Liputan6.com, Jakarta - Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) meletus sekitar pukul 14.55 WIB pada Minggu 3 Desember 2023.
Pantauan Liputan6.com dari Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, suara gemuruh terdengar saat erupsi, yang membuat panik warga sekitar dan berlarian ke luar rumah.
Salah seorang warga, Zahra mengatakan dirinya sedang tertidur kemudian tergengar gemuruh yang sangat kuat.
Advertisement
"Saya kira awalnya gempa, tapi tidak ada guncangan, kemudian ketika lari ke luar rumah baru terlihat erupsi di Marapi," ujar Zahra, Minggu 3 Desember 2023.
Usai Gunung Marapi meletus, hujan abu dan batu melanda sejumlah daerah di Agam, Sumatera Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam melaporkan, setidaknya tercatat 14 dari 16 kecamatan di wilayah tersebut terkena abu dan hujan batu.
"Ini data yang kita peroleh dari masing-masing camat," kata Sekretaris BPBD Agam Olkawendri di Lubuk Basung, Minggu 3 Desember 2023.
Dia menjelaskan, ke-14 kecamatan yang terdampak hujan abu dan batu sebanyak empat kecamatan yakni, Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Malalak.
Sedangkan kecamatan yang terdampak hujan abu sebanyak 10 kecamatan yakni, Kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.
"Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari tidak terdampak erupsi Gunung Marapi," ucap Olkawendri.
Puluhan pendaki Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar pun dievakuasi akibat erupsi pada Minggu 3 Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB.
Berikut sederet fakta terkait Gunung Marapi meletus di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Gunung Marapi Meletus, Warga Berhamburan Panik
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus pada Minggu 3 Desember 2023, sekitar pukul 14.55 WIB.
Pantauan Liputan6.com dari Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, suara gemuruh terdengar saat erupsi, yang membuat panik warga sekitar dan berlarian ke luar rumah.
Salah seorang warga, Zahra mengatakan dirinya sedang tertidur kemudian tergengar gemuruh yang sangat kuat.
"Saya kira awalnya gempa, tapi tidak ada guncangan, kemudian ketika lari ke luar rumah baru terlihat erupsi di Marapi," ujarnya, Minggu 3 Desember 2023.
Sementara Petugas Pengamat Gunung Marapi Ahmad Rifandi mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data erupsi.
"Sebentar saya sedang menulis laporan," jelasnya.
Â
Advertisement
2. Terjadi Hujan Abu dan Batu Melanda 14 Kecamatan di Agam
Hujan abu dan batu melanda sejumlah daerah di Agam, Sumatera Barat, usai Gunung Marapi meletus, pada Minggu kemarin 3 Desember 2023.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam melaporkan, setidaknya tercatat 14 dari 16 kecamatan di wilayah tersebut terkena abu dan hujan batu.
"Ini data yang kita peroleh dari masing-masing camat," kata Sekretaris BPBD Agam Olkawendri di Lubuk Basung, Minggu.
Olka mengatakan, ke-14 kecamatan yang terdampak hujan abu dan batu sebanyak empat kecamatan yakni, Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Malalak.
Sedangkan kecamatan yang terdampak hujan abu sebanyak 10 kecamatan yakni, Kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.
"Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari tidak terdampak erupsi Gunung Marapi," katanya.
Ia menambahkan, warga di empat kecamatan terdekat dengan Gunung Marapi masih bertahan di rumah mereka usai gunung tersebut erupsi.
Â
3. Warga Sekitar Diimbau Tidak Keluar Rumah dan Dibagikan Masker
Olkawendri juga mengatakan, warga diimbau tidak ke luar rumah dan memakai masker, agar terhindar dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
"Jangan ke luar rumah dan gunakan masker ketika berpergian," kata dia.
Ia mengakui, ada sebanyak 47 orang pendaki saat erupsi. Sudah turun sebanyak 19 orang dan yang belum turun 28 orang. BPBD Agam telah berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, TWA Gunung Api Marapi, pihak nagari atau desa, kecamatan.
"Mudah-mudahan pendaki turun dengan selamat semuanya," jelas Olkawendri.
