Sukses

Kunjungi Dua Kampus di Amerika, Jokowi: Separuh Mahasiswanya dari China, Indonesia cuma 5 Orang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalamannya saat mengunjungi ke dua universitas di Amerika Serikat beberapa bulan lalu. Jokowi mengaku kaget saat melihat bahwa sebagian mahasiswa di dua kampus itu ternyata berasal dari China.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalamannya saat mengunjungi ke dua universitas di Amerika Serikat beberapa bulan lalu. Jokowi mengaku kaget saat melihat bahwa sebagian mahasiswa di dua kampus itu ternyata berasal dari China.

"Baru saja bulan yang lalu datang ke Amerika, kemudian pergi ke dua perguruan tinggi. Tidak usah saya sebutkan nama universitasnya, di Washington DC dan di San Fransisco. Saya masuk, kemudian saya lihat apa yang ada di pikiran saya, betul-betul saya kaget karena yang saya lihat lebih dari separuh mahasiswanya itu dari Tiongkok, dari RRT, dari China," kata Jokowi dalam Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1/2024).

Dia pun menilai hal inilah yang membuat China berhasil di atas negara-negara yang sudah maju dalam 20 tahun terakhir. Selain China, kata Jokowi, mahasiswa asal India juga banyak bersekolah di dua universitas di Amerika Serikat.

Jokowi kemudian mencari-cari mahasiswa asal Indonesia yang ada di universitas itu. Ternyata, ada lima mahasiswa dari Indonesia.

"Saya cari lagi mahasiswa dari Indonesia, ada ndak? Ada ndak. Ternyata ada, 5 (orang). Sangat kecil sekali," ujar Jokowi.

Dia mengaku sempat diajak ke fakultas jurusan robotik dan Artificial intelligence (AI) yang ada di universitas itu. Jokowi menyebut separuh mahasiswa yang belajar di jurusan itu juga ternyata dari China.

"Artinya mereka belajar AI, mereka belajar robotik. Robotik untuk laut dalam, robotik untuk agri (pertanian), robotik untuk medik, untuk manufacturing. Semuanya mereka belajar," tutur Jokowi.

2 dari 3 halaman

Jokowi Ingatkan Indonesia Harus Mulai Menyiapkan SDM Unggul

Jokowi menekankan Indonesia juga harus mulai menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Pasalnya, Indonesia akan menghadapi bonus demografi dalam lima hingga 10 tahun mendatang.

"SDM unggul akan menjadi kunci dan itu harus betul-betul kita persiapkan secara rill dan konkret," ucap Jokowi.

Diketahui, Jokowi melakukan kunjungan kerja Amerika Serikat pada November 2023 lalu.

Jokowi sempat mengunjungi Georgetown University di Washington DC dan Stanford University di San Fransisco untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa.

3 dari 3 halaman

Jokowi Minta Mendikbud Tambah Anggaran Riset untuk Perguruan Tinggi

Jokowi juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menambahkan anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024 ini. Kendati ada pilpres, Jokowi meyakini penambahan anggaran riset akan dilanjutkan siapa pun presiden yang terpilih.

"Pak Nadiem, anggarannya (untuk riset) diperbesar. Enggak apa-apa dimulai tahun ini, nanti kan sudah ganti presiden. Tapi dimulai itu yang gede, jadi presiden yang akan datang pasti mau tidak mau melanjutkan. Entah itu 01 (Anies Baswedan), entah itu 02 (Prabowo Subianto), entah 03 (Ganjar Pranowo)," ujar Jokowi dalam Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1/2024).

Dia meminta Mendikbud Nadiem segera mengalokasikan penambahan anggaran untuk riset. Jokowi menilai presiden yang terpilih tidak akan berani memotong anggaran yang sudah dialokasikan untuk riset.

"Dimulai dulu, enggak mungkin kalau Pak Nadiem sudah menambahkan banyak, presiden yang akan datang motong, enggak berani. Kita tahu peluang kita ke depan untuk mengembangkan ekonomi hijau, ekonomi biru," ujar Jokowi.

Menurut dia, lembaga pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat strategis untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas. Jokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan, namun juga inovatif dan menghasilkan karya yang berkualitas.

Mantan wali kota Solo itu pun mencontohkan perguruan tinggi di Vietnam di mana sektor industri dan universitas saling menyambung. Untuk itu, dia menyebut perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai lembaga riset.

"Saya ulangi, perguruan tinggi juga punya tugas mulia yaitu jadi lembaga riset karena memiliki dosen yang sangat banyak, tenaga peneliti serta ribuan mahasiswa untuk pengembangan Iptek kita, dan berinovasi untuk memecahkan masalah-masalah bangsa," kata Jokowi.