Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegur kadernya dalam forum konsolidasi Partai Demokrat di Sragen, Jawa Tengah, Jumat (1/12/2023). Teguran itu disampaikan kepada kadernya yang ngobrol ketika SBY menyampaikan arahan.
Mulanya SBY menyampaikan bahwa dirinya telah membuat 18 video pendek untuk disebarkan ke masyarakat, berisi pesan terkait isu upah buruh. Namun di tengah penjelasan, Presiden keenam RI ini melihat ada kader Demokrat yang tidak menyimak arahannya.
Baca Juga
"Dengarkan yang belakang, dengarkan yang belakang, iya iya, lihat sini kamu," ujar SBY sambil menunjuk kadernya tersebut.
Advertisement
SBY meminta kadernya itu untuk memperhatikan betul arahannya. Ia mengatakan, yang tidak mendengarkan arahannya bisa terancam kehilangan posisinya.
"Jangan bicara sendiri nanti hilang kursinya, oke," tegur SBY.
SBY melanjutkan arahannya kepada para kader Demokrat. Ia meminta kadernya menyebarkan pesannya itu melalui aplikasi WhatsApp.
"Jangan pasif, mau menambahkan sendiri bagus, kalau masing-masing caleg mau bikin itu. Tapi paling tidak saya sudah bantu menyiapkannya, itu saja," kata Susilo Bambang Yudhoyono.
Â
SBY Akan Turun Gunung Menangkan Demokrat dan Prabowo-Gibran
Pada kesempatan ini, SBY meminta para kader Demokrat berjuang untuk meraih perolehan suara yang besar bagi partai, serta memenangkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
SBY mengaku akan turun gunung dengan kampanye di Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah untuk kemenangan di Pemilu 2024.
"Berjuang yang bener untuk satu, membikin Demokrat suaranya naik kursinya naik dan InsyaAllah pasangan Prabowo-Gibran terpilih menjadi pemimpin lima tahun mendatang," ujarnya.
Advertisement
SBY Kenang Kebersamaan dengan Prabowo di TNI
Sebelumnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang saat menjadi prajurit TNI bersama dengan calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan SBY dalam acara pembekalan pemenangan Pemilu 2024, di Madiun, Jawa Timur.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini pun bercerita awal mula bertemu dan mengenal Prabowo pada Januari 1970 atau 53 tahun lalu.
Ketika itu, SBY bertemu dengan Prabowo Subianto di Kampus Akabri Darat yang kini menjadi Akademi Militer di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Di sana, mereka pun bertekad ingin menjadi prajurit dan patriot pembela Tanah Air.
"Setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer, dalam perkembangannya Pak Prabowo masuk Korps Baret Merah, Kopassus, sedangkan saya Korps Baret Hijau, Kostrad. Di situ lah kami sering berinteraksi, berpikir bersama, bekerja bersama," kata SBY dalam sambutannya, Senin (20/11/2023).
"Karena kami ingin memajukan profesionalitas TNI menjadi tentara modern itu yang sering kami diskusikan, dan dalam porsi kami masing-masing kami lakukan," sambungnya.
Â
Sama-Sama Melanjutkan Tugas di Singapura
SBY mengatakan, dia dan Prabowo disebutnya sama-sama mengemban tugas negara di daerah pertempuran. Kala itu, keduanya harus menjunjung sang merah putih di medan Timor-Timor.
"Sebagai perwira baret merah, Pak Prabowo sering bertugas di sana, saya juga mengemban tugas hampir lima tahun di Timor-Timor dalam tiga kali penugasan," ujarnya.
Usai bertugas di Timor-Timor, pada tahun 1994, keduanya pun kembali ditugaskan secara bersamaan di Singapura. Ketika itu, mereka sama-sama berpangkat kolonel.
Di sela-sela kegiatan resmi itu, mereka berdua yang berpakaian olahraga, celana pendek olahraga, berlari atau joging di Singapura, mereka tetap membicarakan bagaimana TNI semakin maju, kuat dan makin mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
"Tekad dan pikiran dua Kolonel waktu itu, itulah antara lain kebersamaan kami, kebersamaan Prabowo-SBY selama lebih 20 tahun sebagai prajurit. Sejarah mencatat, saya kira Pak Prabowo akan bersetuju bahwa kita punya idealisme," ungkapnya.
"Kita dengan segala keterbatasan yang kita miliki, juga melakukan kiprah dan aksi nyata dalam ikut memajukan TNI yang kita cintai dan kita banggakan," pungkas SBY.
Advertisement