Sukses

Stefanus Hengkang dari Partai, Kader PDIP: Mungkin Ada Tawaran Lebih Menggiurkan di 02

Yogen menegaskan, sebagai kader PDIP, perlu kesabaran revolusioner dan kesadaran ideologis.

Liputan6.com, Jakarta Kader muda PDI Perjuangan, Yogen Sogen menilai hengkangnya Stefanus Gusma (Ketua PP Pemuda Katolik) dari PDI Perjuangan adalah sebuah keputusan pragmatis dan oportunis yang menangkap peluang di depan mata.

"Mungkin ada tawaran yang lebih menggiurkan di 02, dan mungkin juga beliau merasa terlalu lama berproses di PDI Perjuangan sehingga mencari jalan lain untuk menjadi sesuatu di lingkaran Prabowo-Gibran," ujar Yogen dikutip Minggu (28/1/2024).

Yogen menegaskan, sebagai kader PDIP, perlu kesabaran revolusioner dan kesadaran ideologis.

"Beliau senior saya, yang cerdik memanfaatkan peluang. Tapi bicara proses harusnya banyak sabar. Pilihan politik itu hak. Tapi perlu juga mengedepankan pertimbangan etis dalam menentukan pilihan apalagi mendukung calon pemimpin yang lahir dari pelanggaran etika berat," ujar dia.

"Sangat disayangkan, apalagi beliau sebagai ketua Pemuda Katolik yang seharusnya menjunjung tinggi etika dan moral, tapi kembali lagi itu adalah pilihan. Saya mendoakan semoga beliau sukses di kubu Prabowo-Gibran," ungkap Yogen.

Yogen menegaskan di PDI Perjuangan banyak pemain bintang yang cemerlang sehingga kader-kader muda perlu bersabar dalam proses.

"Kader PDI Perjuangan itu banyak pemain bintangnya, sehingga banyak dilirik partai lain. Tapi itulah konsekuensi logis PDI Perjuangan konsisten melahirkan kadernya. Saya dibentuk di PDI Perjuangan, dan saya meyakini proses yang baik akan berbuah baik, karena menjadi kader adalah memikul kesetiaan ideologis," ujar Jubir Muda TPN Ganjar-Mahfud tersebut.

 

2 dari 3 halaman

Sabar Hadapi Ujian

Ia menyadari bahwa menjadi sesuatu di PDI Perjuangan perlu melewati berbagai rintangan karena banyak orang-orang hebat di PDIP. Untuk itu, perlu kesabaran dalam menghadapi ujian, serta setia dalam garis perjuangan.

"PDI Perjuangan partai yang teruji, sudah melewati berbagai dinamika yang keras dan ganas, jadi ketika ada kader yang keluar dari PDI Perjuangan adalah peristiwa biasa, tidak menyurutkan semangat perjuangan kami dalam memenangkan PDI Perjuangan dan Ganjar-Mahfud," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Stefanus Gusma Mundur

Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma pamit mundur dari PDI Perjuangan. Gusma sapaan akrab Stefanus Gusma sendiri bergabung dengan PDIP sejak 2012, dan saat itu dia diajak lalu dimentori langsung oleh Maruarar Sirait.

“Iya, saya sudah pamit. Saya sudah sampaikan permohonan maaf, ucapan terima kasih dan sudah pamit dengan senior-senior saya di partai. Sempat mengirim text WA, dan saya juga membuat surat pengunduran diri sebagai pengurus Badiklatpus.” kata Gusma, yang pernah menjabat Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) 2009–2011 dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/1/2024).

Lalu langkah politik selanjutnya, Gusma terlihat terus mendampingi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka kampanye di beberapa daerah mulai dari kunjungan kampanye ke berbagai tempat, seperti kunjungan ke Nusa Tenggara Timur (NTT) akhir tahun 2023.

Lalu, aktif mendampingi komunitas relawan memenangkan pasangan calon presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yakni komunitas Solidaritas Anak Muda untuk Keberagaman dan Toleransi Indonesia (Sakti).

Terbukti saat acara kick off gerakan door to door 2 juta rumah SAKTI yang dihadiri Cawapres Gibran dinilai sebagai langkah menggaet suara untuk memenangkan paslon nomor urut 2 di Kota Solo, Kamis (11/1/2024).

Gusma juga menjelaskan alasan pengunduruan dirinya berkaitan dengan perbedaan pandangan dengan Partai ihwal Pilpres 2024.

"Pertimbangan saya pamit karena telah berbeda dengan partai soal Pilpres 2024. Saya rasa logis dan etisnya demikian. Dulu saat masih aktivis mahasiswa di Solo saya sudah jadi relawannya Pak Jokowi saat maju walikota, lalu ikut berjuang saat beliau maju Gubernur DKI, dan saat maju Pilpres dua kali. Saya juga koordinator door to door-nya Mas Gibran saat maju walikota Solo," jelas Gusma.

Kemunduran dari PDIP juga berdasar dari dalam dirinya sendiri tanpa ada tekanan pihak lain di internal maupun eksternal partai.

“Saya berkeyakinan dan mengikuti kata hati saya soal sikap politik ini (pengunduran-red). Pak Jokowi sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya. Approval ratingnya sangat tinggi. Pilihan politik saya saat ini senafas dengan mayoritas rakyat yang puas terhadap pemerintahan Jokowi. Nah, saya rasa mungkin itu kesamaan dengan mentor saya Bang Ara dalam konteks ini," ujar Gusma.