Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan prakiraan cuaca DKI Jakarta, pada esok hari, Jumat, 22 Desember 2023. Cuaca pagi seluruh wilayah di Ibu Kota cerah berawan.
Sementara, siang hingga malam hari, kondisi cuaca di Jakarta berawan. Meski berawan, BMKG tidak mengungkap adannya potensi hujan yang bakal turun diseluruh wilayah DKI Jakarta.
Baca Juga
Begitu pun untuk wilayah Depok, Tangerang, Bekasi serta Bogor. Siang hingga malam cuaca berawan mendominasi. Namun, lewat peringatan dini cuacanya, BMKG menyebutkan akan ada hujan diselingi petir dan angin kencang di sebagian wilayah Bekasi dan Kota Bogor, pada siang hingga sore hari. Â
Advertisement
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal pada rentang waktu antara siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kab Bekasi, Kab dan Kota Bogor," jelas BMKG diperingatan dini cuaca besok, Jumat, 22 Desember.Â
Namun, cuaca pagi hari untuk Depok dan Bogor langit diprediksi cerah, sedangkan Bekasi dan Tangerang cerah berawan.Â
Berikut informasi prakiraan cuaca besok, Jumat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Jakarta Selatan |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Jakarta Timur |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Depok |  Cerah |  Berawan |  Berawan |
Bogor | Cerah | Berawan | Hujan Ringan |
 Tangerang |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
Waspada Cuaca Ekstrem Saat Pancaroba, Berpotensi Hujan Lebat hingga Angin Kencang
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau, masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.
"Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari Antara, Senin (30/10/2023).
Ia mengemukakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca tiba-tiba bisa berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya. Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
Ia menyebutkan, awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.
"Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," katanya.
Dwikorita menyampaikan BMKG memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada bulan Oktober-Desember 2023, yaitu sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) atau 68,2 persen. Sementara puncak musim hujan umumnya diprakirakan pada bulan Januari-Februari 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1 persen).
Sementara sifat hujan pada periode Musim Hujan 2023/2024 diprakirakan normal 566 ZOM (80,9 persen), atas normal sebanyak 69 ZOM (9,9 persen), dan bawah normal 64 ZOM (9,2 persen).
Advertisement
Langkah Mitigasi Hadapi Cuaca Ekstrem
Karena itu, Dwikorita juga meminta kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya).
"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor," katanya.
Selain itu, kata Dwikorita, Pemda diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini cuaca.
"Pemda dan sektor terkait juga diharapkan dapat menjadikan informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini sebagai acuan untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidrometeorologis," katanya.