Liputan6.com, Jakarta - Serangan pasukan Israel ke wilayah Gaza, Palestina, hingga kini masih terus berlangsung. Terhitung, data Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan bombardir Tel Aviv ke wilayah kantong Palestina itu telah menewaskan 23 ribu warga sipil.
Terkait hal itu, Bulan Sabit Merah Mesir menggelar konferensi mengundang lembaga bulan sabit dan palang merah sedunia untuk membahas soal situasi dan kondisi bencana kemanusiaan di Kairo, Mesir, pada Kamis, (11/1/ 2024) hari ini.
“Kami mengundang konferensi seruan kemanusiaan mendukung Gaza yang akan diadakan di Kairo-Mesir,” ujar Tim Komunikasi Komunitas Bulan Sabit Merah Mesir (ERC) dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Advertisement
ERC menyatakan pertemuan tersebut dilakukan untuk mengatasi meningkatnya permintaan bantuan kemanusiaan dan mengkoordinasikan upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang efektif pada saat kritis.
“Memastikan upaya terkoordinasi yang kuat, berkesinambungan dan ditingkatkan dalam operasi tanggap darurat, diharapkan Gerakan Palang Merah Bulan Sabit Merah dan mitranya, termasuk pemerintah, sistem PBB, Badan Internasional, dan sektor swasta, untuk berkolaborasi dan bertindak bersama secara tegas,” kata dia.
Berada di Garis Depan
ERC memastikan pihaknya dan Bulan Sabit Merah Palestina berada di garis depan dalam merespons serangan tentara Israel ke wilayah Gaza. “Kami akan terus mengoordinasikan bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza melalui Mesir. Koridor ini diperkirakan akan terus berfungsi dalam jangka panjang baik untuk Operasi Respons jangka pendek maupun jangka panjang,” kata dia.
ERC dalam keterangannya juga, menyatakan pertemuan dengan organisasi dan Palang Merah dunia ini untuk memperkuat operasi respons masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan Palang Merah Merah sentra mitra bulan sabit merah.
“Sekaligus merumuskan pesan-pesan diplomasi kemanusiaan yang kuat untuk mendukung seruan pembentukan gencatan senjata permanen dan meningkatkan ruang kemanusiaan untuk memungkinkan perlindungan dan akses yang aman, efisien dan efektif terhadap populasi yang terkena dampak,” ERC menandaskan.
Desakan tersebut juga diserukan kepada Palang Merah Internasional dan Gerakan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS)
Dalam pernyataan persnya, PRCS menjelaskan desakan tersebut meliputi penjagaan keselamatan pekerja medis, pasien, dan sekitar 14 ribu orang yang mengungsi di rumah sakit tersebut seperti diamanatkan hukum kemanusiaan internasional dan Konvensi Jenewa Keempat.
Konvensi itu menyebutkan bahwa warga sipil di wilayah konflik bersenjata dan wilayah pendudukan dilindungi dari pembunuhan, penyiksaan atau kebrutalan, dan dari diskriminasi atas alasan ras, kebangsaan, agama atau pendapat politik.
PRCS menyatakan khawatir atas serangan bertubi-tubi pasukan pendudukan Israel yang menargetkan markas mereka dan juga Rumah Sakit Al-Amal di kota Khan Yunis, Jalur Gaza. Rumah sakit terafiliasi dengan PRCS.
Advertisement