Sukses

Cuaca Indonesia Hari Ini Sabtu 25 November 2023: Banyak Wilayah Diguyur Hujan

Pada akhir pekan, Sabtu (25/11/2023), langit pagi hari Indonesia sebagiannya diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan sedang. Demikianlah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir pekan, Sabtu (25/11/2023), langit pagi hari Indonesia sebagiannya diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan sedang. Demikianlah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Sejumlah wilayah yang diprakirakan hujan ringan pagi hari ini yaitu Samarinda, Manokwari, dan Medan, seperti laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kemudian wilayah Pontianak, Tarakan, dan Bandar Lampung pada pagi ini diprediksi hujan dengan intensitas sedang.

Di siang nanti, cuaca Indonesia diprakirakan sebagiannya bakal cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hujan lebat, dan hujan petir.

Hujan dengan intensitas ringan diprediksi guyur Serang, Jakarta Pusat, Bandung, Palangkaraya, Pangkal Pinang, Kota Jayapura, Manokwari, Makassar, Kendari, Manado, dan Medan pada siang hari nanti.

Lalu hujan sedang diprakirakan BMKG siang nanti bakal turun di wilayah Banda Aceh, Mataram, dan Palembang, serta hujan lebat di Bandar Lampung. Waspada hujan petir malam nanti diprediksi ada di langit Jambi dan Banjarmasin.

Begitu pula malam hari nanti, sebagian Indonesia diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hujan lebat, dan hujan petir.

Wilayah Yogyakarta, Jakarta Pusat, Semarang, Palangkaraya, Tanjung Pinang, Manokwari, Pekanbaru, Mamuju, dan Medan pada malam hari nanti diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Berawan Tebal  Hujan Ringan  Berawan
 Bengkulu  Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Yogyakarta   Berawan  Berawan   Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jambi   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Semarang   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Surabaya   Berawan  Cerah Berawan  Hujan Petir
 Pontianak   Hujan Sedang  Berawan  Hujan Sedang
 Banjarmasin   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Samarinda  Hujan Ringan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Tarakan   Hujan Sedang  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Pangkal Pinang  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tanjung Pinang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Bandar Lampung  Hujan Sedang  Hujan Lebat  Hujan Lebat
 Ambon   Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Ternate   Berawan  Cerah Berawan  Hujan Sedang
 Mataram   Cerah Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Kupang   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Manokwari   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Pekanbaru   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Mamuju   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Makassar   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kendari   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Manado    Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Padang   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Palembang  Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Medan   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
2 dari 4 halaman

Atasi Perubahan Iklim, BMKG Berkolaborasi dengan Badan Cuaca Seluruh Negara

Sementara itu, dampak perubahan iklim di Indonesia dirasakan di berbagai daerah. Salah satu fenomena perubahan iklim adalah el nino yang menjadi penyebab kekeringan dan cuaca panas di sejumlah wilayah di Tanah Air. 

Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan perubahan iklim membuat temperatur di seluruh wilayah Indonesia naik. Namun, perubahan iklim di Indonesia terkait dengan kondisi global. 

"Jadi, karena ini perubahan iklim sifatnya global, maka di seluruh wilayah Indonesia juga terdapat tren kenaikan temperatur ya. Kira-kira sekitar 0,1 sampai 0,3 per 10 tahun trennya," kata Ardhasena kepada Liputan6.com, Jumat 3 November 2023.

Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh negara untuk berkolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem tersebut. BMKG juga bergabung ke badan cuaca untuk PBB untuk mewujudkan kolaborasi tersebut. 

"Ada, kita tergabung dalam badan cuaca untuk PBB, jadi seluruh BMKG, seluruh negara itu bekerja sama," kata Ardhasena.

3 dari 4 halaman

Mitigasi untuk Hadapi El Nino

Menurut Ardhasena, perubahan iklim telah mempengaruhi arus lintas yang berada di Indonesia. 

"Jadi mempengaruhi kondisi laut di Indonesia dan juga iklimnya di Indonesia, dan kemudian terus dibawa ke Samudera Hindia," tambah Ardhasena. 

Dia mengatakan La Nina terakhir terjadi di Indonesia pada 2022. Namun, untuk 2023, Indonesia sedang dilanda oleh fenomena el nino yang berkepanjangan. Berdasarkan prediksi, El Nino akan berakhir pada Maret-April 2024.   

"Terakhir la nina terjadi di Indonesia itu 2020, 2021 dan 2022" tutur Ardhasena. 

"Saat ini masih el nino.... El nino prediksi kami berakhirnya Maret-April 2024," tambah dia. 

Ardhasena mengungkap BMKG telah melakukan mitigasi jika Indonesia dilanda fenomena el nino dan la nina. BMKG pun membagi tugas kepada instansi terkait. 

"Ya, sekarang sebenarnya kan dampak el nino-nya sudah mulai berakhir ya, karena kita sebentar lagi musim hujan, jadi yang memitigasi itu bukan BMKG. BMKG memberikan informasi kepada sektor-sektor, kepada kementerian lembaga untuk melakukan mitigasinya pada sektor sumber daya air, sektor pangan, dan lain sebagainya," jelas Ardhasena.

4 dari 4 halaman

Tidak Bisa Sendiri

Menurut dia, BMKG telah memberikan informasi dan prediksi untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim. 

"Kita memberikan informasi dan prediksi, karena nanti yang meminimalisir itu kita bekerja sama dengan sektor-sektor terkait sumber daya air, sektor pangan. Sektor kesehatan dan lain sebagainya" ungkap Ardhasena. 

Dia mengungkapkan, BMKG tidak dapat melakukan pekerjaannya sendiri, begitupun dengan negara lainnya yang tidak dapat melakukan sendiri.

Hal tersebut harus dilakukan secara bersama - sama oleh seluruh negara di dunia, karena bersifat global.