Sukses

El Nino Berimbas Terhadap Pangan, FAO: Diversifikasi Pangan Harus Dijalankan

Diversifikasi pangan diperlukan untuk mengimbangi pergantian pada konsumsi beras dengan bahan pangan lainnya.

 

Liputan6.com, Jakarta - El Nino telah memberikan dampak terhadap pangan di Indonesia dan telah menjadi perhatian Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia. Hal itu disampaikan Assistant FAO - Representative for Programme of FAO Indonesia, Ageng Setiawan Herianto, usai mengikuti kegiatan International Conference Food Youth in Agriculture (ICYA), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ageng mengatakan, perubahan iklim El Nino perlu dilakukan antisipasi untuk tidak menjadi masalah besar. FAO Indonesia bersama dengan Kementan berusaha membangun early warning system.

“Kita ingin membangun bagian digital agriculture. Kalau tidak ditangani dengan baik akan terjadi dampak yang cukup signifikan,” ujar Ageng saat ditemui Liputan6.com, Jumat (23/2/2024).

Ageng menjelaskan, saat ini Indonesia belum melakukan panen besar sehingga terjadi keterlambatan panen dampak El Nino. Menurutnya, saat ini seharusnya Indonesia sudah melakukan panen besar.

“Ini sudah agak lambat, seharusnya sudah panen sekarang ini. Ini untuk pangan,” jelas Ageng.

Bicara soal pangan, lanjut Ageng, masyarakat sudah seharusnya mengubah pola pikir soal pangan dan tidak menganggap pangan berupa makanan berat. Untuk mengubah pola tersebut, diperlukan strategi pada komoditi untuk penanganan masalah pangan.

“Tapi diversifikasi pangan harus dijalankan secara konsisten, ini yang belum,” ucap Ageng.

Diversifikasi pangan diperlukan untuk mengimbangi pergantian pada konsumsi beras dengan bahan pangan lainnya. Untuk itu perlu diversifikasi penanganan pangan yang serius di Indonesia.

“Eraly warning system ini berdasarkan digital, teknologi. Kan kita punya series data. Maka series data dibuat modeling maka akan ketahuan, kita akan menderita apa,” terang Ageng.

 

2 dari 2 halaman

Verifikasi Pangan Antisipasi Dampak Elnino

Ageng mengungkapkan, adanya verifikasi pangan yang serius dari pemerintah, dapat mengantisipasi dampak El Nino terhadap pangan. Saat ini, FAO Indonesia sedang melakukan pembicaraan terhadap verifikasi pangan terkait El Nino.

“Makin ke depan nanti persoalan perubahan iklim tidak bisa kita hindari lagi,” ungkap Ageng.

Saat disinggung soal dorongan peralihan beras ke gandum, FAO Indonesia berusaha mendorong hal tersebut. FAO Indonesia mendorong agrifood system yang analisanya saat ini bergerak berlawanan.

“Kalau yang konvensional itu hanya produksinya berapa, kalau dengan agrifood system itu kita bicara konsumsi berapa untuk healthy nutrition. Kalau konsumsi begini, produksinya harus begini. Jadi di balik kalau dengan agrifood system,” pungkas Ageng. (Dicky Agung Prihanto)