Liputan6.com, Jakarta - Erupsi Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat terjadi sekitar pukul 14.54 WIB pada Minggu 3 Desember 2023.
Akibat terjadinya erupsi Gunung Marapi yang terjadi tiba-tiba tersebut, puluhan pendaki pun harus dievakuasi. Menurut Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Eka Damayanti, total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang, yakni 57 orang dari pintu masuk Batu Palano dan 13 orang lainnya dari Koto Baru.
Baca Juga
"Itu data dari sistem booking online per hari ini," kata Eka, Minggu 3 Desember 2023.
Advertisement
Eka menyampaikan, pada pukul 16.55 WIB, pendaki yang naik dar Koto Baru semuanya sudah turun, sementara yang naik dari Batu Palano terpantau baru turun 15 orang.
Kemudian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam mencatat, masih ada 26 orang pendaki yang belum turun dari Gunung Marapi yang mengalami erupsi pada Minggu 3 Desember 2023.
"Masih ada 26 pendaki yang belum turun," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Bambang Warsito di Lubuk Basung, Senin 4 Desember, dilansir Antara.
Bambang mengatakan, tim gabungan yang meliputi petugas BPBD, TNI, Polri, Kantor Pencarian dan Pertolongan, Palang Merah Indonesia, pemerintah nagari, dan pemerintah kecamatan dengan bantuan dari relawan dan warga masih mencari para pendaki yang belum turun dari Marapi.
Berikut sederet fakta puluhan pendaki yang terjebak erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Minggu 3 Desember 2023 dihimpun Liputan6.com:
1. Ada Puluhan Pendaki Terjebak Erupsi Gunung Marapi
Puluhan pendaki Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dievakuasi akibat erupsi pada Minggu 3 Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB.
Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Eka Damayanti mengatakan total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang, yakni 57 orang dari pintu masuk Batu Palano dan 13 orang lainnya dari Koto Baru.
"Itu data dari sistem booking online per hari ini," kata Eka, Minggu 3 Desember 2023.
Eka menyampaikan, pada pukul 16.55 WIB, pendaki yang naik dar Koto Baru semuanya sudah turun, sementara yang naik dari Batu Palano terpantau baru turun 15 orang.
Pihaknya saat ini sedang mengupayakan evakuasi terhadap pendaki lainnya yang masih belum turun dan juga berusaha menghubungi para pendaki.
"Semoga semuanya selamat dan aman," jelas Eka.
Advertisement
2. Tim SAR Cari Puluhan Pendaki yang Masih Terjebak di Gunung Marapi
Puluhan pendaki Gunung Marapi masih terjebak di kawasan pendakian usai gunung tersebut meletus hebat pada Minggu 3 Desember 2023.
Kasiops Kantor Sar Padang Hendri kepada kontributor Liputan6.com Novia Harlina di posko pendakian Gunung Marapi mengatakan, dari 75 orang pendaki yang terdata, sudah 49 orang yang dievakuasi.
Sementara 26 orang masih dicari, dan 23 pendaki lainnya sudah diketahui lokasinya.
"Kita agak kesulitan melakukan evakuasi," kata Hendri, Senin 4 Desember 2023.
Korban yang terluka terkena abu vulkanik Gunung Marapi sesudah dievakuasi ke puskesmas, RSUD Padang Panjang, dan RS ahmad Muchtar Bukittiggi.
"Ada yang alami hipotermia dan beberapa luka bakar ringan, beberapa ada yang sudah pulang, personel berusaha semaksimal mungkin," katanya.
Hingga saat ini, pencarian pendaki yang terjebak di Gunung Marapi masih terus dilakukan.
3. Sebanyak 11 Pendaki Gunung Marapi Ditemukan Meninggal Dunia
Sebanyak 11 pendaki Gunung Marapi ditemukan meninggal dunia usai gunung tersebut erupsi hebat, Minggu 3 Desember 2023. Kepala Kantor SAR Kota Padang, Sumatera Barat, Abdul Malik membenarkan adanya informasi tersebut.
"Pencarian hingga pukul 07.10 WIB tim gabungan berhasil menemukan tiga orang dalam keadaan selamat dan 11 orang meninggal dunia," kata Kepala Kantor Sar Kota Padang Abdul Malik di Padang, Senin 4 Desember 2023.
