Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kementerian/lembaga terkait menyiapkan secara matang transportasi, menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pasalnya, Jokowi menyebut ada 107 juta pergerakan orang saat natal dan tahun baru.
"Ini rutinitas, tapi apapun harus tetap direncanakan, harus dipersiapkan yaitu Natal dan Tahun Baru. Pak Menko ini agar disiapkan betul-betul utamanya yang berkaitan dengan transportasi," kata Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (11/12/2023).
Baca Juga
"Karena dari perhitungan survei terakhir, ada kurang lebih nanti 107 juta pergerakan orang dalam natal dan tahun baru," sambungnya.
Advertisement
Selain itu, dia meminta agar para menteri memperhatikan pasokan dan distribusi bahan-bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru. Terlebih, saat ini harga beras dan cabai di sejumlah daerah masih tinggi.
"Berkaitan dengan stabilitas harga, utamanya harga-harga bahan pokok. Saya kira yang masih tinggi itu beras, cabai. Ini ada masalah pasokan, ada masalah distribusi," jelas dia.
Jokowi menemukan harga cabai rawit di sejumlah daerah mengalami kesenjangan yang cukup tinggi. Dia mencontohkan harga cabai di Jawa mencapai Rp130.000 per kilogram, sedangkan di daerah lain hanya Rp50.000 per kilogram.
"Karena di sebuah provinsi ada harga cabai rawitnya Rp50.000, tapi di Jawa ada yang Rp110.000- Rp130.000. Tolong dilihat betul lebih detail lagi," tutur Jokowi.
Sidang kabinet paripurna ini dihadiri sejumlah menteri dan pimpinan lembaga negara. Mulai dari, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Ini Persiapan Pemerintah Amankan Arus Mudik Jelang Libur Nataru
Pemerintah bersama stakeholder terkait mulai melakukan serangkaian persiapan dalam rangka pengamanan libur natal dan tahun baru (nataru) 2024. Persiapan dilakukan mulai dari skema arus mudik sampai infrastruktur penunjang.
Dalam rapat koordinasi (rakor) lintas sektoral pengamanan Nataru, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi memprediksi puncak arus mudik dan arus balik bakal jatuh pada dua hari sebelum dan sesudah Natal dan Tahun baru.
"Ada puncak balik dan mudik ya. Jadi kita catat bahwa puncak itu dua, natal dan tahun baru. Jadi dua hari sebelumnya dan dua hari setelahnya natal dan tahun baru adalah puncak," kata Budi di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (7/12/203).
Dengan tingkat potensi mencapai 107 juta orang atau mengalami kebaikan 43 persen dari mobilitas libur nataru pada tahun sebelumnya. Ditengah potensi tingginya pemudik yang pergi memakai kendaraan roda dua atau motor yang bisa meningkatkan angka kecelakaan di jalan raya.
Oleh sebab itu, pemerintah tengah mempersiapkan skema agar pemudik yang memakai kendaraan roda dua untuk jarak jauh bisa diminimalisir. Lewat, program mudik gratis yang akan diadakan para BUMN untuk mengadakan mudik gratis bagi masyarakat.
"Saya harapkan semua perusahaan BUMN, BUMS melakukan kegiatan itu. Karena kita harapkan mereka bisa menggunakan itu tanpa menggunakan motor. Saya mengimbau masyarakat tidak menggunakan motor saat mudik karena sangat bahaya," katanya.
Advertisement
Skema Pengamanan
Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan dari sisi persiapan Polri yang telah siap untuk merancang segala skema arus lalu lintas saat memasuki Libur Nataru 2023, berdasarkan pengalaman libur Idul Fitri lalu.
“Pengalaman ini akan kita terapkan di Lobur Nataru khususnya dalam hal pengelolaan dan rekayasa jalur transportasi apakah itu dengan menggunakan jalur normal, apakah kita menggunakan pola contra flow, dan juga pola pola yang lain sampai dengan one way termasuk juga pengaturan dealing sistem,” katanya.
Sehingga, Sigit berharap saat Nataru nanti tidak ada penumpukan kendaraan yang terlalu berlebihan. Walaupun terpaksa menunggu, diharapkan para pengendara bisa beristirahat di rest-rest area yang telah disiapkan.
“Di satu sisi kegiatan Nataru yang merupakan kegiatan tahunan juga bisa kita jaga. Sehingga potensi terjadinya konflik, potensi terjadinya masalah Kamtibmas bisa dipetakan dari awal,” tuturnya.
Terakhir, Sigit mengatakan Polri juga telah berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD dalam rangka persiapan evakuasi dan penyelamatan terhadap potensi terjadinya bencana alam selama Nataru 2023 yang telah memasuki musim penghujan.
"Akhir-akhir ini kita mulai menghadapi situasi hujan, yang dalam satu bulan ini kita melihat ada beberapa wilayah terdampak banjir dan longsor," tuturnya.
"Ini semua menjadi bahan untuk kita rapatkan sehingga terhadap masalah-masalah yang mungkin akan muncul bisa kita pecahkan bersama dan betul-betul bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan Nataru," tambah dia.
Persiapan Infrastruktur
Pada kesempatan yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah telah menyiapkan sepanjang 7.090 KM wilayah Jawa dan Bali layak digunakan. Termasuk, memperbaiki sebanyak 37 jembatan penghubung antar daerah.
“Kemantapannya 96,43 persen. Diantaranya kita mengganti 37 Jembatan Kalender Hamilton di Jawa ini tersebar di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Semuanya sudah selesai pada semuanya final pada 19 Desember,” katanya.
Sementara untuk jalan tol, tercatat dari total 2.816 KM telah ada penambahan sepanjang 357 KM, dengan jalan baru yang sudah siap dioperasikan sepanjang 236 KM.
“Nanti selanjutnya 121 km dioperasikan secara fungsional, itu tersebar juga di Jawa dan di Sumatera. Di jawa itu antara lain yang difungsionalkan adalah jalan Jakarta Cikampek II Selatan, Ruas Hutan Negara Sadang dan juga ruas tol Solo-Jogja,” kata Basuki.
Adapun rakor ini juga dihadiri oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Panglima TNI Agus Subiyanto dan Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Kusworo serta sejumlah stakeholder pemerintah lainnya.
Advertisement