Liputan6.com, Denpasar Penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Pulau Dewata Bali yang akan dimulai 14 Februari 2024 mendatang akan menjadi babak baru sektor pariwisata Bali. Berkaitan dengan itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
Soal Pungutan Wisman, Rektor Unud: Harus Dibarengi Peningkatan Kualitas Pariwisata Bali
Baca Juga
Bali Raih Apresiasi UNWTO dan Dikritik Fodor, Zita Anjani: Mari Jadikan Momentum untuk Berbenah
Lagi, Wisatawan Cerita Digigit Tomcat di Bali sampai Kulit Pahanya Melepuh
Tanggapan Budayawan Sugi Lanus Tentang Rencana Prabowo Jadikan Bali The New Singapore dan Hong Kong: Pariwisata Bali Tidak Korbankan Alam
Pasalnya, menurut Suardana, saat ini Bali menghadapi persoalan sampah dan kemacetan yang membutuhkan penanganan secepatnya.
Advertisement
“Masalah-masalah yang kita hadapi sekarang seperti soal sampah dan kemacetan harus bisa segera diatasi,” katanya saat membuka Tatanan Baru Pariwisata Bali dengan tema “Pungutan Wisman untuk Pariwisata Bali yang Berkualitas”, Selasa (23/1/2024) di Kampus Universitas Udayana (Unud), Bali.
Forum seminar yang diinisiasi Fakultas Pariwisata Unud bersama Emtek Media itu menghadirkan pembicara Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Perwakilan Dinas Pariwisata dan Majelis Desa Adat (MDA) Bali serta dari akademisi Unud. Sementara peserta seminar adalah dari kalangan asosiasi pariwisata, Desa Adat, Desa Wisata, mahasiswa dan media.
Suardana menyebut, pungutan pariwisata bisa menjadi harapan baru karena diharapkan adanya dana yang cukup untuk mengatasi berbagai masalah.
“Tapi ini harus kita persiapkan dengan sungguh-sungguh dan hati-hati agar maksud baik dari adanya pungutan itu jangan sampai justru berbalik merugikan pariwisata Bali,” katanya.
Suardana menyebutkan bahwa sektor pariwisata sudah mulai bangkit kembali masih menjadi penyangga utama ekonomi Bali. Oleh karena itu, pengelolaan kebijakan harus dilakukan dengan hati-hati. Terlebih sebelumnya sempat terpuruk di masa pandemi COVID-19.
Sementara itu, CEO Kapan Lagi Youniverse mewakili Emtek Digital, Steve Christian menyatakan, misi KLY adalah meningkatkan kualitas Masyarakat melalui teknologi, inovasi dan layanan online di era digital dengan tujuan membuat masyarakat lebih cerdas dan berpengetahuan.
Dengan ekosistem yang dimiliki pihaknya ingin membantu setiap pihak yang terlibat dalam seminar ini untuk berpartisipasi dan mendapatkan persepsi yang positif tentang kinerjanya secara keseluruhan. Termasuk dalam mensosialisasikan keberadaan pungutan wisman di Bali.
(*)