Senada, pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat mengimbau agar warga tidak keluar rumah. Pemkot Bukittinggi mengatakan, petugas melakukan pembersihan material abu vulkanik di sejumlah tempat, termasuk di lokasi Jam Gadang.
"Kami imbau sementara tidak ke luar rumah, petugas BPBD dan lainnya telah melakukan pembersihan material hujan abu karena erupsi Gunung Marapi, termasuk di lokasi Jam Gadang," tutur WaliKota Bukittinggi Erman Safar, Minggu (3/12), dilansir Antara.
Warga diminta mematuhi imbauan dari pemerintah dan pihak berwenang terkait kejadian erupsi Gunung Marapi. Pihaknya juga meminta warga agar tidak panik dan tetap mengunakan masker atau alat pelindung dari abu erupsi.
"Sudah beberapa kali hari ini erupsi terjadi, warga kami minta tidak panik. Tetaplah tenang dan tetap di dalam ruangan. Jika berada di luar ruangan, carilah tempat perlindungan, gunakanlah masker, sapu tangan, atau pakaian untuk menutup mulut dan hidung dari abu erupsi," kat Erman.
Dampak atau bahaya abu vulkanik, kata Erman, utamanya akan mengganggu pernapasan khususnya pada anak, orang tua, dan orang dengan penyakit paru-paru, seperti asma dan penyakit paru obstuktif kronis (PPOK).
BPBD Kabupaten Agam, Sumatra Barat juga membagikan masker untuk warga sekitar Gunung Marapi. Mereka juga mengingatkan agar warga tetap berada di dalam rumah.
"Masyarakat sudah dibagi masker dan diingatkan agar tetap di dalam rumah," kata tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan.
Hingga saat ini tidak ada korban jiwa dari Gunung Marapi erupsi, namun partikel terkecil berupa batu-batuan menyebar seperti hujan di seluruh Kota Bukittinggi.
Â
Advertisement
4. Kembali Meletus Pagi Ini, Tinggi Kolom Abu Sekitar 800 Meter
Gunung Marapi kembali menunjukkan aktivitasnya pada pagi ini, Senin (4/12/2023). Gunung yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat ini kembali meletus pada pukul 08.22 WIB.
Kabar itu disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui akun X (dulu twitter).
"Terjadi erupsi G. Marapi pada hari Senin, 04 Desember 2023, pukul 08:22 WIB," tulis akun X, PVMBG yang dikutip Senin (4/12/2023).
PVMBG mengungkapkan, tinggi kolom abu teramati ± 800 m di atas puncak. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 68 detik.
Â
5. Puluhan Pendaki Dievakuasi, Tim SAR Cari yang Masih Terjebak
Puluhan pendaki Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dievakuasi akibat erupsi pada Minggu 3 Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB.
Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Eka Damayanti mengatakan total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang, yakni 57 orang dari pintu masuk Batu Palano dan 13 orang lainnya dari Koto Baru.
"Itu data dari sistem booking online per hari ini," katanya, Minggu 3 Desember 2023.
Eka menyampaikan, pada pukul 16.55 WIB, pendaki yang naik dar Koto Baru semuanya sudah turun, sementara yang naik dari Batu Palano terpantau baru turun 15 orang.
Pihaknya saat ini sedang mengupayakan evakuasi terhadap pendaki lainnya yang masih belum turun dan juga berusaha menghubungi para pendaki.
"Semoga semuanya selamat dan aman," jelas Eka.
Sementara itu, puluhan pendaki Gunung Marapi masih terjebak di kawasan pendakian usai gunung tersebut meletus hebat pada Minggu 3 Desember 2023.
Kasiops Kantor Sar Padang Hendri kepada kontributor Liputan6.com Novia Harlina di posko pendakian Gunung Marapi, Senin (4/11/2023) mengatakan, dari 75 orang pendaki yang terdata, sudah 49 orang yang dievakuasi. Sementara 26 orang masih dicari, dan 23 pendaki lainnya sudah diketahui lokasinya.
"Kita agak kesulitan melakukan evakuasi," kata Hendri.
Korban yang terluka terkena abu vulkanik Gunung Marapi sesudah dievakuasi ke puskesmas, RSUD Padang Panjang, dan RS ahmad Muchtar Bukittiggi.