Abdul mengatakan, jumlah survivor yang berhasil didata tim gabungan yakni sebanyak 75 orang dimana 49 orang di antaranya berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat.
Sebagian dari pendaki yang dievakuasi tersebut dibawa ke rumah sakit di Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara, beberapa pendaki telah kembali ke rumah masing-masing.
"Saat ini tim masih dalam proses evakuasi dari puncak Gunung Marapi ke bawah," kata dia.
Terakhir, saat ini tim gabungan masih konsentrasi mencari 12 pendaki yang belum diketahui keberadaannya. Terkait 11 korban meninggal dunia tersebut SAR Padang belum bisa memberikan identitas korban karena masih dalam tahap pendataan.
Advertisement
4. Evakuasi Pendaki Gunung Marapi Terkendala Cuaca Buruk dan Erupsi Susulan
Evakuasi puluhan pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi masih berlangsung hingga kini. Tim gabungan menghadapi sejumlah kendala dalam evakuasi pendaki Gunung Marapi.
Kasiops Kantor SAR Padang Hendri mengatakan kendala tim di jalur evakuasi yakni kondisi cuaca yang tidak mendukung sejak erupsi, kemudian juga terdapat erupsi susulan.
"Tadi malam hujan kemudian juga erupsi susulan sangat sering terjadi," kata Hendri, Senin 4 Desember 2023.
Ia mengatakan ketika proses evakuasi, erupsi Gunung Marapi susulan terjadi sehingga tim gabungan harus mencari tempat berlindung terlebih dahulu. Hingga Senin pagi, erupsi susulan masih terus terjadi.
Sementara pantauan di lapangan, para keluarga dan kerabat korban sudah mendatangi pos informasi dan juga asa keluarga korban yang menunggu di pos Marapi di pintu masuk Batu Palano.
5. BPBD Agam Sebut 26 Pendaki Belum Turun dari Gunung Marapi, Ini Daftar Namanya
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam mencatat masih ada 26 orang pendaki yang belum turun dari Gunung Marapi yang mengalami erupsi pada Minggu 3 Desember 2023.
"Masih ada 26 pendaki yang belum turun," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Bambang Warsito di Lubuk Basung, Senin 4 Desember 2023, dikutip dari Antara.
Bambang mengatakan, tim gabungan yang meliputi petugas BPBD, TNI, Polri, Kantor Pencarian dan Pertolongan, Palang Merah Indonesia, pemerintah nagari, dan pemerintah kecamatan dengan bantuan dari relawan dan warga masih mencari para pendaki yang belum turun dari Marapi.
"Kami berupaya mencari keberadaan korban secara maksimal hingga seluruhnya bisa ditemukan," katanya.
Bambang menyampaikan, total ada 54 orang pendaki yang berada di Marapi saat gunung api itu mengalami erupsi dan 28 orang di antaranya sudah turun dari gunung.
Menurut dia, di antara pendaki yang sudah turun dari Marapi ada sembilan orang yang menjalani perawatan di rumah sakit.
"Tiga orang dirawat di RSAM Bukittinggi dan enam orang di RSUD Padang Panjang," katanya, menambahkan, sebanyak 19 pendaki lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing.
Menurut data BPBD Kabupaten Agam, pendaki yang belum turun dari Marapi adalah:
1. Wahlul Ade Putra,
2. Novita Intan Sari,
3. Rizki Rahmad Hidayat,
4. Lenggo Baren,
5. Reihani Zahra Fadli,
6. Filhan Alfiqh Faizin,
7. Aditya Prasetyo,
8. Yasirli Amri,
9. Divo Suhandra,
10. Nurva Afitri
11. Ahmad Firman
12. Afranda Junaidi.
13. Muhammad Alpikri,
14. Irfandi Putra,
15. Zikri Habibi,
16. Muhammad Teguh Amanda,
17. Muhammad Iqbal,
18. Siska Afrina,
19. Liarni,
20. Frengki Candra Kusuma,
21. Nazatra Azin Mufadhal,
22. M. Wilky Saputra,
23. M. Rido kurniawan,
24. Ilham Nanda Bintang,
25. M. Adan,
26. M. Arbi Muharman
Advertisement
6. Sebanyak 14 Petugas dari Riau Dikirim ke Gunung Marapi Bantu Evakuasi Pendaki
Badan Penyelamatan dan Pencarian Nasional atau Basarnas Pekanbaru mengirimkan 12 personel ke Gunung Marapi. Mereka akan bergabung dengan 4 petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau melakukan pencarian pendaki gunung pascaerupsi.
