Sukses

Berdayakan Lahan Terbatas, Kampung Palm Eco Green Village Malang Makin Asri Berkat Program BRInita

Berkat kerja keras masyarakatnya dan bantuan program BRInita dari BRI, Kampung Palm mampu bertransformasi dari lahan sempit menjadi lahan pertanian hijau nan asri di tengah kota yang bersinergi dengan misi zero stunting di kota Malang.

Liputan6.com, Jakarta Memasuki Kampung Palm Eco Green Village Malang, pengunjung seolah disambut oleh jajaran tanaman hijau nan asri dan dinding penuh kreasi mural yang cantik. Tak heran jika saat ini lokasi tersebut menjadi salah satu destinasi kampung wisata yang banyak dilirik oleh wisatawan saat berkunjung ke Malang.

Kampung Palm sendiri berada di wilayah RW 1 Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Sebelumnya, kampung ini hanya sebatas wilayah padat penduduk yang tidak banyak menarik perhatian. Namun, berkat kerja keras masyarakatnya dan bantuan program BRInita dari BRI, Kampung Palm mampu bertransformasi dari lahan sempit menjadi lahan pertanian hijau nan asri di tengah kota yang bersinergi dengan misi zero stunting di kota Malang.

2 dari 3 halaman

Pemberdayaan Masyarakat untuk Bertani di Lahan Terbatas

Dijelaskan oleh Lurah Samaan Kecamatan Klojen Kota Malang, Anang Setiawan, Kampung Palm sendiri merupakan permukiman padat penduduk yang masuk wilayah RW 1 Kelurahan Samaan.

“Khusus untuk RW 1 Kelurahan Samaan terbagi dalam 5 RT, dengan total jumlah kepala keluarga kurang lebih ada 350 Kartu Keluarga. Memang jika kita lihat di wilayah RW 1 adalah pemukiman yang padat. Sehingga potensi untuk bertani di wilayah perkotaan sangat jarang sekali.” ungkapnya.

Perlahan tapi pasti, kampung ini mulai mengalami perubahan sejak mendapatkan bantuan program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita yang mengusung konsep bertani di lahan sempit, seperti di wilayah padat penduduk. Program tersebut fokus pada pembinaan dan pemberdayaan masyarakat lewat cara bertani modern sekaligus memberikan dukungan lewat sarana dan prasarana.

Kegiatan utama program BRInita yang berlangsung di Kampung Palm antara lain pemberdayaan masyarakat bertani di lahan terbatas. Selain itu, BRInita juga memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang menunjang seperti lewat pengadaan bibit, media tanam hidroponik, aquaponik, budidamber atau budidaya ikan dalam ember, mural, serta pembangunan gapura sebagai identitas Kampung Palem Eco Green Village.

Selain bantuan infrastuktur, BRI juga memberikan pembinaan bagi warga, berupa pelatihan pengelolaan urban farming yang menggandeng tenaga ahli/instansi terkait serta melakukan pembinaan secara berkala. Berbagai upaya ini dilakukan demi menambah nilai ekomomi produk yang dihasilkan dari warga Kampung Palm Eco Green Village.

3 dari 3 halaman

Berikan Dampak Positif untuk Masyarakat

Program BRInita yang berjalan di Kampung Palm memberikan banyak dampak positif yang dirasakan oleh para warga. Tak hanya sebatas membuat lingkungan jadi indah dan asri, sayuran yang ditanam pun nantinya bisa dijual yang hasilnya juga bisa digunakan untuk operasional kegiatan bercocok tanam tersebut.

Selain itu, hasil sayuran dari kegiatan ini juga bisa dinikmati sendiri oleh warga yang membantu meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Kampung Palm sekaligus menurunkan angka stunting.

“Dari hasil bertanam ini bisa membantu mengurangi angka stunting di wilayah kelurahan kami. Di tahun 2020, ada 98 balita terindikasi stunting, dengan program ini bisa menurun hingga menjadi 6 balita. Mudah-mudahan kegiatan BRInita terus berlanjut dan senantiasa menciptakan lahan yang sempit menjadi lahan indah dengan penuh sayur mayur sehingga bisa menciptakan ketahanan bagi keluarga di wilayah kami,” jelas Weni Susilowati, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang.

Lewat kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto turut menambahkan bahwa BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan lewat program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. BRInita menjadi salah satu program yang menunjukkan komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat permukiman.

“Program ini tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik di Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini secara kontinyu terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi Masyarakat”, tegas Catur.