Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Tabanan merupakan salah satu dari beberapa kota kabupaten yang memiliki produksi pertanian dan pertenakan cukup potensial.
Tak hanya sebagai lumbung padi terbesar, Tabanan memiliki varietas tanaman holtikultura yang cukup melimpah. Salah satunya adalah tanaman stroberi, aplukat dan coklat.
Untuk peternakan sendiri, Tabanan kerap memproduksi hewan ternak seperti ayam dan babi. Namun, ada persoalan yang timbul dan mengancam keberlangsungan petani dan peternak di Tabanan, yakni dihadapi oleh tingginya biaya produksi pakan dan bibit yang sulit dengan harga tinggi.
Advertisement
Hal tersebut menyebabkan sejumlah petani diambang kebangkrutan apabila hal tersebut terus berlangsung dan Indonesia akan terancam krisis pangan ekstrim di masa depan.
Dalam kesempatan tersebut hadir Putra Capres Nomor Urut 3, Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang datang untuk menampung curhatan dan aspirasi dari para petani di Tabanan.
Alam pun mencatat masukan tersebut untuk diusulkan dan diserahkan kepada pemerintah terkait.
Kunjungi Proses Pengolahan Coklat Tabanan
Selain mendengarkan curhatan dari petani dan peternak, Alam pun berkesempatan untuk mendatangi proses penanaman hingga pengolahan industri coklat yang berada di Cau Coklat, Kabupaten Tabanan, Bali, Senin (17/12).
Alam ditemani langsung oleh CEO Cau Coklat Kadek Surya untuk melihat seluruh proses hulu sampai hilir pengolahan coklat tersebut. Alam pun merasa senang dapat kesempatan mengunjungi proses pengolahan coklat tersebut.
"Sebagai penggemar coklat seneng banget sih di kasih lihat proses pembuatan coklat dari awal penanaman, pemotongan kakao dan proses pengolahan hingga jadi coklatnya," kata Alam.
"Ini jadi optimisme baru bagaimana pengembangan pertanian coklat di Indonesia bisa jadi edukasi untuk para petani muda untuk bisa mengadopsi ilmu tersebut," lanjutnya.
Alam melihat adanya peluang besar dalam mengembangkan industri coklat di Indonesia. "Ternyata coklat Indonesia ini cukup besar dan pasarnya juga luar biasa, cuma belum terlihat optimalisasinya seperti kopi," jawab Alam.
Senada dengan Alam, Ketut Surya menyampaikan kebutuhan coklat Indonesia luar biasa banyak. Saat ini, menurutnya, Indonesia bukan lagi eksportir melainkan importir coklat.
Dengan demikian Surya mengajak warga kepada petani muda tidak ragu kita menanam coklat. "Ayo para petani muda jangan ragu kita tanem coklat nanti kita bisa jual coklat dengan harga sesuai, jadi semua petani bisa sejahtera," pungkas Alam.
Advertisement