Belasan personel gabungan dari Riau ini akan mencari pendaki Gunung Marapi yang belum ditemukan bersama petugas setempat. Petugas sampai ke lokasi pada Senin malam, 4 Desember 2023.
"Estimasi perjalanan 6 jam, personel dari Pekanbaru melakukan perkuatan Basarnas Padang," kata Kepala Basarnas Pekanbaru Budi Cahyadi, Senin petang.
Budi menjelaskan, bantuan tidak hanya dari Pekanbaru tapi juga dari Basarnas Jambi dan Bengkulu. Personel akan membawa sejumlah peralatan evakuasi dan penyelamatan.
"Membawa alat pelindung diri, BPBD Riau juga mengirimkan tim, bersinergi dengan BPBD karena tim rescue tidak berbatas wilayah administrasi, maka kami beri penguatan ke sana," tuturnya.
Budi menyebut tim berangkat dengan rescue truck dan mobil operasional. Tim juga membawa tenda kemudian peralatan mountaineering dan obat-obatan.
"Obat-obatan khusus untuk personel juga karena personel harus menjaga stamina di lapangan," jelas Budi.
Budi mengatakan, tim akan langsung bergabung ke lapangan. Tim akan berkoordinasi dengan tim yang sudah ada di lapangan, terkait dengan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
"Pencarian di sisi mana, dengan potensi-potensi yang terjadi apa saja," imbuh dia.
Budi berpesan kepada tim rescue untuk tetap dibawah kendali posko SAR Padang.
"Bekerjanya harus terintegrasi, tidak bisa sendiri-sendiri, berkolaborasi dengan instansi yang ada di lapangan," ujar Budi.
Untuk keluarga pendaki yang belum ditemukan, Budi juga memohon doa. Agar pendaki yang dicari bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kita berharap keselamatan dari Tuhan," jelas Budi.
7. Kesaksian Pendaki Gunung Marapi saat Detik-Detik Erupsi
Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) erupsi pada Minggu petang, 3 Desember 2023. Saat gunung api di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu melontarkan abu vulkanik, dilaporkan ada 75 pendaki berada di kawasan Gunung Marapi.
Dari jumlah itu, 29 di antaranya berasal dari Provinsi Riau. Sebanyak 6 pendaki gunung dari Bumi Lancang Kuning dikabarkan belum turun dan masih dalam proses pencarian oleh pihak berwenang.
Salah satu yang berhasil turun adalah Muhammad Afif. Warga Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau itu, mengingat detik-detik erupsi terjadi saat dia bersama 2 temannya baru naik.
Afif bercerita, dia berangkat bersama 3 kawannya dari daerah berbeda. Mereka naik dari Batu Palano, Sungai Pua, Kabupaten Agam.
Dalam perjalanan naik gunung, Afif mendengar gemuruh seperti pesawat melintas dari dekat. Tak lama berselang , Afif dan rekannya dikagetkan dengan hujan batu.
"Setelah mendengar suara pesawat, terus keluar asap hingga turun batu dari atas kayak hujan batu gitu, langsung kami sembunyi di jalur tikus," ujar Afif, Senin siang, 4 Desember 2023.
Afif tak langsung turun karena menunggu situasi tenang dulu. Begitu ada kesempatan, dia perlahan turun hingga sampai ke pos Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam.
"Sekitar jam 6 sore kami sampai ke pos BKSDA, jadi saat itu kami belum sampai puncak, kami turun sendiri, saat itu bantuan belum datang" katanya.
Afif mengaku panik dan syok dengan kejadian yang dialaminya, begitu juga dengan rekannya.
"Saya sudah empat kali mendaki Gunung Marapi, baru kali ini merasakan erupsi," jelasnya.
Advertisement