Sukses

Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Membuat Daya Saing Indonesia Meningkat

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut, pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan secara besar-besaran sejak tahun 2014 membuat daya saing Indonesia meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut, pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan secara besar-besaran sejak tahun 2014 membuat daya saing Indonesia meningkat. Menurut Jokowi, dalam IMD Global Competitiveness Index bidang infrastruktur, peringkat Indonesia meningkat dari 54 pada tahun 2014 menjadi peringkat 51 pada saat ini.

"Artinya meningkat meskipun juga belum melompat. Kita kerja keras dalam bidang infrastruktur, betul-betul kerja keras. Perubahannya kelihatan, tetapi sekali lagi, peningkatan Global Competitiveness Index kita masih di angka 51, ya naik dari 54 ke 51," ucap Jokowi dalam rangka Hari Bakti PU Ke-78 di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/12/2023).

Jokowi melanjutkan, kenaikan tersebut karena Indonesia membangun sejumlah infrastruktur seperti 42 bendungan, irigasi untuk 1,2 juta hektare lahan, jalan tol sepanjang 2.143 kilometer, jalan nasional sepanjang 5.700 kilometer, rumah sejumlah 8,2 juta melalui Program Sejuta Rumah, hingga pos lintas batas negara (PLBN) di sejumlah daerah.

"Tetapi kalau kita bandingkan dengan jalan tol yang ada di Tiongkok, kita ini total berarti hampir 3 ribu kurang dikit, 3 ribu kilometer. Jalan tol di RRT berapa Pak Menteri, ada yang tahu? 190 ribu kilometer," ungkapnya.

"Bendungan kita ini total hampir 300 bendungan, di Korea 20 ribu bendungan, di RRT seingat saya 98 ribu bendungan. Jadi masih jauh, masih perlu kerja keras, meskipun ya kita melakukan sebuah lompatan," sambung dia.

Jokowi menambahkan, pembangunan infrastruktur dapat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Selain itu, infrastruktur juga memiliki fungsi untuk konektivitas sosial dan budaya.

"Infrastruktur itu juga mempersatukan. Karena ada airport, orang Aceh bisa langsung terbang ke Papua, dari Papua terbang ke Jawa, dari Jawa bisa terbang ke Kalimantan dan Sulawesi. Fungsinya, sekali lagi, juga mempersatukan," imbuhnya.

 

2 dari 2 halaman

Jokowi: Investor Tak Mungkin Datang Kalau Infrastruktur Jelek

Presiden Jokowi mengatakan, investor tidak akan datang jika sebuah negara infrastrukturnya masih jelek. Maka dari itu, Jokowi membangun infrastruktur secara besar-besaran.

Pada tahun 2015, Jokowi memutuskan untuk menaikkan anggaran infrastruktur hingga dua kali lipat.

"Kita tahu dimulai 2015, anggaran infrastruktur itu hampir dua kali dimulai dari sana, dan kita telah memutuskan untuk membangun infrastruktur besar-besaran," kata Jokowi dalam acara silaturahmi dengan penggiat infrastruktur di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023).

Jokowi menjelaskan, negara sebesar Indonesia dengan 17 ribu pulau membutuhkan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara agar bisa terkoneksi.

"Infrastruktur dalam rangka penyediaan air dimulai baik bendungan irigasi dan juga infrastruktur yang berkaitan dengan pelayanan RS, sekolah, pasar rakyat, semuanya juga dibangun oleh pemerintah, dikerjakan PUPR," tuturnya.

Jokowi melanjutkan, pada periode kedua dia membangun satu proyek besar yaitu Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dalam pembangunan IKN itu, pihaknya memprioritaskan membangun infrastruktur untuk efisiensi logistik.

"Efisiensi biaya logistik ini penting sekali dalam rangka berkompetisi bersaing dengan negara lain, efisiensi biaya logistik penting sekali," ungkap dia.

"Sehingga mempengaruhi daya saing investasi negara kita, tidak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur jelek," tandas Jokowi.

 

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Video Terkini