Liputan6.com, Jakarta - Jakarta di pagi hari ini, Selasa (27/2/2024), keseluruhannya diprediksi berawan, kecuali Kepulauan Seribu hujan ringan. Demikian prakiraan cuaca hari ini.
Berdasarkan laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca Jakarta siang nanti diprediksi berawan tebal, kecuali Jakarta Selatan hujan berintensitas ringan.
Baca Juga
Begitu pula pada malam hari nanti, langit seluruh Jakarta tanpa terkecuali diprakirakan BMKG bakal berawan tebal.
Advertisement
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat, cuaca pagi harinya diprediksi cerah berawan, lalu siang hingga malam nanti turun hujan dengan intensitas ringan.
Kemudian di Depok, Jawa Barat diprakirakan langit paginya cerah berawan, siang hujan berintensitas sedang, dan waspada hujan petir malam nanti. Berbeda di Kota Bogor, Jawa Barat, cuaca pagi ini diprediksi cerah berawan dan waspada hujan petir siang hingga malam hari nanti.
Jauh berbeda di Kota Tangerang, Banten, pada sepanjang hari ini diprakirakan berawan tanpa ada hujan sama sekali.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Jakarta Pusat |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Jakarta Selatan |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Timur |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Jakarta Utara |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Kepulauan Seribu |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Hujan Petir |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Hujan Petir |
 Tangerang |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem, Mulai Puting Beliung hingga Hujan Es pada Maret-April 2024
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret - April 2024.
"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu, 25 Februari 2024.
Dwikorita menyampaikan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia. Hal ini, kata dia, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.
Diterangkan Dwikorita, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.
Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.
Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Apabila kondisi atmosfer menjadi labil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.
"Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tambah Dwikorita.
Advertisement
Peningkatan Curah Hujan
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa berdasarkan monitoring yang dilakukan BMKG, terdapat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia. Di antaranya yaitu pertama, aktivitas monsun Asia yang masih dominan.
Kedua, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Samudra Hindia Bagian Timur) yang diprediksi akan memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia pada beberapa pekan ke depan.
Selanjutnya, ketiga adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian Selatan, Tengah, dan Timur. Keempat, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.
"Seluruh fenomena atmosfer tersebut berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem di berbagai wilayah di Indonesia," imbuh Dwikorita.
Imbauan BMKG
Lebih lanjut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba.
Cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.
Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan aktivitas di luar ruangan termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari/hujan seperti payung, topi, atau jas hujan.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan saat memasuki pergantian musim, potensi terjadinya angin puting beliung juga ikut meningkat.
Karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan senantiasa mengupdate informasi dan Peringatan Dini cuaca yang dikeluarkan oleh otoritas resmi BMKG.
Advertisement