Sukses

Respons Panglima TNI Soal Prajurit Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali

Kasus penganiayaan yang dilakukan oknum prajurit TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud Md di Boyolali menyedot perhatian Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto merespons terkait kasus penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum prajurit TNI terhadap relawan pasangan Capres dan Cawapres, Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Boyolali.

Menurutnya, kasus itu saat ini telah ditangani Denpom IV/4 Surakarta dengan melakukan berbagai langkah terkait penyelidikan kasus yang melukai tujuh orang relawan.

"Jadi itu Dandim sudah berikan pernyataan ya tentang kejadian di Boyolali. Kemudian Dandim juga sudah melakukan langkah-langkah, memberikan santunan dan sebagainya," kata Panglima TNI Agus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Minggu (31/12/2023).

Karena itu, Agus pun menyampaikan kalau kasus itu telah menjadi ranah KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang telah memerintahkan satuannya untuk menangani persoalan tersebut.

"Saya rasa itu ranahnya Bapak KSAD ya. Bapak KSAD sudah memerintahkan satuan terkaitnya untuk menangani masalah itu," ujar Agus.

Sebelumnya, Komandan Kodim 0724 Boyolali Letkol inf Wiweko Wulang Widodo menyampaikan Denpom IV/4 Surakarta telah memproses sebanyak 15 prajurit TNI yang diduga melakukan penganiayaan secara bersama-sama terhadap warga sipil.

“Seizin pimpinan, kami sampaikan bahwa kasus tersebut benar adanya. Dan pelakunya adalah beberapa oknum anggota dari Yonif 408/Suhbrastha,”Ujar Wiweko saat konferensi pers di Makodim 0724 Boyolali, Minggu (31/12).

Lanjut Wiweko, saat ini Denpom IV/4 Surakarta masih meminta keterangan kepada para anggota untuk kepentingan proses hukum. Dengan sementara menahan ke-15 prajurit.

 

2 dari 3 halaman

Tidak Ada yang Meninggal

Di sisi lain, akibat insiden tersebut telah dipastikan hanya ada tujuh korban yang mengalami luka-luka, diantaranya;1. Slamet Andono (26); 2. Arif Diva (20); 3. Jaya Iqbal (22); 4. Dimas Irfandi (22); 5. Yanuar (22); 6. Parjono (51); 7. Lukman (19).

Di mana dua diantaranya masih menjalani rawat inap, sementara lima sisanya telah pulang dan menjalani rawat jalan. Dengan itu, telah dipastikan kabar ada salah satu korban meninggal tidaklah benar.

"Tidak ada korban yang meninggal. Kami menyesalkan dan menyayangkan kejadian kekerasan yang dilakukan oleh oknum anggota kita terhadap masyarakat. Komitmen pimpinan TNI AD akan menegakkan aturan hukum sesuai hukum yang berlaku,” jelasnya.

Maka, lanjut Wiweko, siapa pun oknum yang terbukti bersalah, akan diambil langkah dan tindakan secara profesional dan proporsional. Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks.

3 dari 3 halaman

  Penyebab Pengeroyokan

 

Sebelumnya, pengeroyokan yang menimpa pemotor relawan relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Boyolali, Jawa Tengah viral di media sosial. Kodam IV/Diponegoro mengklaim insiden itu dipicu salah paham prajurit yang berada di markas tersebut.

“Informasi sementara yang diterima, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak,” kata Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Richard Harison dalam keteranganya, Minggu (31/12).

Dari hasil penyelidikan sementara, lanjut Richard, pengeroyokan berawal sekira pukul 11.19 WIB, Sabtu (30/12) kemarin. Ketika, sejumlah prajurit tengah bermain voli, tiba-tiba melintas rombongan pemotor berknalpot bising.

“Oleh pengendaranya dimain-mainkan gasnya saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali. Seketika itu beberapa anggota yang sedang bermain bola voli tersebut keluar gerbang dan saat itu dilihatnya,” kata Richard.

Richard menjelaskan, karena merasa terganggu para prajurit sempat keluar gerbang. Namun, ada dua pemotor dengan knalpot bising yang masih dalam rombongan itu, kembali melintas di belakang sehingga ditegur oleh prajurit.

“Beberapa saat kemudian melintas lagi dua orang pengendara sepeda motor (knalpot brong) yang sedang memain-mainkan Gas sepeda motornya.Lalu dihentikan dan ditegur oleh anggota selanjutnya terjadi cek-cok mulut hingga berujung terjadinya tindak penganiayaan oleh oknum anggota,” kata dia.

“Anggota TNI tersebut pada awalnya hanya menegur agar kedua orang tersebut tertib berlalu-lintas. Dengan tidak memain-mainkan Gas sepeda motornya yang dikendarai (knalpot brong), karena menimbulkan suara bising dan mengganggu orang-orang di sekitar jalan,” tambahnya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com