Liputan6.com, Jakarta - Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang sangat agung dan penting bagi umat Islam. Peristiwa Isra Miraj terjadi pada Senin 27 Rajab 621 M. Adapun 27 Rajab Tahun 1445 H bertepatan dengan hari ini, Kamis (8/2/2024).
Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW di malam hari bersama Malaikat Jibril dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) dengan mengendarai buraq.
Sedangkan Miraj ialah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa naik ke langit tujuh yang disebut sebagai Sidratul Muntaha yang merupakan tempat yang tertinggi.
Advertisement
Dalam peristiwa Isra Miraj inilah, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan salat wajib 5 kali dalam sehari semalam. Sebenarnya, awal mulanya perintah shalat ini sebanyak 50 kali.
Ketika Rasulullah SAW bertemu Nabi Musa AS, maka Nabi Musa menyarankan agar meminta keringanan kepada Allah. Pasalnya, menurut Nabi Musa AS, umat Rasulullah SAW tidak akan mampu melaksanakan salat 50 kali.
Singkat cerita, Allah SWT mengabulkan permintaan Rasulullah SAW dan akhirnya perintah salat wajib menjadi 5 kali dalam sehari semalam, yaitu Isya, Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib.
Isra Miraj merupakan sebuah perjalanan kilat lintas dimensi yang berlangsung dalam satu malam. Saat Nabi Muhammad SAW diperlihatkan hal-hal gaib, menerima syariat salat 5 waktu dari Allah SWT secara langsung, jumpa nabi-nabi terdahulu, dan menjadi imam salat bagi mereka. Peristiwa bersejarah ini terdapat dalam firman Allah SWT:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Isra (17): 1)
Dalam peristiwa seagung itu seperti Isra Miraj pastinya memiliki banyak hikmah dan pelajaran yang bisa direnungi dan mengambil pelajaran bersama. Berikut beberapa hikmah dan pelajaran penting di balik Isra Miraj dikutip Liputan6.com dari NUOnline, Kamis (8/2/2024):
1. Tingginya Derajat Kehambaan
Penyebutan Nabi Muhammad SAW dalam ayat Isra (QS Al-Irsa (17): 1) menggunakan kata 'Abdun; yang memiliki arti hamba, tidak menggunakan seperti 'nabi', 'rasul’, atau pun 'khalil' (kekasih).
Ini menunjukkan bahwa derajat kehambaan di sisi Allah memiliki nilai yang sangat tinggi. Oleh karena itu, ketika Al-Qur'an berbicara tentang orang-orang ikhlas menggunakan kata 'Abdun'.
Allah berfirman,
وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al-Furqan (25): 63)
Melaui Jibril, Allah pernah memberikan pilihan kepada Nabi Muhammad saw untuk memilih ingin ‘menjadi nabi sekaligus raja’, ‘atau menjadi nabi sekaligus hamba’.
Kemudian Nabi lebih memilih menjadi hamba yang mengabdi kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa status kehambaan merupakan derajat paling agung di sisi Allah.
Penyebutan Nabi Muhammad saw menggunakan kata 'Abdun' tidak hanya dalam surat Al-Isra. Dalam beberapa ayat lain juga sama. Seperti QS Al-Baqarah (2): 23, QS Al-Hadid (57): 9 dan QS Al-Jin (72): 19.
Advertisement
2. Pembekalan Dakwah untuk Rasulullah
Seperti yang kita tahu, sebelum peristiwa Isra Miraj, Rasulullah SAW berdakwah di Kota Makkah. Di sana, Nabi Muhammad SAW merasakan betapa berat cobaan dan ujian dirasakan.
Orang-orang tercinta dan orang-orang tempat Nabu Muhammad bersandar silih berganti wafat, saat orang-orang Quraisy tengah begitu ganas menindas.
Sampai kemudian para sejarawan menamai duka Rasulullah atas kewafatan orang-orang tercinta dengan nama 'amul huzni (tahun kesedihan). Setelah itu, Allah mengisra-kan Nabi-Nya.
