Liputan6.com, Kairo - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menggelar pertemuan dengan Pihak Kementerian Kesehatan Mesir di Kota Kairo. Dalam pertemuan itu, pihak Kemenkes membuka peluang bagi BSMI untuk mendirikan Rumah Sakit lapangan di wilayah Rafah, yang merupakan perbatasan Mesir dan Palestina.
Dalam audiensi tersebut, pihak Kemenkes Mesir yang diwakili oleh Asisten Menteri Kesehatan dan Populasi bidang Hubungan Internasional Dr Hatem F. Amer mengatakan, pihaknya membutuhkan sumber daya untuk pendirian rumah sakit lapangan yang akan diinisiasi Pemerintah Mesir di Rafah.
Baca Juga
Hatem menjelaskan, pihaknya membutuhkan rumah sakit lapangan lengkap dengan kapasitas seratus tempat tidur.
Advertisement
"Nantinya operasional dan tenaga medis rumah sakit tersebut akan dilakukan sepenuhnya oleh kami. Tim dokter dan tenaga medis Mesir,” ucap Hatem dalam pertemua yang digelar 16 Januari 2024.
Hatem mengungkapkan, kondisi diperbatsan tempat menampung warga Gaza sangat memprihatinkan.
Bantuan dari pihak luar terutama bangsa Indonesia yang dibutuhkan berupa pengadaan tenda dan perlengkapan medis untuk rumah sakit lapangan.
Hingga saat ini, Pemerintah Mesir telah melakukan lebih dari 1.220 intervensi bedah tingkat lanjut dan lebih dari 27.600 intervensi medis bagi warga Gaza yang memasuki Mesir.
Hatem menjelaskan, Mesir juga menjadi tempat ribuan warga Gaza yang terluka parah dirawat. Total biaya medis, pencegahan, rawat jalan, dan layanan lainnya yang ditanggung Mesir dari 1 November 2023 hingga 15 Januari 2024 melebihi 114 juta dolar AS.
BSMI Berpengalaman Bangun RS Lapangan
Sementara , Ketua DPN Bulan Sabit Merak Indonesia M Jazuli Ambari menjelaskan, pihaknya akan berupaya membantu Pemerintah Mesir untuk pendirian rumah sakit lapangan. Menurut Jazuli, BSMI sudah berpengalaman dalam mendirikan dan mengoperasikan rumah sakit lapangan saat terjadi berbagai bencana di Indonesia.
Meski demikian, dia mengakui pihaknya tida bisa bekerja sendiri, pembangunan rumah sakit lapangan harus melibatkan banyak pihak dikarenakan nilai investasinya cukup besar. “Perlu kolaborasi. Karena itu kamu membuka kerjasama dengan pihak lain untuk mewujudkan rumah sakit lapangan ini,” kata dia.
Advertisement
Desain Model RS Lapangan
Dikesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina BSMI Prof Basuki Supartono mengatakan, BSMI menggunakan model dan metode dari Jerman untuk membangun rumah sakit lapangan. Penerapannya sudah terbukti saat penanganan penyintas bencana gempa bumi di Lombok dan Palu.
Menurut Basuki, model tersebut bisa diterapkan saat krisis di Gaza. Dalam kondisi perang, rumah sakit lapangan juga membutuhkan inovasi untuk melindungi pasien.
"Menindaklanjuti pertemuan dengan Kementerian Kesehatan Mesir, kami segera mendesain model rumah sakit lapangan, seperti salah satunya dengan kontainer-kontainer yang akan menjadi salah satu fasilitas di dalam rumah sakit lapangan," ucap dia.