Sukses

Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 23 November 2023: Pagi Cerah Berawan, Siang hingga Malam Hujan Sebagian

Langit pagi Indonesia pada hari ini, Kamis (23/11/2023), sebagiannya diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, dan hujan ringan. Demikianlah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Indonesia pada hari ini, Kamis (23/11/2023), sebagiannya diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, dan hujan ringan. Demikianlah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Hujan dengan intensitas ringan pagi hari ini diprediksi guyur Banda Aceh, Tarakan, Pangkal Pinang, Mamuju, dan Medan seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Untuk siang hari nanti, cuaca Indonesia lebih beragam yaitu diprakirakan sebagiannya cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Wilayah Serang, Jambi, Palangkaraya, Samarinda, Pangkal Pinang, Ternate, Mataram, Kota Jayapura, Manokwari, Mamuju, Makassar, Manado, dan Medan siang nanti diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan.

Waspada hujan petir diprakirakan ada di langit Banda Aceh, Bengkulu, Gorontalo, Pontianak, Banjarmasin, Tanjung Pinang, dan Palembang pada siang hari nanti.

Begitu pula di malam hari nanti, langit di Indonesia diprediksi sebagiannya cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan sedang.

Sejumlah wilayah di Indonesia yang diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan malam nanti yaitu Bengkulu, Yogyakarta, Semarang, Palangkaraya, dan Tarakan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Hujan Ringan  Hujan Petir  Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Bengkulu  Berawan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Berawan  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Jambi   Berawan Tebal  Hujan Ringan  Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Sedang  Cerah Berawan
 Semarang   Cerah Berawan  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Surabaya   Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Pontianak   Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Samarinda  Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Tarakan   Hujan Ringan  Berawan  Hujan Ringan
 Pangkal Pinang  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Tanjung Pinang   Berawan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Bandar Lampung  Berawan  Cerah Berawan  Hujan Sedang
 Ambon   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Ternate   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Mataram   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kupang   Cerah  Cerah Berawan  Cerah
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Manokwari   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Pekanbaru   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Mamuju   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Makassar   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Kendari   Berawan  Berawan  Berawan
 Manado    Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Padang   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Palembang  Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Medan   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
2 dari 4 halaman

Atasi Perubahan Iklim, BMKG Berkolaborasi dengan Badan Cuaca Seluruh Negara

Sementara itu, dampak perubahan iklim di Indonesia dirasakan di berbagai daerah. Salah satu fenomena perubahan iklim adalah el nino yang menjadi penyebab kekeringan dan cuaca panas di sejumlah wilayah di Tanah Air. 

Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan perubahan iklim membuat temperatur di seluruh wilayah Indonesia naik. Namun, perubahan iklim di Indonesia terkait dengan kondisi global. 

"Jadi, karena ini perubahan iklim sifatnya global, maka di seluruh wilayah Indonesia juga terdapat tren kenaikan temperatur ya. Kira-kira sekitar 0,1 sampai 0,3 per 10 tahun trennya," kata Ardhasena kepada Liputan6.com, Jumat 3 November 2023.

Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh negara untuk berkolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem tersebut. BMKG juga bergabung ke badan cuaca untuk PBB untuk mewujudkan kolaborasi tersebut. 

"Ada, kita tergabung dalam badan cuaca untuk PBB, jadi seluruh BMKG, seluruh negara itu bekerja sama," kata Ardhasena.

3 dari 4 halaman

Mitigasi untuk Hadapi El Nino

Menurut Ardhasena, perubahan iklim telah mempengaruhi arus lintas yang berada di Indonesia. 

"Jadi mempengaruhi kondisi laut di Indonesia dan juga iklimnya di Indonesia, dan kemudian terus dibawa ke Samudera Hindia," tambah Ardhasena. 

Dia mengatakan La Nina terakhir terjadi di Indonesia pada 2022. Namun, untuk 2023, Indonesia sedang dilanda oleh fenomena el nino yang berkepanjangan. Berdasarkan prediksi, El Nino akan berakhir pada Maret-April 2024.   

"Terakhir la nina terjadi di Indonesia itu 2020, 2021 dan 2022" tutur Ardhasena. 

"Saat ini masih el nino.... El nino prediksi kami berakhirnya Maret-April 2024," tambah dia. 

Ardhasena mengungkap BMKG telah melakukan mitigasi jika Indonesia dilanda fenomena el nino dan la nina. BMKG pun membagi tugas kepada instansi terkait. 

"Ya, sekarang sebenarnya kan dampak el nino-nya sudah mulai berakhir ya, karena kita sebentar lagi musim hujan, jadi yang memitigasi itu bukan BMKG. BMKG memberikan informasi kepada sektor-sektor, kepada kementerian lembaga untuk melakukan mitigasinya pada sektor sumber daya air, sektor pangan, dan lain sebagainya," jelas Ardhasena.

4 dari 4 halaman

Tidak Bisa Sendiri

Menurut dia, BMKG telah memberikan informasi dan prediksi untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim. 

"Kita memberikan informasi dan prediksi, karena nanti yang meminimalisir itu kita bekerja sama dengan sektor-sektor terkait sumber daya air, sektor pangan. Sektor kesehatan dan lain sebagainya" ungkap Ardhasena. 

Dia mengungkapkan, BMKG tidak dapat melakukan pekerjaannya sendiri, begitupun dengan negara lainnya yang tidak dapat melakukan sendiri.

Hal tersebut harus dilakukan secara bersama - sama oleh seluruh negara di dunia, karena bersifat global.