Sukses

Politikus Gerindra Dukung Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Raja Soba Sonbai III

Politikus Gerindra Anita Nidya Mahenu mengungkapkan kegigihan Pemerintahan Raja Sonbai dalam berjuang melawan penjajah Belanda. Kondisi itu berlangsung selama tiga generasi.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Gerindra Anita Nidya Mahenu mengungkapkan kegigihan Pemerintahan Raja Sonbai dalam berjuang melawan penjajah Belanda. Kondisi itu berlangsung selama tiga generasi. 

"Perjuangan masyarakat NTT selama masa penjajahan Belanda merupakan sejarah yang sangat panjang.  Perjuangan ini berlangsung hingga tiga generasi pada masa pemerintahan Raja Sonbai," kata Anita dikutip dari akun YouTube-nya, Kamis (1/2/2024).

Dia menuturkan, kegigihan dan perjuangannya ini berlangsung hingga Raja Soba Sonbai III. Raja dari Timor tersebut sampai akhir hayatnya tidak pernah menandatangani perjanjian takluk kepada pemerintahan Belanda.

"Tekadnya sangat kuat untuk melindungi masyarakat Timor dari tekanan ancaman Belanda hingga pada akhirnya pada perang mempertahankan Benteng Fatusiki, pasukan Belanda menggunakan senjata modern dan memenangkan peperangan ini. Raja Sonbai III akhirnya ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Sumba. Di sana masyarakat Sumba membantu dan merawat Raja Soba Sonbai III," ujar dia.

Melihat pengorbanan serta perjuangan dalam melindungi masyarakat Timor dari kekejaman Belanda hingga harus mengorbankan diri sendiri, dia menilai sudah selayaknya raja Sonbai III pantas dan berhak untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional.

"Saya Anita Nidya Mahenu mendukung penuh pemberian gelar pahlawan nasional kepada Raja Soba Sonbai III. Sosok ini sangat layak menjadi pahlawan nasional dari Nusa Tenggara Timur," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Makamnya Disamarkan oleh Belanda

Sobe Sonbai III tertangkap di Kauniki tahun 1905, setelah benteng pertahanan yang terakhirnya yaitu Benteng Fatusiki di Desa Oelnaineno telah direbut Belanda.

Berdasarkan keputusan pengadilan, Sobe Sonbai III diasingkan ke Waingapu Sumba selama setahun. Setelah itu Sobe Sonbai III berhasil kembali ke Kauniki, namun ditangkap kembali dan ditawan di Kupang hingga meninggal dunia, dalam status sebagai tawanan perang.

Jenazah Sobe Sonbai dimakamkan di Fatufeto Kupang pada Bulan Agustus tahun 1923. Untuk menghindari pengkultusan pahlawan yang dapat membangkitkan perlawanan oleh penduduk pribumi, oleh Belanda kuburannya disamarkan dan hingga kini tidak diketahui jelas keberadaan kuburan Sobe Sonbai III. Sobe Sonbai III, seorang pahlawan dari Timor tanpa makam.