Â
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia enggan menanggapi tantangan Co Captain Timnas Anies-Cak Imin (AMIN), Tom Lembong untuk mengadu data.
Baca Juga
"Saya enggak perlu menanggapi orang-orang yang halusinasi ya," kata Bahlil, usai menghadiri acara ‘Trimegah Political and Economic Outlook 2024’ di The Ritz-Carlton Ballroom, Pacific Place, Jakarta, Rabu (31/1).
Advertisement
Sebelumnya, Tom Lembong merespons berbagai pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan hingga Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang menyerangnya.
Luhut menampik pernyataan Tom Lembong soal semua mobil di China menggunakan baterai listrik berbasis lithium ferro phosphate (LFP). Sementara Bahlil menyebutnya berhalusinasi tinggi ketika mengkritik proyek IKN.
Tom Lembong menyebutkan, dia siap adu data menanggapi setiap poin yang dilontarkan Luhut dan Bahlil. Di sisi lain, menurut dia, ini baik bagi masyarakat dengan mengetahui data-data yang dipaparkan oleh setiap pihak yang berseberangan tersebut.
"Saya kira sudah kita mulai tanggapi satu per satu. Ini positif bagi publik, kita adu data, kita adu analisa, dan nanti biar masyarakat yang bisa menilai," kata Tom Lembong saat ditemui di Markas Pemenangan Timnas AMIN, Menteng Jakarta, Senin (29/1).
Â
Tom Lembong Minta Publik Adu Data
Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong merespons tudingan investasi mangkrak yang ditinggalkannya. Ini menanggapi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut ada sejumlah investasi yang tak tuntas di era Tom Lembong.
Merespons tudingan itu, Tom Lembong membalas santai. Menurutnya, data realisasi investasi merupakan data publik. Dia pun meminta masyarakar bisa membandingkan sendiri.
Informasi, tudingan Bahlil merujuk pada masa Tom Lembong menjabat Kepala BKPM. Tom sendiri dilantik pada 20 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019. Itu jadi jabatan keduanya setelah menjadi Menteri Perdagangan di periode pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tom meminta, data-data publik terkait investasi itu bisa ditelusuri oleh masyarakat. Kemudian, bisa dibandingan dengan realisasinya. Dia pun menyerahkan penilaian akhirnya kepada masyarakat.
"Jadi memang kami mempersilakan untuk publik aja menganalisa dan membandingkan data-data dan mempersilakan masyarakat yang menilai," tuturnya.
Â
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com
Advertisement