Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan berencana yang dilakukan Yudha Arfandi (YA) terhadap Dante Khalif Pramudiyo atau Dante (6) anak Tamara Tyasmara akhirnya terungkap. Itulah top 3 news hari ini.
Berdasarkan hasil analisa CCTV, YA terlihat berkali-kali menenggelamkan Dante di kolam renang. Hal itu disampaikan Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra.
Baca Juga
Wira mengatakan, total Dante ditenggelamkan sebanyak 12 kali dengan durasi waktu yang bervariasi. Hal ini diduga dilakukan tersangka untuk mengecoh pengawasan lifeguard atau penjaga kolam renang.
Advertisement
Sementara itu, Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menegaskan kelangkaan beras di ritel bukan disebabkan karena bantuan pangan yang disebar Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, penyaluran bantuan pangan tak menganggu pasokan beras ke pasar-pasar ritel.
Arief menargetkan pasokan beras dapat kembali melimpah pada Maret 2024. Dengan begitu, harga beras yang naik karena kelangkaan bisa dapat turun dan berada di angka normal.
Arief menyampaikan akan memastikan distribusi beras di pasar modern dan tradisional tak terkendala. Dia akan berkoordinasi dengan peritel terkait kenaikan harga beras akibat terjadi kelangkaan.
Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait Wakil Presiden (Wapres) RI ke-10 Jusuf Kalla (JK) yang menilai luar biasa soal film dokumenter Dirty Vote. Film ini diketahui mengungkap sejumlah dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
Lalu, terkait dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang menyebut film Dirty Vote tersebut merupakan fitnah. Menurut Wapres ke-12 ini, apa yang disampaikannya itu harus bisa menunjukkan data atau bukti dari apa yang dikatakannya.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Senin 12 Februari 2024:
1. Alasan Pacar Tamara Tyasmara Tenggelamkan Dante hingga 12 Kali, Karena Ada Lifeguard
Pembunuhan berencama yang dilakukan Yudha Arfandi (YA) terhadap Dante Khalif Pramudiyo atau Dante (6) anak Tamara Tyasmara akhirnya terungkap.
Berdasarkan hasil analisa CCTV, YA terlihat berkali-kali menenggelamkan Dante di kolam renang.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, total Dante ditenggelamkan sebanyak 12 kali dengan durasi waktu yang bervariasi.
Hal ini diduga dilakukan tersangka untuk mengecoh pengawasan lifeguard atau penjaga kolam renang.
"Analisis rekaman video ada indikasi bahwa ketika waktunya pendek dibenamkan kepalanya itu karena ada si situ lifeguard yang ikut melihat di situlah sebentar," kata Wira saat jumpa pers, Senin 12 Februari 2024.
Â
Advertisement
2. Bapanas Tegaskan Kelangkaan Beras Bukan Karena Bantuan Pangan
Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menegaskan kelangkaan beras di ritel bukan disebabkan karena bantuan pangan yang disebar Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut dia, penyaluran bantuan pangan tak menganggu pasokan beras ke pasar-pasar ritel.
"Bansos itu enggak ada kaitannya sama harga (beras). Tapi ini negara hadir, itu bukan bansos tapi bantuan pangan saya koreksi ya. Bantuan pangan beras pemerintah memang ditiadakan selama 8-14 Februari untuk penghormatan kepada Pemilu yang dijalankan tahun ini. Bansos pangan itu enggak mempengaruhi itu (kelangkaan beras)," ucap Arief usai rapat bersama Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 12 Februari 2024.
Dia menargetkan pasokan beras dapat kembali melimpah pada Maret 2024. Dengan begitu, harga beras yang naik karena kelangkaan bisa dapat turun dan berada di angka normal.
"Khusus beras kita harap bulan Maret 2024 ini produksi kita sesuai KSA BPS itu di atas 3,5 juta ton. Kita harapkan bulan Maret harga beras bisa lebih turun sedikit," ujarnya.
Â
3. JK soal Film Dirty Vote: Ini Masih Ringan
Wakil Presiden (Wapres) RI ke-10 Jusuf Kalla (JK) menilai luar biasa soal film dokumenter Dirty Vote. Film ini diketahui mengungkap sejumlah dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
"Tapi semuanya kebenaran kan lengkap dengan foto, lengkap dengan kesaksian. Tapi bagi saya, saya kira ini Dirty Vote, film ini tidak, masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu. Masih tidak semuanya mungkin baru 25 persen, karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah kejadian di kampung-kampung, kejadian bagaimana bansos diterima orang bagaimana datang petugas-petugas mempengaruhi orang," kata JK di kediamannya, Senin 12 Februari 2024.
"Jadi masih banyak lagi sebenarnya yang jauh lebih banyak, mungkin sutradaranya lebih sopan lah. Masih sopan, tapi bagian pihak lain masih marah apalagi kalau dibongkar semuanya. Jadi okelah bagus lah untuk meringankan kita bahwa demokrasi seperti yang selalu saya katakan, Pemilu yang kotor akan hasilnya menyebabkan pemilih yang tidak sempurna," sambungnya.
Â
Advertisement