Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Tangerang melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Ruta Ireng Wicaksono mengatakan, pihaknya mencegah banjir di era musim hujan dengan membuat turap di Kali Ledug sepanjang 33 meter.
Menurut dia, pembuatan turap di Perumahan Purati, Kelurahan Gembor, masih dalam pengerjaan.
Baca Juga
"Penurapan dilakukan di Kali Ledug dengan panjang 33 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 3,5 meter. Tentunya, ini sudah sesuai perhitungan dari ambang air yang kerap meluap ke pemukiman warga," kata dia, Jumat (12/1/2023).
Advertisement
Ruta berharap, jika turap tersebut bisa mengurangi titik banjir di wilayahnya.
"Semoga dengan pembangunan turap ini, luapan air bisa terkendali, dan mengurangi titik banjir Kota Tangerang," ungkap dia.
Sementara itu, Sekertaris Kelurahan Gembor, Agung Wibowo menjelaskan, penurapan di lokasi tersebut dikarenakan air Kali Ledug yang sering meluap. Kondisi awal, di lokasi tersebut hanya dibatasi oleh turap berupa tanah.
Kini, warga pun mengaku lega saat mengetahui pembangunan turap tengah dikerjakan. Pasalnya, pembangunan turap ini benar-benar akan sangat membantu warga dalam pencegahan banjir.
"Maka dari itu kami mengajukan untuk dilakukan pembangunan turap di lokasi tersebut. Semoga dengan pembangunan turap ini akan membuat warga terbebas dari banjir saat musim hujan tiba," harap Agung.
Â
BMKG: Waspadai Potensi Hujan Intensitas Tinggi di Jabodetabek Beberapa Hari ke Depan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, awal Desember 2023 secara umum wilayah Jabodetabek sudah mulai memasuki awal musim hujan. Hal ini dan berdasarkan analisis dinamika atmosfer dalam sepekan ini.
"Dapat dianalisis bahwa terdapat potensi peningkatan kondisi cuaca di wilayah Indonesia termasuk wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya, Jumat (1/12/2023).
Peningkatan kondisi cuaca tersebut dipicu oleh peningkatan aktifitas MJO (Madden Jullian Oscillation) dan diperkuat dengan aktifnya fenomena gelombang Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia, serta terdapat pola-pola pusaran angin yang menyebabkan terbentuknya area perlambatan dan belokan angin.
"Sehingga turut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang cukup masif terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, termasuk wilayah Jabodetabek," ujar dia.
Â
Advertisement
Curah Hujan Lebat
Guswanto mengungkapkan, pada 30 November 2023, berdasarkan hasil pemantauan potensi hujan di wilayah Jabodetabek dari citra radar cuaca BMKG pada Kamis, teridentifikasi bahwa curah hujan intensitas lebat telah terjadi di wilayah Bogor yang meliputi wilayah Puncak dan sekitarnya sejak sekitar pukul 16.00 WIB dan hingga pukul 18.00 WIB. Kondisi hujannya semakin meluas ke wilayah sekitar Bogor lainnya.
"Kondisi curah hujan lebat di wilayah selatan Jabodetabek (Puncak, Bogor dan sekitarnya) seperti yang terjadi pada 30 Nopember tersebut masih dapat terjadi untuk beberapa hari ke depan, termasuk juga untuk wilayah Jabodetabek sebelah Utara (DKI Jakarta dan sekitarnya),dimana hujan dapat terjadi pada malam-dini hari bahkan di pagi hari dengan intensitas cukup variatif ringan hingga sedang," ujar dia.
Kondisi curah hujan intensitas tinggi di wilayah Puncak-Bogor dan sekitarnya ini, perlu dicermati oleh seluruh stakeholder dan warga. Karena dapat berpotensi memicu kenaikan tingkat muka air di wilayah aliran Kali Ciliwung yang terhubung ke wilayah Jabodetabek bagian Utara.
"Dengan mempertimbangkan potensi aliran air hujan tersebut, warga dan stakeholder diimbau untuk terus waspada akan potensi genangan, banjir dan potensi longsor," kata dia.
Sementara itu untuk prakiraan Cuaca Jabodetabek dalam sepekan ked epan secara umum masih berpeluang terjadi hujan dengan intensitas ringan. Terdapat potensi hujan sedang-lebat di wilayah Jabodetabek bagian selatan seperti sebagian besar Kota Bogor, sebagian besar Kab. Bogor, sebagian besar Kota Depok, sebagian besar Jakarta Selatan, sebagian besar Jakarta Timur, Jakarta Barat bagian selatan, Kota Bekasi bagian selatan, Kab. Bekasi bagian selatan dan sebagian besar Kota Tangerang Selatan, dan Kab. Tangerang bagian selatan.
"Stakeholder dan masyarakar diimbau untuk terus melakukan langkah-langkah mitigasi guna mencegah potensi dampak yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem dengan melakukan beberapa hal seperti;- Peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya dan mengetahui potensi risiko apa yang dapat terjadi di lingkungan sekitar apabila terjadi curah hujan tinggi," dia menandaskan.