Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Holistik Institute M Nur Latuconsina menegaskan, pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyebutkan mencari pemimpin yang melanjutkan estafet Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut jika ditafsirkan, maka tidak mengarahkan dan tak ada keberpihakan kepada pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) manapun.
"Kita tahu sendiri siapapun pemimpin kedepan harus bisa melanjutkan estafet pembangunan. Jadi buat para politisi lawan politik, jangan sampai statement Kapolri dipolitisasi," ujar M Nur yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Sabtu (13/1/2024).
Dia menambahkan, ucapan Kapolri soal kepemimpinan berkelanjutan, bukan untuk mengarahkan, apalagi menggiring opini, untuk medukung capres-capres tertentu.
Advertisement
Melainkan, kata M Nur, ucapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit terkait dengan estafet kepemimpinan nasional yang berkelanjutan itu adalah umum.
"Yang dimaksud adalah, keberlanjutan dari sejak Presiden Soekarno sampai Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan pembangunan di Indonesia yang selalu berkelanjutan dari satu pemimpin ke pemimpin selanjutnya," ucap dia.
Lebih lanjut M Nur menekankan, dalam Undang-Undang atau UU Nomor 7/2017 dijelaskan bahwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan institusi netral yang tidak berpihak ke paslon manapun.
"Soal netralitas Polri diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 200 yang berbunyi: 'Dalam Pemilu, anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menggunakan haknya untuk memilih'," kata M Nur.
Â
Undang-Undang Lainnya
Menurut M Nur, selain UU 7/2017, ada pula Pasal 28 Ayat 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri.
"Dalam UU ini dengan jelas menegaskan: 'Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menggunakan hak memilih dan dipilih. Jadi, pihak mana pun jangan menafsirkan statement Kapolri tersebut sehingga menimbulkan kegaduhan politik," ucap dia.
"Mari bersama kita support Polri untuk menjadi aparat penegak hukum sesuai tugas dan fungsinya, serta menjaga keamanan dan ketertiban dalam jalannya Pemilu," pungkas M Nur Latuconsina.
Sebelumnya, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyinggung kriteria pemimpin pengganti presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia berharap sosoknya mampu meneruskan estafet kepemimpinan ke depan.
Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan pada acara Perayaan Natal Mabes Polri Tahun 2023 di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan hari ini Kamis, 11 Januari 2024.
"Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan, bukan karena perbedaan. Akhirnya bukan pemimpin yang kita cari, tapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik," kata Listyo dikutip, Jumat 12 Januari 2024.
Â
Advertisement
Sebut Tugas Polri Sangat Berat
Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo mengatakan, prestasi yang diraih selama masa kepimimpinan Presiden Jokowi harus terus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan. Dalam hal ini, Kapolri menyebut, stabilitas Kamtibmas menjadi kunci utama.
"Kita memiliki tugas prestasi ataupun raihan yang telah ditorehkan oleh pemimpin kita saat ini tentunya harus terus bisa dilanjutkan dan ditingkatkan. Dan syarat utamanya adalah stabilitas Kamtibmas," ujar dia.
Kapolri mengatakan, tugas yang dipikul oleh Polri sangat berat. Kendati demikian, dengan modal dan semangat yang ada, dapat menjaga keberagaman, salah satunya dengan perayaan natal hari ini.
"Yakini dengan modal yang ada ditambah semangat kita untuk menjaga keberagaman salah satunya dengan perayaan Natal kali ini kita terus menjaga toleransi dan ini merupakan bagian dari menjaga keberagaman," ucap dia.
Â
Menjaga Persatuan
Listyo mengingatkan berbeda pendapat dan pilihan jangan sampai merusak apa yang telah dicita-citakan para pendiri bangsa.
"Bahwa perbedaan pendapat janganlah kemudian membuat dan merusak cita-cita kita bersama, karena kenapa? Kita menginginkan siapapun pemimpin yang saat ini kemudian naik menjadi pasangan calon tentu lah para pemimpin-pemimpin terbaik," ujar dia.
"Sehingga tentunya perbedaan pendapat yang ada pada saat menentukan dan memilih calon pemimpin nasional tersebut. Kemudian jangan merusak persatuan dan kesatuan? Kenapa? Kita memikiki tugas selanjutnya untuk menjaga raihan prestasi yang ada untuk bisa kita lanjutkan," sambung Listyo.
Karena itu kepada para tokoh lintas agama, Kapolri meminta para jemaat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, meski berbeda pendapat dan pilihan.
"Cooling sistem, saya titipkan, mumpung di sini yang hadir berbagai macam sodara-sodara dari lintas agama dan ini penting sekali kita sampaikan kepada jemaat kita kepada jemaah kita untuk terus bisa menjaga persatuan dan kesatuan di tengah-tengah persatuan pendapat yang ada," tandas dia.
Advertisement