"Ada yang alami hipotermia dan beberapa luka bakar ringan, beberapa ada yang sudah pulang, personel berusaha semaksimal mungkin," ucap Hendri.
Hingga saat ini, pencarian pendaki yang terjebak di Gunung Marapi masih terus dilakukan.
Â
Advertisement
6. Jalur Pendakian Gunung Marapi di Sumbar Ditutup
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) menutup sementara jalur pendakian Gunung Marapi. Hal ini dilakukan setelah Gunung Marapi erupsi pada Minggu siang, 3 Desember 2023 pukul 14.53 WIB.
"Saat ini booking online ditutup dan semua petugas di pintu masuk sedang berusaha untuk menghubungi semua pendaki. Semoga semuanya aman dan selamat," kata Pelaksana Harian Kepala BKSDA Sumbar Eka Dhamayanti di Padang, Sumbar, dikutip Antara, Senin (4/12/2023).
Ia menyebut menjelaskan bahwa status Gunung Marapi berada pada level II (waspada) dengan sejumlah rekomendasi. Pertama, masyarakat yang bermukim di sekitar gunung, pengunjung, atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius 3 kilometer (km) dari kawah/puncak.
Soal data pendaki ke Gunung Marapi, berdasarkan data booking online BKSDA Provinsi Sumbar tercatat ada 57 pendaki telah check-in melalui pintu masuk Batu Palano. Sedangkan, pendaki dari Koto Batu berjumlah 13 orang.
"Update terkini pendaki yang naik dari Koto Baru sudah berada di pos empat. Sedangkan dari Batu palano yang turun baru berjumlah dua orang," ucap Eka.
Â
7. Analisa PVMBG Badan Geologi
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan saat ini Gunung Marapi di Sumatera Barat masih berada pada Status level II atau Waspada.
Hal itu dikatakan oleh Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, usai Gunung Marapi erupsi (meletus) dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3 ribu meter di atas puncak atau setara 5.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) pukul 14.54 WIB.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur," ujar Hendra, Bandung, Minggu, 3 Desember 2023.
Hendra mengatakan letusan tersebut ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 4 menit 41 detik.
Adanya letusan ini, Hendra menerangkan PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, telah menerbit rekomendasi masyarakat disekitar dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 Kilometer dari kawah atau puncak.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan," kata Hendra.
Hendra mengimbau agar masyarakat setempat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isuisu tentang letusan Gunung Marapi dari sumber yang tidak diketahui latar belakangnya.
"Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," ucap Hendra.
Hendra menerangkan potensi ancaman bahaya Gunung Marapi dapat berupa Iontaran batu atau pasir diperkirakan berada dalam radius 3 kilometer dari puncak Kawah Verbeek Gunung Marapi.
Sedangkan untuk potensi ancaman dari abu erupsi dapat menyebar yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.
"Terdapat potensi ancaman bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti C02, CO, S02, dan H2S di area kawah Gunung Marapi," ungkap Hendra.
Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi, terdapat potensi ancaman bahaya yang dibagi ke dalam tiga tingkatan.
Pertama yakni Kawasan Rawan Bencana-lll (KRB-III), adalah kawasan sumber erupsi, daerah puncak dan sekitarnya yang sangat berpotensi terlanda oleh berbagai macam hasil erupsi dalam bentuk aliran piroklastika, aliran lava, gas vulkanik beracun, jatuhan piroklastik dan Iontaran fragmen batuan (pijar).
"Kawasan ini berada pada radius sekitar 3 kilometer dari pusat erupsi," Sebut Hendra.
Kedua yakni KRB-II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran Java, lahar, Iontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan ini mencakup daerah dengan radius sekitar 5 kilometer dari pusat erupsi.'
Untuk KRB-I yakni kawasan yang berpotensi terlanda lahar serta banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan lahar atau awan panas serta jatuhan piroklastik.
"Kawasan ini terletak di sepanjang daerah aliran sungai atau di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak, sedangkan kawasan yang berpotensi terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan kurang dari 2 Centimeter dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi," tukas Hendra.
Advertisement