Sukses

Aceh Tak Menentu

TNI/Polri menuduh anggota Gerakan Aceh Merdeka di balik peristiwa pembakaran sejumlah fasilitas umum di Serambi Mekah. Sebaliknya, GAM membantah semua tudingan TNI/Polri.

Liputan6.com, Banda Aceh: Kondisi Nanggroe Aceh Darussalam kian tak menentu. Sekelompok orang tak dikenal terus membakar sejumlah fasilitas umum di provinsi tersebut. Sejak diberlakukannya status Darurat Militer, sudah lebih dari 60 kasus pembakaran yang terjadi. Demikian laporan reporter SCTV Miko Toro dari Serambi Mekah, Selasa (20/5) siang [baca: Dua Gedung Terbakar di Aceh Besar].

Di Kabupaten Aceh Besar, yang lokasinya dekat dengan Kota Banda Aceh, setidaknya ada delapan kasus pembakaran sepanjang malam kemarin. Sekelompok orang membakar gedung sekolah dan Kantor Perusahaan Listrik Negara cabang Aceh Besar. Sedangkan di Kabupaten Bireun, ada 35 kasus pembakaran dalam satu hari terakhir.

Hingga siang tadi, sejumlah personel TNI/Polri masih mengejar pelaku pembakaran. Mereka menuding anggota Gerakan Aceh Merdeka berada di balik aksi tersebut. Namun, Juru Bicara GAM wilayah Aceh Besar Mukfaldina membantah tudingan tersebut. GAM mengaku tak bertanggung jawab atas pembakaran tersebut [baca: Djali Yusuf: Membakar Sekolah, Strategi Lama GAM].

Berdasarkan pemantauan SCTV, hingga siang ini, masih ada sekitar 700 pengungsi asal Kabupaten Aceh Tengah yang menempati sejumlah penampungan di Banda Aceh. Namun, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Abdullah Puteh mengungkapkan, para pengungsi itu bakal dipulangkan ke daerah asal, bila memang wilayah mereka sudah aman. Untuk itu, Puteh menjanjikan akan memberikan santunan sebesar Rp 1 juta bagi setiap pengungsi [baca: Jusuf Kalla: Ratusan Miliar buat Pengungsi Aceh].

Pagi tadi, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto memberikan pengarahan kepada para perwira dan komandan satuan yang bertugas di wilayah Garnisun Banda Aceh. Dalam pengarahannya, Panglima meminta para komandan satuan terus menjalankan tugas untuk menumpas kelompok separatis GAM. Dia juga meminta para personel TNI yang bertugas di lapangan memperhatikan warga sipil agar terhindar dan tak menjadi korban dalam operasi militer. Selain memberikan pengarahan, Panglima juga dijadwalkan akan mengunjungi dan memeriksa pasukan TNI yang ada di lapangan seperti yang kini bersiaga di kawasan Meulabouh, Aceh Barat.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)