Â
Liputan6.com, Bogor - Kota Bogor kini sudah menjadi langganan macet setiap hari. Terlebih bagi penduduk kota hujan yang seharian beraktivitas di jalan raya menganggap kemacetan ini sebagai hal yang lumrah terjadi.
Baca Juga
Apalagi di jam jam sibuk, kemacetan semakin parah di sejumlah titik. Para pekerja hingga pelajar membaur di jalan raya hingga menciptakan kepadatan.
Advertisement
Kepadatan ini bisa dilihat di sejumlah titik ruas jalan, seperti Jalan Jalak Harupat, kawasan Mal BTM, Jalan Kapten Muslihat, Simpang Sukasari, Simpang Jambu Dua dan beberapa ruas jalan lainnya.
Kepadatan ini meningkat saat pelajar pulang sekolah lantaran kendaraan yang menjemput anak-anak mereka parkir di bahu jalan. Terlebih saat akhir pekan, kemacetan terjadi sepanjang hari hampir di seluruh ruas jalan Kota Bogor.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Atang Trisnanto mengatakan untuk mengurai kemacetan di pusat kota perlu ada lanjutan pelebaran di beberapa titik ruas jalan.
"Pelebaran Jembatan Otista ini baru satu langkah menuju penataan infrastruktur jalan, PR (pekerjaan rumah) selanjutnya membereskan empat simpul lagi ruas jalan agar sistem satu arah benar-benar bebas macet dan siap dilalui moda transportasi baru," kata Atang, Rabu (20/12/2023).
Ia mencontohkan kepadatan yang masih terjadi di sekeliling Kebun Raya Bogor, yakni ruas jalan sekeliling Kebun Raya Bogor, yakni Jalan Jalak Harupat hingga pertigaan arah Taman Kencana, kawasan Mal BTM, depan SMAN 1 dan lampu merah depan Lippo Plaza Kebon Raya.
Karena itu, ruas jalan sekeliling Kebun Raya Bogor perlu ditata sampai tuntas agar aktivitas masyarakat yang melintasi jalur tersebut semakin lancar. Sebab, jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bogor setiap tahun terus bertambah.
"Lanjutan penataan infrastruktur jalan di seputar Kebun Raya Bogor dan ruas lainnya harus dijalankan secara konsisten ke depan," kata dia.
Menurut data Pemerintah Provinsi Jawa Barat, jumlah kendaraan di Kota Bogor meningkat hingga 82.306 unit selama sembilan tahun sejak 2013 hingga 2021 dari total 379.724 unit kendaraan menjadi 462.030 unit.
Â
Â
Perlu Perhitungan Kembali
Rinciannya, jumlah kendaraan jenis sedan, SUV dan minibus dengan kepemilikan pribadi, dinas dan umum pada tahun 2013 sebanyak 58.297 unit, pada tahun 2021 telah mencapai 90.003 unit.
Sementara, jumlah bus dan mikro bus dari 690 menjadi 702 unit, truk dan mobil bak terbuka dari 10.855 menjadi 12.250 unit. Sedangkan keberadaan alat berat turun dari dua menjadi satu unit. Peningkatan signifikan terjadi pada jumlah sepeda motor manual dan matik dari 310.097 menjadi 359.716 unit.
Ke depan, kata Atang, perlu ada perhitungan kembali lebar jalan dan marka jalan yang tepat dengan jumlah kendaraan di Kota Bogor. Dengan begitu, penyumbatan lalu lintas di beberapa titik rawan kemacetan dapat diatasi.
"Jadi kuncinya ke depan, konsentrasi pelebaran jalan dan jembatan di SSA masih ada, kita harus lanjutkan tugas pemerintah saat ini," kata Atang.
Â
Â
Advertisement
Jembatan Otista Telah Beroperasi
Pemkot Bogor telah mengoperasikan Jembatan Otista Senin (18/12/2023) setelah jembatan yang melintang di atas Sungai Ciliwung ini selesai dibangun. Sebelumnya, jembatan peninggalan kolonial Belanda itu menjadi salah satu simpul kemacetan di Jalan Otista karena sempit.
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan bangunan Jembatan Otista yang baru diperkirakan dapat bertahan selama 80 sampai 100 tahun. Jembatan ini juga dirancang untuk dapat menahan beban dan getaran moda transportasi trem.
Pelengkung yang semula penopang badan Jembatan Otista kini akan difungsikan sebagai objek wisata baru warga Kota Hujan itu.
Presiden Joko Widodo yang meresmikan jembatan tersebut mengapresiasi bangunan baru Jembatan Otista ini. Pelengkung jembatan yang dianggap akan menjadi daya tarik wisatawan ini juga sempat ditinjau oleh Presiden.
(Achmad Sudarno)
Â