pendukung Soekarno (BPS). Pristiwa ini terjadi pada tahun 1964
"Sebelum meletusnya G 30 S/ PKI pada tahun 1965, HIMMAH bersama TNI dan kelompok masyarakat berhasil menumpas PKI yang pada saat itu ingin mengobrak-abrik NKRI. Pada periode ini HIMMAH juga bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang berdiri pada 10 Oktober 1965 di Jakarta, dan dibentuk di Sumatera Utara pada November 1965,"ungkap Razak.
Selain refleksi sejarah perjuangan para ulama Al-Washliyah dan HIMMAH, tambah Razak, napak tilas yang dilaksanakan dalam rangkaian pawai akbar ini juga baik untuk kesehatan. Sebab, jarak rute yang dilalui signifikan membantu pergerakan jantung. “Kita mengenang sejarah sembari berolahraga. Namun, tujuan hakikinya adalah untuk mengingatkan kader-kader tentang sejarah dan perjuangan HIMMAH yang fokus di bidang dakwah, pendidikan, amal sosial, moderasi beragama, serta pergerakan mahasiswa yang menyangkut kemaslahatan ummat,” tukas Razak.
Razak juga menghimbau kepada seluruh kader agar terus membenahi dan upgrade diri dalam rangka mengisi bonus demografi dimana kader-kader terbaik HIMMAH harus mengisi kepemimpinan di Negeri ini. Kepada semuanya ia juga mengajak untuk mensukseskan pesta demokrasi pada 14 februari 2024. Soal pilihan, sabar kata razak, tetap 1 komando 1 tujuan, tunggu komando PP HIMMAH.
Advertisement
Kegiatan Lain
Selain napak tilas, HUT HIMMAH ke-64 tahun juga diisi dengan berbagai gebyar kegiatan seperti bakti sosial, ziarah, zikir dan munajat. “Zikir dan doa munajat digelar di Jakarta. Sedangkan bhakti sosial, napak tilas dan ziarah, kegiatannya di pusatkan di Medan,”timpal Sekretaris Jenderal PP HIMMAH, Saibal Putra.
Gebyar milad HIMMAH ke-64, ujar Saibal, dilaksanakan selama sepekan, mulai tanggal 22 sampai 28 Nopember 2023.
"Hari ini, Rabu tanggal 22 November 2023, kita melaksanakan pawai akbar napak tilas dengan rute Istana Maimun - Mesjid Lama Gang Bengkok, Kesawan,” ujarnya saat ditemui di Mesjid Lama Gang Bengkok, usai napak tilas.
Besok, Kamis 23 Nopember 2023, HIMMAH akan melakukan ziarah ke makam para alim ulama, pendiri dan pejuang Al Washliyah. Sedangkan pada tanggal 24 s.d 26 Nopember 2023, dilaksanakan kegiatan kaderisasi atau biasa disebut Latihan Kader Dasar (LKD) serta Dzikir dan Do'a di Jakarta pada tanggal 28 november mendatang," tandas Saibal Putra.