Liputan6.com, Jakarta Baliho yang diduga milik salah satu calon anggota legislatif (caleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ambruk dan menimpa pengendara sepeda motor yang melintas. Peristiwa ini viral di media sosial setelah rekaman CCTV detik-detik jatuhnya baliho diunggah ke salah satu akun Instagram.
Dilihat dari video yang beredar, pengendara sepeda motor sedang melintas di salah satu ruas jalan kawasan Kembangan, Jakarta Barat.
Baca Juga
Tiba-tiba baliho itu terjatuh dan menimpa seorang pengendara sepeda motor. Kejadian itu membuat pemotor tersebut oleng hingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas bagi pengendara lain.
Advertisement
Kapolsek Kembangan Kompol Billy Guastiano Barman mengatakan, sejauh ini belum ada laporan polisi terkait peristiwa tersebut. Namun, Billy memastikan, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan.
"Sampai saat ini belum ada yang laporan ke Polsek soal video tersebut. Nanti kita telusuri infonya," kata Billy saat dihubungi wartawan, Jumat (29/12/2023).
Billy belum bisa berkomentar lebih jauh, sebab masih mencari informasi mengenai pemilik baliho tersebut.
"Kita pastikan dahulu informasinya yang di video itu. Nanti kita telusuri informasinya," ujar Billy.
Ke depan, Billy mengimbau kepada pihak yang ingin memasang atribut kampanye untuk lebih mengedepankan keselamatan orang lain, terutama jika dipasang di dekat jalan raya.
"Imbauannya agar lebih berhati-hati lagi. Hati-hati lagi karena yang namanya jalan raya itu kan sepeda motor, roda 2, roda 4 itu kan melintas ya. Demi keselamatan," ujar Billy.
Survei Poltracking: PDIP dan Gerindra Tertinggi, PPP dan PSI Terancam Gagal ke Senayan
Poltracking Indonesia menggelar survei bertajuk 'Pengaruh Jokowi dan Migrasi Pemilih Terhadap Peta Elektoral Terkini'. Dalam survei tersebut, PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra menjadi dua partai yang memperoleh elektabilitas tertinggi.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyebut, dalam simulasi surat suara partai politik, PDIP menempati urutan nomor satu disusuh oleh Partai Gerindra dan Golkar yang menempati urutan nomor dua dan tiga.
"PDIP memperoleh elektabilitas 22,2%, diikuti Partai Gerindra 18,3%, Partai Golkar 9,8%, PKB 9,4%, Partai NasDem 8,5%, Partai Demokrat 5,8%, PKS 5,1%, PAN 4,5%," ujar Hanta Yuda dalam pemaparan surveinya, Senin (11/12/2023).
Hanta menyebut, partai di luar itu mendapatkan elektabilitas di bawah 4%, alias tidak memenuhi parliamentary threshold 4 persen. Partai yang terancam tidak bisa masuk ke Senayan itu di antaranya PPP, PSI, hingga Perindo.
Hanta menyebut, dalam surveinya PPP hanya mendapatkan elektabilitas 3,4%, sementara Perindo 1,5%.
"Sementara partai politik lainnya masih di bawah 1 persen," kata dia.
Meski demikian, dia mengatakan, partai politik yang memiliki elektabilitas di atas 1,5% masih berpotensi masuk ke parlemen.
Menurut dia, semua itu tergantung para calon anggota legislatif meyakinkan masyarakat untuk memilih partai mereka.
"Faktor kerja-kerja mesin politik partai politik dan pergerakan para calon anggota legislatifnya pada masa kampanye akan sangat menentukan lolos atau tidak sebuah partai politik ke parlemen," kata Hanta.
Advertisement