Sukses

Menaker: Hubungan Indonesia dan Kuwait Jadi Momentum Penting Sikapi Isu Global

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Kuwait menjadi momentum penting dalam membahas isu-isu global di forum regional maupun multilateral.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Kuwait menjadi momentum penting dalam membahas isu-isu global di forum regional maupun multilateral. Dirinya menyebut, isu global itu seperti kemerdekaan Palestina, perdamaian dan keamanan, serta pembangunan sosial ekonomi.

“Untuk menyikapi isu global, dua mekanisme bilateral telah dibentuk di kedua negara, yaitu Komisi Gabungan Menteri dan Komisi Perdagangan Gabungan di tingkat pejabat senior," katanya.

"Sedangkan dalam bidang ketenagakerjaan, Indonesia dan Kuwait telah merealisasikan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai penempatan pekerja migran Indonesia yang telah ditandatangani sejak tahun 1996," jelas Ida.

Ia juga menyebut bahwa saat ini Kuwait sudah menjadi rumah bagi lebih dari 6.100 Warga Negara Indonesia (WNI). Di mana ada sekitar 2.850 pekerja migran Indonesia yang bekerja pada sektor perminyakan, kesehatan, dan perhotelan.

“Saya berharap ke depannya akan semakin banyak pekerja migran Indonesia yang profesional dan terampil bekerja di Kuwait,” sebut Ida.

"Pengembangan kerja sama antara Indonesia dan Kuwait, khususnya di bidang ketenagakerjaan harus terus dilakukan dengan baik sehingga penempatan pekerja migran ke Kuwait dapat berjalan lancar,” jelasnya.

2 dari 2 halaman

Peluang Tenaga Kesehatan di Kuwait

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah membahas perkembangan kerja sama penempatan tenaga kesehatan besama Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Lena Maryana Mukti. Pembahasan itu pun berfokus seputar rencana kerja sama antara Indonesia dan Kuwait terkait penempatan Pekerja Migran Indonesia pada sektor kesehatan.

"Pada sektor kesehatan, peluang kerja untuk tenaga kesehatan di Kuwait cukup terbuka. Saat ini Kuwait membutuhkan tenaga perawat sebanyak 2.500 hingga tahun 2024," ujar Ida.

Dirinya pun menyebut bahwa Kementerian Kesehatan Negara Kuwait pernah mengusulkan untuk merekrut Pekerja Migran Indonesia sektor kesehatan melalui skema G to G dan berdasarkan hasil kesepakatan.

"Adapun BP2MI menjadi lembaga sentral kerja sama di bidang penempatan Pekerja Migran Indonesia sektor kesehatan dengan Kementerian Kesehatan Kuwait," sebut Ida.

 

(*)