Sukses

Alam Ganjar Berbagi Pengalaman Memulai Usaha Bersama HIPMI Kota Bandung

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Perguruan Tinggi Kota Bandung mengadakan talkshow bertema 'Menggelorakan Semangat Berwirausaha Sebagai Generasi Perintis Bukan Pewaris' di De Medellin Cafe, Gudang Selatan, Merdeka, Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11).

Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Perguruan Tinggi Kota Bandung mengadakan talkshow bertema 'Menggelorakan Semangat Berwirausaha Sebagai Generasi Perintis Bukan Pewaris' di De Medellin Cafe, Gudang Selatan, Merdeka, Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11).

Dihadiri dua narasumber muda, seperti Pegiat Sociopreneur Muhammad Zinedine Alam Ganjar dan Direktur Utama PT CIA Santiko Wibowo. Mereka berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam memulai bisnis bersama ratusan audiens mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi se-kota Bandung.

Dalam kesempatan tersebut, Alam menceritakan pengalaman pertamanya dalam membangun usaha yang dibangunnya sejak menduduki Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Saya sendiri mulai berbisnis itu kelas 10 SMA bareng teman-teman di sekolah, membuat sepatu dan notebook yang environmentally friendly namanya Sagasco. Walaupun masih banyak yang harus diperbaiki, saya jadi belajar firsthand mulai dari desain, produk manufaktur dan marketing. Tentu dengan bantuan teman-teman ya," ungkap Alam.

Saat ini, putra tunggal dari pasangan Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh itu tengah mengelola tim Pigmy yang merupakan salah satu tim E-Sports yang mengikuti kompetisi PMPL sebagai kendaraannya dalam belajar berbisnis, dimana dalam tim tersebut Alam belajar untuk mengelola suatu tim, seperti mencari bakat atlet, akses dan memasarkan tim tersebut.

Perjalanannya dalam memulai bisnis tentu tidak mudah, ada sejumlah kendala yang dihadapinya, salah satu persoalan utamanya adalah jaringan dan ekosistem lingkungan pertemanan kuat.

"Ada dua kendala yang dihadapi dalam berbisnis, salah satunya adalah jaringan. Prinsipnya berbisnis itu enggak bisa sendiri, makannya harus kolaborasi dan menemukan partner yang mampu saling back up keahlian, itu kendala di awal enggak ada lingkungan teman yang saling melengkapi," ceritanya.

2 dari 2 halaman

Tidak Patah Arang

Dengan kendalanya tersebut, Alam mengaku tidak patah arang, dirinya terus mencoba dan mempelajari hal baru, salah satunya dengan memperkuat koneksi dengan mengikuti berbagai macam organisasi dan bergabung dalam ekosistem yang mendukung perkembangan bisnisnya ke depan.

"Akhirnya saya coba bangun koneksi itu melalui organisasi, bertemu sama banyak temen saya bisa belajar dan bangun secara bertahap bisnis tersebut," terangnya.

Lanjutnya, ada tiga aspek penting yang bisa diterapkan dalam memulai usaha, yakni kemauan, koneksi dan kolaborasi yang merupakan modal dasar bagi anak muda yang bertekad menjadi seorang pebisnis.

Selain itu, Alam merasa pentingnya keberadaan fasilitas yang dapat mendukung perkembangan anak muda dalam mengembangkan usahanya, salah satunya adalah ketersediaan creative hub yang menjadi wadah anak muda untuk membangun ekosistem.

"Saya rasa creative hub itu harus ada di setiap daerah, dimana dari tempat tersebut kita bisa saling bertemu, berdiskusi untuk kolaborasi maupun belajar dalam menemukan support sistem dalam berbisnis," kata Alam.

Alam pribadi menceritakan alasannya mengapa dirinya bertekad menjadi seorang pebisnis.

"Alasan saya untuk merintis usaha sendiri itu cukup personal, dari kecil ketika saya ada achievement selalu dikaitkan orang tua, begitu pun sebaliknya. Untuk itu, saya mencari sesuatu cara, kira-kira di bidang apa saya bisa lepas dari bayang-bayang orang tua, salah satunya bisnis karena orang tua saya tidak memiliki latar belakang sebagai seorang pebisnis," pungkas Alam.