Sukses

Cuaca Indonesia Hari Ini Sabtu 2 Desember 2023: Langit Pagi Cerah dan Berawan, Siang hingga Malam Hujan

Di akhir pekan, Sabtu (2/12/2023), langit pagi Indonesia diprediksi sebagian besarnya cerah, berawan, dan cerah berawan. Demikianlah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Di akhir pekan, Sabtu (2/12/2023), langit pagi Indonesia diprediksi sebagian besarnya cerah, berawan, dan cerah berawan. Demikianlah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Hanya tiga wilayah Indonesia yang diprediksi hujan berintensitas ringan pagi hari ini yaitu Yogyakarta, Mamuju, dan Medan, seperti laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Berbeda di siang nanti, cuaca Indonesia diprakirakan bakal cerah, berawan, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hujan lebat, dan hujan petir.

Hujan dengan intensitas ringan siang hari nanti diprediksi BMKG bakal guyur sejumlah wilayah Indonesia, seperti Denpasar, Serang, Bengkulu, Yogyakarta, Jakarta Pusat, Gorontalo, dan Manokwari.

Wilayah Bandung, Kota Jayapura, Manado, Palembang, dan Medan diprakirakan turun hujan berintensitas sedang siang nanti.

Waspada hujan petir diprediksi mengguyur siang nanti di Semarang, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, dan Mataram.

Kemudian di malam hari nanti juga langit Indonesia sebagiannya diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, dan hujan ringan.

Cuaca hujan dengan intensitas ringan diprediksi mengguyur wilayah Bengkulu, Yogyakarta, Jakarta Pusat, Gorontalo, Semarang, Palangkaraya, Ambon, Mataram, Pekanbaru, dan Palembang malam nanti.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan  Hujan Lebat  Berawan
 Denpasar  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Serang  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bengkulu  Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Hujan Ringan  Hujan Ringan   Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Gorontalo   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jambi   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bandung   Berawan  Hujan Sedang  Hujan Sedang
 Semarang   Berawan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Surabaya   Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Pontianak   Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Banjarmasin   Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Samarinda  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Tarakan   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Pangkal Pinang  Cerah Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Bandar Lampung  Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Ambon   Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Ternate   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Kupang   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Manokwari   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Pekanbaru   Kabut  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Mamuju   Hujan Ringan  Berawan  Berawan
 Makassar   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kendari   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manado    Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Padang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Palembang  Cerah Berawan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Medan   Hujan Ringan  Hujan Sedang  Berawan
2 dari 4 halaman

Atasi Perubahan Iklim, BMKG Berkolaborasi dengan Badan Cuaca Seluruh Negara

Sementara itu, dampak perubahan iklim di Indonesia dirasakan di berbagai daerah. Salah satu fenomena perubahan iklim adalah el nino yang menjadi penyebab kekeringan dan cuaca panas di sejumlah wilayah di Tanah Air. 

Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan perubahan iklim membuat temperatur di seluruh wilayah Indonesia naik. Namun, perubahan iklim di Indonesia terkait dengan kondisi global. 

"Jadi, karena ini perubahan iklim sifatnya global, maka di seluruh wilayah Indonesia juga terdapat tren kenaikan temperatur ya. Kira-kira sekitar 0,1 sampai 0,3 per 10 tahun trennya," kata Ardhasena kepada Liputan6.com, Jumat 3 November 2023.

Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh negara untuk berkolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem tersebut. BMKG juga bergabung ke badan cuaca untuk PBB untuk mewujudkan kolaborasi tersebut. 

"Ada, kita tergabung dalam badan cuaca untuk PBB, jadi seluruh BMKG, seluruh negara itu bekerja sama," kata Ardhasena.

3 dari 4 halaman

Mitigasi untuk Hadapi El Nino

Menurut Ardhasena, perubahan iklim telah mempengaruhi arus lintas yang berada di Indonesia. 

"Jadi mempengaruhi kondisi laut di Indonesia dan juga iklimnya di Indonesia, dan kemudian terus dibawa ke Samudera Hindia," tambah Ardhasena. 

Dia mengatakan La Nina terakhir terjadi di Indonesia pada 2022. Namun, untuk 2023, Indonesia sedang dilanda oleh fenomena el nino yang berkepanjangan. Berdasarkan prediksi, El Nino akan berakhir pada Maret-April 2024.   

"Terakhir la nina terjadi di Indonesia itu 2020, 2021 dan 2022" tutur Ardhasena. 

"Saat ini masih el nino.... El nino prediksi kami berakhirnya Maret-April 2024," tambah dia. 

Ardhasena mengungkap BMKG telah melakukan mitigasi jika Indonesia dilanda fenomena el nino dan la nina. BMKG pun membagi tugas kepada instansi terkait. 

"Ya, sekarang sebenarnya kan dampak el nino-nya sudah mulai berakhir ya, karena kita sebentar lagi musim hujan, jadi yang memitigasi itu bukan BMKG. BMKG memberikan informasi kepada sektor-sektor, kepada kementerian lembaga untuk melakukan mitigasinya pada sektor sumber daya air, sektor pangan, dan lain sebagainya," jelas Ardhasena.

4 dari 4 halaman

Tidak Bisa Sendiri

Menurut dia, BMKG telah memberikan informasi dan prediksi untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim. 

"Kita memberikan informasi dan prediksi, karena nanti yang meminimalisir itu kita bekerja sama dengan sektor-sektor terkait sumber daya air, sektor pangan. Sektor kesehatan dan lain sebagainya" ungkap Ardhasena. 

Dia mengungkapkan, BMKG tidak dapat melakukan pekerjaannya sendiri, begitupun dengan negara lainnya yang tidak dapat melakukan sendiri.

Hal tersebut harus dilakukan secara bersama - sama oleh seluruh negara di dunia, karena bersifat global.