Sukses

3 Penjelasan Butet Kartaredjasa Sebut Diduga Diintimidasi Saat Pementasan di TIM

Belakangan ini nama seniman Butet Kartaredjasa mengaku dirinya diduga diintimidasi. Butet pun menjelaskan intimidasi yang dialaminya saat menggelar pentas teater di Taman Ismail Marzuki atau TIM Jakarta beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini nama seniman Butet Kartaredjasa mengaku dirinya diduga diintimidasi. Butet Kartaredjasa pun menjelaskan intimidasi yang dialaminya saat menggelar pentas teater di Taman Ismail Marzuki atau TIM Jakarta beberapa waktu lalu.

"Dua hari yang lalu saya mencicipi suatu peristiwa, karena banyak yang tanya kronologi apa yang terjadi dalam intimidasi pertunjukan kesenian saya, di Taman Ismail Marzuki Jakarta tanggal 1 dan 2 November lalu," ujar Butet di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dilansir dari Antara, Rabu 6 Desember 2023.

Dia mengaku pihak kepolisian melarang dirinya menampilkan materi tentang politik dalam acaranya yang berarti materi seni pertunjukannya diatur oleh kekuasaan di luar dirinya.

"Saya kehilangan kemerdekaan mengartikulasikan pikiran, saya dihambat kebebasan berekspresi, padahal UUD, seperti dikatakan dirjen kebudayaan, amanah kongres kebudayaan jelas menyebutkan kebebasan berekspresi hak mendasar, hak mutlak rakyat Indonesia, polisi mengartikan intimidasi secara naif, hanya soal fisik," terang Butet.

Dan pada hari ini, Sabtu (9/12/2023), Butet mengaku akses komunikasi melalui ponsel dan WhatsApp-nya dilumpuhkan. Hal tersebut diungkapkan Butet Kartaredjasa melalui Instagram pribadinya @masbutet pada Sabtu (9/12/2023).

"HP/WA DILUMPUHKAN. Mulai pagi ini akses komunikasi kepadaku sedang dilumpuhkan," tulis Butet.

Butet lantas meminta rekan-rekannya untuk berkomunikasi melalui nomor rumahnya atau nomor sang istri.

Berikut sederet penjelasan seniman Butet Kartaredjasa yang mengaku diintimidasi saat pementasan di TIM Jakarta dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 4 halaman

1. Beberkan Kronologi Diintimidasi Polisi

Seniman Butet Kartaredjasa menjelaskan intimidasi yang dialaminya saat menggelar pentas teater di Taman Ismail Marzuki atau TIM Jakarta beberapa waktu lalu.

"Dua hari yang lalu saya mencicipi suatu peristiwa, karena banyak yang tanya kronologi apa yang terjadi dalam intimidasi pertunjukan kesenian saya, di Taman Ismail Marzuki Jakarta tanggal 1 dan 2 November lalu," ujar Butet di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dilansir dari Antara, Rabu 6 Desember 2023.

Butet mengaku pihak kepolisian melarang dirinya menampilkan materi tentang politik dalam acaranya yang berarti materi seni pertunjukannya diatur oleh kekuasaan di luar dirinya.

"Saya kehilangan kemerdekaan mengartikulasikan pikiran, saya dihambat kebebasan berekspresi, padahal UUD, seperti dikatakan dirjen kebudayaan, amanah kongres kebudayaan jelas menyebutkan kebebasan berekspresi hak mendasar, hak mutlak rakyat Indonesia, polisi mengartikan intimidasi secara naif, hanya soal fisik," kata dia.

Butet menjelaskan izin dari kepolisian itu harusnya hanya untuk kesenian yang berpotensi mengganggu ketertiban umum. Tetapi jika kesenian ditampilkan di tempat seni, taman budaya, komunitas seni, Taman Ismail Marzuki, padepokan yang memang tempat seni cukup pemberitahuan saja karena tidak ada gangguan ketertiban umum.

"Tugas polisi adalah mengantisipasi ancaman ketertiban umum, tapi dalam pertunjukan kami. Seminggu sebelumnya saya harus menandatangani surat yang salah satu itemnya berbunyi 'Saya harus mematuhi, tidak bicara politik, acara saya tidak boleh untuk kampanye, tidak boleh ada tanda gambar, tidak boleh urusan pemilu'," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

2. Akui Baru Kali Ini Terjadi, Tegaskan Hanya Sampaikan Fakta

Meskipun Butet menampilkan cerita biasa, baru kali ini sejak tahun 1998 polisi menambahkan redaksional akan aturan tidak boleh membicarakan politik yang harus ditandatanganinya.

"Itu menurut saya intimidasi. Intimidasi tidak harus pertemuan langsung, tidak harus ada pernyataan verbal dari polisi, polisi datang marah-marah, bukan itu," kata Butet.

Butet mengaku hanya menceritakan fakta dan tidak berani menuduh kalau polisi alat negara di masa kampanye ini mulai mengintervensi kehidupan publik.

"Cuman menceritakan fakta, saya yakin masyarakat Indonesia ini, masyarakat yang cerdas, bisa menilai dengan sendirinya. Kalau saya kolasi, kontennya kurang lebih seperti itu, lebih itu karena banyak mahasiswa, saya yakini kalau mahasiswa yang hadir di acara kita ini adalah pemilik masa depan bangsa dan negara," terang dia.

 

4 dari 4 halaman

3. Mengaku Akses HP dan WA Dilumpuhkan Pagi Ini

Seniman Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa mengaku akses komunikasi melalui ponsel dan WhatsApp-nya dilumpuhkan.

Hal tersebut diungkapkan Butet Kartaredjasa melalui Instagram pribadinya @masbutet pada Sabtu (9/12/2023).

"HP/WA DILUMPUHKAN. Mulai pagi ini akses komunikasi kepadaku sedang dilumpuhkan," tulis Butet.

Ia pun meminta rekan-rekannya untuk berkomunikasi melalui nomor rumahnya atau nomor sang istri.

"Silakan yang mau kontak ke nomor rumah atau nomor Bojo," ujar Butet.

Sebelumnya, Butet dan penulis naskah teater Agus Noor diduga mendapatkan intimidasi dari oknum polisi ketika menggelar pertunjukan bermuatan satir politik di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Jumat 1 Desember 2023.

Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, sejumlah petugas polisi mendatangi pelaksana teater sebelum pertunjukan berlangsung dan meminta penyelenggara menandatangani surat pernyataan yang isinya tidak menampilkan pertunjukan yang mengandung unsur politik.

Surat tersebut akhirnya ditandatangani oleh Butet Kartaredjasa di atas materai, di mana dalam surat tersebut memuat komitmen penanggung jawab tidak kampanye pemilu, menyebarkan bahan kampanye pemilu, menggunakan atribut partai politik, menggunakan atribut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, dan kegiatan politik lainnya.