Ini semua sudah skenario Allah agar Nabi Muhammad menjadi sosok yang tangguh. Tantangan dakwah beliau ke depan akan sangat berat dan berliku.
Menyebarkan agama Islam dengan perlawanan dari pemuka-pemuka Quraisy, dari pasukan perang bersenjata lengkap, dan musuh-musuh Islam kelas jenderal lainnya.
Allah telah membekali Nabi Muhammad SAW sejak ia lahir dengan kehidupan pedih yang mengasah ketangguhannya. Bahkan kita tahu, setelah Isra Miraj, tepatnya setelah hijrah ke Madinah, hambatan dakwah Rasulullah SAW menjadi lebih berat.
Peristiwa perang badar, perang uhud, perang mu'tah, dan perang-perang lainnya adalah fakta sejarah bahwa perjuangan dakwah Nabi periode Madinah penuh tantangan dan berliku.
3. Sampaikan Kebenaran Walau Pahit
Sepulang dari Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW sampaikan perjalanannya itu kepada sekalian penduduk Makkah. Tapi apa respons mereka? Banyak di antara mereka tidak percaya.
Bahkan ada yang semula beriman, tapi setelah mendengar 'cerita tidak masuk akal' ini, mereka keluar dari Islam. Sampai Nabi Muhammad SAW harus menceritakan bukti-bukti untuk memperkuat argumennya, seperti soal bangunan masjid Aqsa dan kafilah dagang yang dilihat saat Isra.
Nabi Muhammad SAW tetap menyampaikan kabar peristiwa Isra Miraj yang dialaminya dengan terus terang. Meski harus dibalas dengan cacian dan ejekan dari orang-orang musyrik. Bukankah Nabi Muhammad pernah bersabda, "Katakanlah kebenaran, walau pahit kenyataan."
Advertisement
4. Syariat Nabi Muhammad SAW menghapus Syariat Nabi-Nabi Terdahulu
Saat peristiwa Isra Miraj, Rasulullah SAW menjadi imam salat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW.
Sekaligus menjadi isyarat bahwa syariat Nabi Muhammad SAW telah menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya.
5. Keistimewaan Masjid Al-Aqsha bagi Umat Muslim
Sebelum peristiwa Isra Miraj, Masjid al-Aqsha dinamakan Baitul Maqdis. Perjalanan Isra dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis dan Mi’raj dari Baitul Maqdis menuju langit dunia sampai bertemu Rabb-nya, merupakan isyarat bahwa Masjid al-Aqsha memiliki keistimewaan bagi umat Islam.
Bahkan masjid ini pernah menjadi kiblat salat sebelum akhirnya berganti Ka’bah. Pahala shalat Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding masjid biasa.
Advertisement
6. Islam adalah Agama yang Suci
Saat Nabi Muhammad diberi pilihan antara air susu dan khamr, Nabi memilih susu.
Kemudian Malaikat Jibril berkata, "Engkau telah diberi hadiah kesucian". Ini sebagai isyarat bahwa Islam adalah agama suci (fitrah).
Allah berfirman dalam Al-Qur’an,
فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS. Ar-Rum (30): 30)
7. Pentingnya Persoalan Salat
Peristiwa Isra Miraj juga menjadi hari ulang tahun bagi salat lima waktu. Dalam hadist Nabi dijelaskan bahwa kewajiban salat bagi umat Muslim terjadi pada malam Nabi Muhammad SAW Miraj ke langit.
Hanya syariat salat yang beliau terima langsung, bukan dengan wahyu melalui perantara malaikat Jibril sebagaimana kewajiban-kewajiban lainnya. Tidak heran, dalam agama Islam, shalat merupakan tiang agama (Imad ad-Din).
Advertisement
8. 'Ilmul Yaqin Nabi SAW Naik Level ke 'Ainul Yaqin
Sebelum Miraj, Rasulullah saw hanya mendengar sifat-sifat soal surga, neraka dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Ini namanya 'ilmul yaqin, Nabi Muhammad SAW mengimaninya tapi belum melihat langsung.
Ketika Miraj, Rasulullah meliat langsung dengan mata kepala sendiri. Ini namanya 'ainul yaqin.