Sukses

Kejagung Tetapkan 2 Tersangka Kasus Korupsi Timah

Kejagung menetapkan dua tersangka terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan dua tersangka terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.

Dirdik Jampidsus Kejagung, Kuntadi menyampaikan, dua tersangka itu adalah Tamron (TN) alias AN selaku Beneficial Ownership CV VIP dan PT MCM dan Achmad Albani (AA) selaku Manager Operasional Tambang CV VIP dan PT MCM.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan dikaitkan dengan alat bukti yang cukup, hari ini Tim Penyidik telah menaikkan status dua orang saksi itu menjadi tersangka," tutur Kuntadi di Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2024).

Menurut Kuntadi, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 115 saksi, serta menyita 55 alat berat yang terdiri dari 53 unit excavator dan dua unit bulldozer, yang diduga kuat milik tersangka TN alias AN.

Selain itu, penyitaan juga dilakukan terhadap emas logam mulia seberat 1.062 gram, uang tunai baik mata uang asing maupun mata uang rupiah dengan rincian Rp83.835.196.700; USD 1.547.400; SGD 443.400; dan AUS 1.840.

"Adapun kasus posisi dalam perkara ini yaitu sekitar tahun 2018, CV VIP telah melakukan perjanjian kerja sama sewa peralatan processing peleburan timah dengan PT Timah Tbk, kemudian tersangka TN alias AN selaku pemilik CV VIP memerintahkan tersangka AA selaku Manager Operasional Tambang CV VIP untuk menyediakan bijih timah, dengan cara membentuk beberapa perusahaan boneka seperti CV SEP, CV MJP, dan CV MB guna mengumpulkan bijih timah ilegal dari IUP PT Timah Tbk," jelas dia.

2 dari 3 halaman

2 Tersangka Ditahan

Untuk melegalkan kegiatan perusahaan boneka tersebut, lanjut Kuntadi, PT Timah menerbitkan Surat Perintah Kerja seolah-olah terdapat kegiatan borongan pengangkutan sisa hasil mineral timah.

Demi memudahkan proses penyidikan, penyidik melakukan penahanan terhadap tersangka TN alias AN di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung. Sementara tersangka AA ditempatkan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, dengan masing-masing ditahan selama 20 hari ke depan.

Atas perbuatannya, kedua tersangka dikenakan Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

“Perbuatan para tersangka mengakibatkan kerugian keuangan negara dan hingga saat ini kami masih menunggu hasil perhitungannya. Tim Penyidik masih terus mendalami keterkaitan keterangan para saksi dan barang bukti yang telah disita guna membuat terang dugaan tindak pidana korupsi yang ditangani," Kuntadi menandaskan.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Kejagung Tetapkan Tersangka Menghalangi Penyidikan Kasus Korupsi Timah

Sebelumnya, Kejagung menetapkan satu orang tersangka menghalangi penyidikan atau obstruction of justice terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.

Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana menyampaikan, penetapan tersangka itu dilakukan usai rangkaian kegiatan sejak 24 Januari 2024 sampai dengan 26 Januari 2024, mulai dari mengumpulkan keterangan saksi, penggeledahan, penyitaan, hingga penahanan terhadap tersangka tersebut.

"Tim penyidik menetapkan satu orang tersangka berinisial TT dengan sangkaan yaitu setiap orang yang dengan sengaja menghalangi atau merintangi secara langsung atau tidak langsung terkait penyidikan atau obstruction of justice perkara dugaan tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT Timah tahun 2015-2022," kata Ketut dalam keterangannya, Selasa (30/1/2024).

Menurut Ketut, penyidik meminta keterangan terhadap sejumlah saksi yang terdiri dari direktur perusahaan pertambangan hingga penanggung jawab operasi di lokasi pertambangan, dengan jumlah 20 orang.

Dia turut merinci beberapa lokasi penggeledahan di Kabupaten Bangka Tengah, antara lain toko dan rumah tersangka TT dengan membongkar dua brankas, laci meja, dan satu ruang gudang yang diduga kuat berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang sedang ditangani.

Selain itu, penyidik juga menyita satu unit mobil Porsche, satu unit mobil Suzuki Swift, dan uang tunai sebesar Rp1.074.346.700. Kemudian rumah milik AN dan menemukan uang tunai sebesar Rp6.070.850.000 dan 32 ribu dolar Singapura, serta beberapa mata uang asing yang dibungkus dalam kardus rokok di ruang gudang.

"Seluruh barang bukti uang tunai tersebut dititipkan oleh Tim Penyidik ke Bank BRI Cabang Pangkal Pinang," jelas Ketut.