Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Ahmad Khoirul Umam meyakini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah berhitung dengan matang saat menarik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke dalam kabinetnya. Menurut analisisnya, Jokowi bakal soft landing mengakhiri masa jabatannya sebagai kepala negara.
"Adapun keuntungan untuk Jokowi dengan memasukkan AHY adalah, bisa memastikan Demokrat ikut bekerja optimal untuk menjamin Jokowi bisa soft-landing di akhir pemerintahannya," kata Umam dalam keterangan diterima, seperti dikutip Minggu (25/2/2024).
Baca Juga
Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina ini menambahkan, dengan kata lain, hadirnya Demokrat bisa menghadirkan proteksi politik untuk mengantisipasi potensi turbulensi di fase akhir pemerintahan Jokowi, terutama jika akhirnya PDIP mulai menyalakan mesin politik bercorak oposisi.
Advertisement
"Karena itu, rekrutmen Demokrat ini merupakan langkah strategis yang jitu oleh Jokowi, sekaligus untuk menciptakan landasan yang lebih kokoh bagi transisi kekuasaan ke kepemimpinan yang lebih smooth," tutur Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) ini.
Meskipun hanya menjabat delapan bulan, Umam menyebut AHY akan bisa mendapatkan double portofolio di pemerintahan pada 2024 ini. Pertama sebagai Menteri Agararia Tata Ruang (ATR) dan pada Oktober 2024 nanti akan menjadi menteri baru di kabinet Prabowo-Gibran jika dinyatakan menang secara sah oleh KPU.
"Semua cibiran tentang stempel AHY 'tidak berpengalaman' yang selama ini disematkan kepada AHY akan terhapuskan. Bahkan, posisi AHY menggantikan posisi Hadi Tjahjanto yang seorang Jenderal Bintang Empat dan juga mantan Panglima TNI juga menghapus stereotype yang selama ini membayangi AHY sebagai pensiunan Mayor TNI," kata Umam.
"Jadi, pelantikan AHY sebagai menteri adalah akselarasi pasca keputusannya masuk ke dunia politik," tandas Umam.
AHY Langsung Diminta Dampingi Jokowi Resmikan Bendungan Lolak Usai Jadi Menteri ATR
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) langsung mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat, (23/2/2024) besok.
"Saya mendapatkan undangan untuk menghadiri peresmian Bendungan Lolak, itu di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, jaraknya dari Manado sekitar lima jam jalan darat," kata AHY kepada awak media, Kamis, (22/2/2024).
Selain mendampingi Jokowi, AHY juga akan menyerahkan beberapa sertifikat sembari mendengarkan masukan langsung dari masyarakat.
"Saya juga merencanakan untuk menyerahkan sertifikat ya. Kita upayakan menyerahkan sertifikat. Mumpung lagi di sana tentu ada yang bisa segera kita serahkan sehingga saya juga bisa berdialog dengan masyarakat," kata dia.
"Sambil terus belanja masalah apa lagi yang kira-kira bisa kita lakukan dari pusat dan tentunya turunannya di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota. Kira-kira itu," tambahnya.
AHY juga mengatakan ingin meninjau langsung kantor-kantor Kementerian ATR/BPN yang ada di daerah. Hal itu dilakukan untuk memastikan pelayanan persoalan pertahanan di daerah terlayani dengan baik.
"Ini juga mungkin menjadi perjalanan dinas pertama saya sebagai Menteri ATR. Jadi pasti ada harapan saya untuk melihat secara langsung, karena kita punya struktur di provinsi, di tingkat kabupaten kota. Kalau bisa nanti pertama mengunjungi salah satu kantor yang melayani urusan pertanahan bagi masyarakat di sana," jelasnya.
Advertisement
Demokrat Sebut Tidak Ada Komunikasi SBY-Jokowi Sebelum AHY Dilantik Jadi Menteri ATR/BPN
Partai Demokrat memastikan tidak ada komunikasi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait pengangkatan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi menteri.
AHY resmi dilantik Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), pada Rabu (21/2/2024) siang.
"Enggak, enggak (ada komunikasi SBY dan Jokowi). Dan komunikasi dengan Pak Jokowi yang di Jogja itu tidak membahas sama sekali mengenai kabinet, tidak membahas mengenai posisi kami. Kami lebih banyak pada tukar pandangan tentang persoalan-persoalan bangsa, tentang pemilu dan sebagainya," kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Malarangeng kepada wartawan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
"Mungkin pada saat itu Pak Jokowi ingin mendengarkan pandangan-pandangan Mas AHY dan mungkin cocok," tambahnya.
Namun, komunikasi itu justru disebutnya dilakukan secara langsung antara eks Wali Kota Solo tersebut dengan Ketua Umum Partai Demokrat.
Kemudian, saat ditanyakan soal pertimbangan SBY merestui anaknya menjadi pembantu Jokowi yang hanya tinggalkan menyisakan delapan bulan. Menurutnya, hal ini karena Pemilihan Umum (Pemilu) yang dianggapnya sudah selesai.
"Pemilu sudah selesai, di negara-negara demokrasi manapun ketika Pemilu kompetisi sudah selesai, sekarang kan tinggal penghitungan saja, maka ya kita bersatu lagi untuk membangun bangsa ini, dan kami mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan pemerintahan ini dan ada posisi untuk Mas AHY," ungkapnya.
"Karena Pak Hadi dilantik atau digeser posisinya jadi Menko Polhukam yang kosong karena Pak Mahfud, menghadap posisi di Menteri ATR dan ini juga ada kementerian yang sangat strategis, terutama bagi rakyat," tambahnya.