Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep melakukan safari politik ke Pulau Sumatera, salah satunya bersilaturahmi dan diskusi dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Riau. Pada diskusi tersebut, Kaesang sempat mendapat pertanyaan terkait alasannya terjun ke dunia politik.
Kaesang mengaku mengenal dunia politik saat ayahnya, Joko Widodo atau Jokowi menjadi Wali Kota Solo, jauh sebelum menjadi Presiden Republik Indonesia (RI). Selain menjadi politikus, Jokowi juga dikenal sebagai pengusaha mebel.
Baca Juga
Saat itu, Kaesang remaja sempat berpikir kelak hanya ingin menjadi pengusaha ketimbang jadi politikus.
Advertisement
“Kami sebagian keluarga masih berpikiran, saya akan menjadi pengusaha kalau sudah besar,” ujar Kaesang di hadapan anggota dan pengurus PSMTI Riau di kawasan Pekanbaru, Minggu (7/1/2024).
Namun seiring berjalannya waktu, selain menjadi pengusaha, Kaesang akhirnya juga mengikuti jejak sang ayah dan kakaknya yakni Gibran Rakabuming Raka, terjun ke dunia politik. Kaesang yang kini menjadi Ketum PSI mulai memiliki pemikiran luas pada dunia politik.
“Politik menjadi satu bagian yang seru dan indah karena kita melakukan sesuatu di politik itu, bisa merubah sesuai dengan apa yang kita inginkan,” ucap Kaesang.
Kaesang mencontohkan, regulasi yang baik kepada masyarakat akan langsung dirasakan. Selain itu, Kaesang memiliki usaha yang mendidik remaja untuk memahami IT Programmer dan memberikan pendidikan gratis selama tiga bulan.
“Mereka yang sudah terdidik dicarikan pekerjaan,” terang Kaesang Pangarep.
Ingin Punya Akses di Kebijakan Pendidikan
Kaesang ingin caranya memberikan pelatihan atau pendidikan kepada remaja dapat dimasukkan pada kurikulum Kemendikbud Ristek. Hal itulah yang mendorong Kaesang untuk terjun ke dunia politik.
“Itulah kenapa saya pengin di politik, supaya saya punya akses,” terang Kaesang.
Memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan, mendorong Kaesang terjun ke dunia politik. Sebelumnya, Kaesang membantu Taman kanak-kanak (TK) yang belum tersertifikasi sehingga anak yang selesai pendidikan di sekolah tersebut tidak memiliki ijazah.
“Selama dua bulan teman-teman PSI membantu sekolah hingga akhirnya sekolah tersebut memiliki sertifikasi,” terang Kaesang.
Advertisement
Punya Kepuasan Batin, Meski Uangnya Tidak Banyak
Kaesang akan berusaha membantu masyarakat yang kesulitan melalui politik yang dijalankannya bersama PSI.
Kaesang mengakui, menjadi pengurus politik berisiko tidak memiliki uang banyak, dibandingkan menjadi pengusaha. Namun kepuasan batin yang mendorong Kaesang berpolitik sehingga dapat membantu masyarakat.
“Kalau di politik saya masih menyempatkan diri untuk bekerja walaupun seminggu sekali,” ucap Kaesang.